Peneliti melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran Bahasa Jawa di salah satu sekolah. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa pada kegiatan pembelajaran crita cekak guru hanya menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan buku teks. Berkaitan dengan hal itu, maka diperlukan materi ajar yang berasal dari majalah, seperti kumpulan crita cekak karya Mbah Met pada majalah Djaka Lodang yang berpotensi untuk dijadikan sebagai materi ajar Bahasa Jawa. Sehubungan dengan itu, peneliti mengkajinya dengan menggunakan pendekatan stilistika. Adapun tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan gaya bahasa, citraan, dan nilai pendidikan karakter, serta relevansinya sebagai materi ajar Bahasa Jawa di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persentase tertinggi penggunaan gaya bahasa kumpulan crita cekak karya Mbah Met yaitu gaya bahasa antitesis sebesar 22.92% dan persentase terendahnya yaitu gaya bahasa asindenton dan polisindenton sebesar 1.04%. Persentase tertinggi penggunaan citraan kumpulan crita cekak karya Mbah Met yaitu citraan gerak (kinestetik) sebesar 34.23% dan persentase terendahnya yaitu citraan penciuman sebesar 1.34%. Persentase tertinggi nilai pendidikan karakter dalam kumpulan crita cekak karya Mbah Met yaitu nilai kejujuran sebesar 26% dan persentase terendahnya yaitu nilai menghargai prestasi dan gemar membaca sebesar 1%. Terkait dengan relevansinya, kumpulan crita cekak karya Mbah Met pada majalah Djaka Lodang dapat dijadikan sebagai materi ajar Bahasa Jawa di SMA pada tingkat X semester gasal.
Copyrights © 2022