Pendekatan Transit Oriented Development (TOD) pada kota-kota penyangga merupakan tantangan tersendiri. Hal tersebut berkaitan erat dengan tingkat kesulitan penataan transportasi publik yang sudah terbentuk secara tradisional selama beberapa dekade. Tentu saja konsep yang ditawarkan tidak bisa sama dengan pengembangan di area yang sudah didesain dari awal sebagai TOD modern. Paper ini mengkaji sebuah konsep pendekatan penataan TOD dalam mendorong moderenisasi transportasi publik dengan memanfaatkan secara optimal kota penyangga yang sudah terbangun dengan terus memperhatikan estitika pembentuk kota. Analisis dilakukan pada sumber-sumber sekunder (artikel, buku, dan laporan perencanaan). Fokus studi lebih banyak pada penentuan kebijakan, serta ditambah secara minor dengan perhitungan, pengukuran, dan metrik. Kota penyangga yang dipilih, adalah kota penyangga yang terbentuk secara tradisional, yaitu Kota Bogor, Kota Bekasi, dan Kota Tangerang. Hasil analisa memperlihatkan bahwa dalam Menyusun TOD pada kota penyangga tradisional harus memperhatikan penentuan strategi pengembangan kawasan TOD, kriteria teknis kawasan TOD, dan perangkat penunjang kawasan TOD. Sedangkan untuk pengembangan transportasi modern dalam mendukung TOD adalah harus memperhatikan aspek angkutan umum, Aspek keterhubungan dan konektivitas, aspek fasilitas pejalan kaki, aspek fasilitas khusus pesepeda, dan aspek peralihan moda.
Copyrights © 2023