Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kejadian konflik etnis yang pernah terjadi di Bumi Kalimantan Tengah pada tahun 2001. Dari latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan cara-cara yang digunakan untuk meminimalisir gesekan konflik etnis di Kalimantan Tengah dengan melihat pada filosofi Huma Betang dan melihat lebih jauh pendekatan humanis yang dilakukan sehingga diperoleh hasil musyawarah mufakat untuk menerima kembali etnis yang terlibat konflik untuk hidup berdampingan kembali bersama di masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan Data menggunakan wawancara dan Dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan Miles and Huberman theory yang mencakup tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah Huma Betang sebagai filosofi menjadi patokan bagi semua masyarakat baik itu masyarakat asli dayak maupun masyarakat pendatang. Prinsip “dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung harus menjadi prinsip yang digunakan oleh semua pihak dalam hidup berdampingan dengan orang lain. Proses rekonsiliasi yang terjadi pasca konflik menjadi salah satu cara yang baik dalam menyelsaikan permasalahan.
Copyrights © 2022