Open Access DRIVERset
Vol. 1 No. 2 (2022): Kecerdasan emosi dengan perilaku agresi remaja

Komunikasi Terapeutik Motif dan makna sukarelawan sebagai pelaku komunikasi terapeutik: Studi fenomenologi mengenai motif sukarelawan sebagai pelaku komunikasi terapeutik melalui metode kasih sayang di Yayasan Penyandang Disabilitas Mental Mentari Hati Tasikmalaya

Nadia Ushfuri Amini (Universitas Bhakti Kencana)



Article Info

Publish Date
29 Dec 2022

Abstract

Background: The Mentari Hati Tasikmalaya Foundation is a social rehabilitation center that accommodates and treats people with mental disabilities or people with mental disorders from the streets with the 'Compassion' method and humanizes humans. This foundation was established because of Dadang Heryadi's concern for the many people with mental disorders on the streets. The phenomenon about the Mentari Hati Foundation and therapeutic communication through the 'Love' method is carried out by volunteers in treating patients with mental disabilities, where volunteers carry out social actions sincerely and selflessly, volunteers treat mental patients like normal people and consider patients as their own family. Purpose: Assessing the motives of volunteers and the meaning of the experience they have when carrying out therapeutic communication through the 'Affection Method' Methods: In analyzing these problems, Alfred Schutz's phenomenological theory, social action theory, social construction theory, Fundamental Interpersonal Relations Orientations (FIRO) theory, motivation theory and empathy theory are used. The research methodology uses a constructivism paradigm with phenomenological research methods and a qualitative research approach. The research location was conducted at the Mentari Hati Foundation, research informants were selected purposively by taking 3 (three) key informants and 3 (three) supporting informants. Results: Each informant has a different opinion regarding therapeutic communication through the 'Love' method at the Mentari Hati Foundation. The motives of the volunteers consist of in order to motive and because motive. Conclusion: The meaning of being a volunteer is social, spiritual, affection and empathy.   Pendahuluan: Yayasan Mentari Hati Tasikmalaya merupakan sebuah panti rehabilitasi sosial yang menampung dan mengobati penyandang disabilitas mental atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dari jalanan dengan metode ‘Kasih Sayang’ dan memanusiakan manusia. Yayasan ini didirikan karena kepedulian Dadang Heryadi yang prihatin dengan banyaknya orang dengan gangguan jiwa di jalanan. Fenomena tentang Yayasan Mentari Hati dan komunikasi terapeutik melalui metode ‘Kasih Sayang’ dilakukan oleh para sukarelawan dalam mengobati pasien disabilitas mental, dimana sukarelawan melakukan tindakan sosial dengan ikhlas dan tanpa pamrih, sukarelawan memperlakukan pasien gangguan jiwa seperti orang normal dan menganggap pasien sebagai keluarganya sendiri. Tujuan: Mengkaji motif yang dimiliki sukarelawan dan pemaknaan terhadap pengalaman yang dimiliki ketika melakukan komunikasi terapeutik melalui ‘Metode Kasih Sayang’ Metode: Dalam menganalisa permasalahan tersebut maka digunakan teori fenomenologi Alfred Schutz, teori tindakan sosial, teori konstruksi sosial, teori Fundamental Interpersonal Relations Orientations (FIRO), teori motivasi dan teori empati. Metodologi penelitian ini menggunakan paradigma konstrutivisme dengan metode penelitian fenomenologi dan pendekatan penelitian kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Yayasan Mentari Hati, informan penelitian dipilih secara purposive dengan mengambil 3 (tiga) key informant dan 3 (tiga) informan pendukung. Hasil:  Tiap-tiap informan memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai komunikasi terapeutik melalui metode ‘Kasih Sayang’ di Yayasan Mentari Hati. Adapun motif yang dimiliki sukarelawan terdiri dari in order to motive dan because motive. Simpulan: Makna dimiliki sukarelawan adalah makna sosial, spiritual, kasih sayang dan empati.

Copyrights © 2022