Banyak istilah dalam al-Quran yang maknanya terus berkembang. Pengkaji al-Quran yang baru, akan menemukan dan memaknai ayat-ayatnya secara berbeda dengan pengkaji al-Quran sebelumnya. Ibarat mutiara, cahaya al-Quran bisa dilihat secara berbeda oleh orang yang berbeda latar belakangnya dan dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda pula. Demikian juga terma iman, islam, kufr dan ahli kitab, bisa dimaknai secara dinamis dari zaman ke zaman, sesuai konteks situasinya. Adalah Farid Esack, aktivis-penafsir dari Afrika Selatan yang memaknainya secara lebih baru dan modern, sehingga tidak lagi terjadi pembakuan dan pembekuan pemaknaan, melalui karyanya Qur’an, Liberation Pluralism. Tentu saja, siapapun boleh bersepakat dengannya dan atau boleh juga tidak bersepakat dengannya. Tapi itulah realitas al-Quran, yang selalu shalih li kulli zaman wa makan; sejalan dengan perkembangan situasi dan kondisi.
Copyrights © 2023