cover
Contact Name
Safni Elivia
Contact Email
safni@iphorr.com
Phone
+6282282204653
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Open Access DRIVERset
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Hubungan beban kerja dengan stress kerja pada pekerja lapangan Andi Rahmadi; Rahma Elliya; Prima Dian Furqoni
JOURNAL OF Mental Health Concerns Vol. 1 No. 1 (2022): Alternatif terapi untuk menurunkan gejala depresi pada lansia
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mhc.v1i1.118

Abstract

Physical workload and chronic psychosocial stress among sugar cane plantation workers Background : The effect of work stress on workers has an influence on the professionalism of workers. Based on the results of the pre-survey research dated 1-15 August 2019 from 20 workers at PT. Indolampung Perkasa Gedung Meneng District, Tulang Bawang Regency, it is known that as many as 18 (90%) expressed insomnia, anxiety, irritability, out of 20 (100%) respondents revealed that they often worked beyond the hours specified at the start of planting or during harvest and things it is not adjusted for the compensation received. Objectives: The relationship between workload and work stress on field workers at PT. Indolampung Perkasa Gedung Meneng District Tulang Bawang Regency in 2019. Research Methods: Type of quantitative research, cross sectional design. The population of this study was 250 respondents with a sample of 154, when the study was conducted in July 2019. Primary data collection, directly to respondents. Univariate data analysis using frequency distribution and bivariate using chi square analysis. Results: It is known that 97 (63.0%) respondents did not experience work stress, 98 (66.2%) respondents had light workloads. There is a relationship between workload and work stress events in field workers in Division III and IV of PT. Indolampung Perkasa Gedung Meneng District Tulang Bawang Regency in 2019 (p-value = 0.001 OR 3,434). Conclusion: There is a relationship between workload and work stress events in field workers in Division III and IV of PT. Indolampung Perkasa Gedung Meneng District Tulang Bawang Regency in 2019. Suggestions Provide activities / events such as religious spiritual splash, training seminars on emotional and spiritual intelligence and Provide activities such as recreation for employees and families. Keywords: Work Stress, Workload, Field Workers Latar Belakang: Pengaruh stress kerja pada pekerja memiliki pengaruh terhadap profesionalitas pekerja. Berdasarkan hasil pra survey penelitian tanggal 1-15 Agustus 2019 dari 20 pekerja di PT. Indolampung Perkasa Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang, diketahui bahwa sebanyak 18 (90%) mengungkapkan susah tidur, gelisah, mudah marah, dari 20 (100%) responden mengungkapkan bahwa sering bekerja melebihi jam yang di tentukan saat dimulai penanaman maupun saat panen dan hal tersebut tidak disesuaikan dengan imbalan yang diterima. Tujuan: Diketahui hubungan beban kerja dengan stress kerja pada pekerja lapangan di PT. Indolampung Perkasa Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang tahun 2019. Metode: Jenis penelitian kuantitatif, rancangan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah 250 responden dengan sampel 154, waktu penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli 2019. Pengumpulan data secara primer, langsung kepada responden. Analisis data  secara univariat  menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan analisi chi square. Hasil: Diketahui bahwa sebanyak 97 (63,0%) responden tidak mengalami stres kerja, sebanyak 98 (66,2%) responden memiliki beban kerja ringan. Ada hubungan antara beban kerja dengan kejadian stres kerja pada pekerja lapangan di Divisi III dan IV PT. Indolampung Perkasa Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang tahun 2019 ( p-value = 0,001 OR 3,434) Simpulan: Ada hubungan antara beban kerja dengan kejadian stres kerja pada pekerja lapangan di Divisi III dan IV PT. Indolampung Perkasa Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang tahun 2019. saran Memberikan kegiatan / acara seperti  siraman rohani keagamaan, seminar pelatihan tentang kecerdasan emosi dan spiritual dan Memberikan kegiatan seperti rekreasi bagi karyawan dan keluarga
Hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan pasien Imam Farid Farian Husada; Andoko Andoko; Rahma Elliya
JOURNAL OF Mental Health Concerns Vol. 1 No. 1 (2022): Alternatif terapi untuk menurunkan gejala depresi pada lansia
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mhc.v1i1.119

