Penelitian ini mengkaji korelasi antara pemberdayaan krama desa dan pelestarian budaya Bali. Fenomena yang menarik untuk diteliti, era globalisasi menyebabkan masuknya budaya asing cenderung berdampak pada terabaikannya budaya lokal. Nilai-nilai budaya yang bersumber pada kearifan lokal dan kebudayaan suku bangsa dengan masuknya unsur-unsur budaya asing dalam interaksi kebudayaan lintas bangsa, menyebabkan masyarakat cenderung abai terhadap nilai-nilai budaya lokal. Pada sisi lain, gaung tentang pelestarian budaya Bali dengan jargon “Ajeg Bali” telah dikumandangkan sejak lama, terlihat pada kepemimpinan (Gubernur) Bali yaitu Dewa Beratha, Mangku Pastika, dan I Wayan Koster. Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data melalui teknik dokumentasi, wawancara dan observasi langsung ke lokasi yang menjadi obyek utama penelitian yaitu di Desa Pakraman Marga yang terdiri dari Banjar Lebah, Banjar Basa, Banjar Tembau dan Banjar Beng. Disamping observasi langsung, penelitian ini juga menggunakan observasi partisipasi artinya peneliti ikut serta larut dalam aktivitas budaya di desa pakraman Marga. Hasil penelitian menunjukkan adanya dukungan aktor baik pemerinah desa dinas maupun pengurus adat terhadap upaya pemberdayaan krama dan pelestarian budaya Bali. Kemudian adanya kesadaran krama cukup dalam mengikuti aktivitas budaya seperti sebagai penari rejang, ritual keagamaan, ritual kematian, sebagai sekehe santi, dan sekehe gong.
Copyrights © 2023