Abstract

Pendahuluan :Kecemasan dapat menimbulkan beberapa gangguan psikologis antara lain bibir terasa kering, merasa kesulitan bernafas, merasa dalam suasana yang tidak nyaman, berkeringat meskipun cuaca tidak panas, jantung bedebar-debar, merasa sulit menelan, gemetar dan ketakutan. Apabila gangguan yang terjadi tidak diatasi dapat berpengaruh dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat dari perawat kepada pasien, Berdasarkan hasil prasurvey di RSUD Ahmad Yani Kota Metro Pada Bulan Maret 2019, dari 10 pasien pre operasi, 7 pasien mengatakan jantungnya berdebar-debar, merasa pusing, mengalami keringat dingin, dan tremor, sedangkan 3 pasien tidak mengalami gejala tersebut, hal ini menunjukan bahwa tingkat kecemasan pada pasien pre operasi masih relative tinggi. Tujuan : dalam penelitian ini adalah diketahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di RSUD Ahmad Yani Kota Metro Tahun 2019. Metode :Jenis penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian ini menggunakan analitik, dengan pendekatan cross sectional.Populasi dalam penelitian ini adalah pasien pre operasi RSUD Ahmad Yani Kota Metro Tahun 2019 dengan rata-rata 34 pasien perbulan, Sampel sejumlah 34 responden. Teknik sampling yang digunakan Accidental Sampling.Analisa data menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat. Hasil :Diketahui bahwa di RSUD Ahmad Yani Kota Metro Tahun 2019, sebagian perawat mempuyai komunikasi terapeutik tidak baik berjumlah 19 responden (55,9%), dansebagian besar pasien pre operasi mengalami kecemasan yang berjumlah 23 responden (67,6%).Berdasarkan hasil uji statistik, didapatkan p-value 0,007 atau p-value < nilai α (0,05) yang artinya terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik terhadap kecemasan pasien pre operasi Di RSUD Ahmad Yani Kota Metro Tahun 2019 dengan nilai OR : 2,168.Diharapkan kepada pihak RSUD Ahmad Yani Kota Metro untuk dapat meningkatkan dalam memberikan pelatihan kepada seluruh tenaga keperawatan tentang komunikasi teraputik yang baik dan benar.
Pemberian terapi soft music dengan penurunan gejala depresi pada lansia Ni Wayan Sukesni Mayasari; Dessy Hermawan
JOURNAL OF Mental Health Concerns Vol. 1 No. 1 (2022): Alternatif terapi untuk menurunkan gejala depresi pada lansia
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mhc.v1i1.145

Abstract

Pendahuluan: Kota Bandar Lampung menurut Dinas Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2016 adalah 118.316 orang. Jumlah lansia pria sebanyak 43 orang, lansia wanita sebanyak 42 orang dengan total pasien lanjut usia di panti sosial lanjut usia tresna werda sebanyak 85 orang, dan 26 diantaranya penghuni asrama melati, kenanga, cempaka, anggrek bulan, nusa indah, dahlia, AWF menunjukan gejala depresi, dengan ciri kehilangan semangat, kehilangan waktu tidur, dan perasaan tidak berguna hingga perasaan bosan Tujuan: Diketahui pengaruh pemberian terapi soft music dengan penurunan depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werda Natar Lampung Selatan Tahun 2019. Metode: Jenis penelitian ini adalah Kuantitatif. Desain penelitian ini Quasi Eksperimental dengan pendekatan one group pretest – posttest design Populasi dan sampel yang akan diambil adalah sebanyak 26 orang, pengambilan sampel pada penelitian adalah purposive sampling Uji statistik menggunakan uji t-tes. Hasil : Rata-rata gejala depresi sebelum dilakukan pemberian terapi Soft Music Pada Lansia Di PSLU Tresna Werda 2019 dengan nilai rata-rata gejala kecemasan 17,65 dengan standar deviasi 2,153, setelah diberi intervensi dengan nilai rata-rata gejala kecemasan 10,77 dengan standar deviasi 3,076. Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value = 0,00 (< 0,05). Simpulan :Terdapat pengaruh pemberian terapi soft music dengan penurunan gejala depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werda Natar Lampung Selatan Tahun 2019. Diharapkan untuk pengasuh lansia yang tinggal di panti sosial lanjut usia tresna werda dapat memasukan terapi soft musicini kedalam jadwal kegiatan harian, selanjut bagi lansia diharapkan dapat ikut serta dlama seluruh kegiatan yang dilakukan dipanti.
Pengaruh pemberian prenatal yoga dengan tingkat cemas ibu hamil menghadapi persalinan Rischa Laura Agus Miana; Nita Evrianasari; Anggraini Anggraini
JOURNAL OF Mental Health Concerns Vol. 1 No. 1 (2022): Alternatif terapi untuk menurunkan gejala depresi pada lansia
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mhc.v1i1.146

Abstract

Effects of yoga relaxation on anxiety levels among pregnant women on the preparation and delivery Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) are one indicator of health development in the 2015-2019 RPJMN and SDGs. The maternal mortality rate has increased again to 359 per 100,000 live births. For IMR it can be said that the decline on the track (continues to decline) and in the 2012 IDHS shows 32 / 1,000 KH (2012 IDHS). And in 2015, based on 2015 SUPAS data both AKI and AKB showed a decrease (AKI 305 / 100,000 KH; AKB 22.23 / 1000 KH) From 64 respondents obtained 10.9% experienced mild anxiety, 70.3 % moderate anxiety, and 18.8% severe anxiety. The purpose of this study is to know the effect of giving prenatal yoga to the level of anxiety of pregnant women facing friendship at Balai Krakatau Langkapura Clinic in Bandar Lampung City in 2019.Quantitative research type, research design Quasy Experiment with the posttes only control group approach. The population was 44 respondents and a sample of 32 respondents by division, 16 respondents in the intervention group, and 16 respondents in the control group, a purposive sampling technique alongside data analysis using univariate and bivariate, with a statistical t-test.The average anxiety in the prenatal yoga group with a mean of 26.81 and a standard deviation of 4.833 with the lowest anxiety score 21 and the highest anxiety 38, and in the group not given prenatal yoga with a mean of 42.88 standard deviations of 5.818, with a score of lowest anxiety 30 and the highest anxiety 52. ​​Statistical test t-test results obtained p-value = 0.000 <0.05 which means that there is an influence of giving prenatal yoga with anxiety levels in pregnant women facing relationship. Suggestions for midwives at the Krakatau Clinic to partner with psychology to see the anxious events in TM III pregnant women who will undergo childbirth, to provide counseling or actions that can reduce anxiety in the mother. Keywords: yoga relaxation; anxiety levels; pregnant women; preparation and delivery  Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-2019 dan SDGs. Angka Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk AKB dapat dikatakan penurunan on the track (terus menurun) dan pada SDKI 2012 menunjukan angka 32/1.000 KH  Dan pada tahun 2015, berdasarkan data SUPAS 2015 baik AKI maupun AKB menunjukan penurunan (AKI 305/ 100.000 KH; AKB 22,23/ 1000 KH) (Direktorat Kesehatam Keluarga, 2016) Dari 64 responden diperoleh 10.9% mengalami kecemasan ringan, 70,3% kecemasan sedang, dan 18,8% kecemasan berat. Tujuan penelitian diketahui pengaruh pemberian prenatal yoga dengan tingkat cemas ibu hamil menghadapi persalianan di Klinik Balai Krakatau Langkapura Kota Bandar Lampung Tahun 2019.Jenis penelitian kuantitatif, Rancangan  penelitian Quasy Eksperiment dengan pendekatan posttes only control grup. Populasi sebanyak 44 responden dan sampel 32 responden dengan pembagian, 16 responden kelompok intervensi, dan 16 responden kelompok kontrol, teknik sampling purposive samping analisa data menggunakan univariat dan bivariate, dengan uji statistik t-tes.Rata-rata kecemasan pada kelompok prenatal yoga dengan mean sebesar 26,81 dan standar deviasi 4,833 dengan skor kecemasan terendah 21 dan kecemasan tertinggi 38, dan pada kelompok yang tidak diberi yoga prenatal dengan mean sebesar 42,88 standar deviasi 5,818, dengan skor kecemasan terendah 30 dan kecemasan tertinggi 52. Uji statistic t-test didapat hasil p-value = 0.000<0.05 yang artinya terdapat pengaruh pemberian prenatal  yoga dengan tingkat cemas pada ibu hamil menghadapi persalianan. Saran bagi bidan di Klinik Krakatau untuk bermitra dengan psikologi untuk melihat kejadian cemas pada ibu hamil TM III yang akan menjalani persalinan, untuk memberikan penyuluhan atau tindakan yang dapat mengurangi kecemasan pada ibu.
Dukungan keluarga dan kemandirian pasien dengan gangguan jiwa yang menjalani perawatan di Yayasan Aulia Rahma Teguh Pribadi; Sumartono Sumartono
JOURNAL OF Mental Health Concerns Vol. 1 No. 1 (2022): Alternatif terapi untuk menurunkan gejala depresi pada lansia
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mhc.v1i1.251

Abstract

Background: Mental health or mental health is a state of complete physical, mental and social well-being, and not only free from disease, disability, and infirmity, which enables a person to live productively, both socially and economically. Data from the Lampung Provincial Hospital in 2021, the number of patients with Mental Disorders with mental disorders was 20,416 patients and 15,578 people (77.3 percent) had mental disorders and the total number of patients was the number of patients in the category of 10 cases or the most types of diseases being treated. at the Regional Hospital of Province Lampung. Purpose: To know relationship between family support and independence behavior among patients with mental disorders at Yayasan Aulia Rahma. Method: This type of research is quantitative, analytical design with a cross-sectional approach. The population in this study were all families of mental patients who underwent treatment at the yayasan Aulia Rahma on November 2020. The sampling technique used accidental sampling, where 46 respondents were obtained when the family came to visiting, and a questionnaire would be given. The family support instrument uses a questionnaire of 20 statements. Meanwhile, to see the patient's independence by using the observation sheet after the patient underwent 60 days of treatment and his condition had recovered, which was accompanied by regularity in taking medication and activities and being able to control symptoms. The independence observed included 10 items, such as self-care initiatives, independence in tidying and cleaning the correct bed, and cleanliness of the room and its environment. Data analysis using chi-square test. Results: Family support was obtained in the majority of mental patients with mental disorders in the low support category of 72.0 percent. The level of independence of patients with mental disorders is still at a low level at 67.3 percent. Conclusion: There is a relationship between family support and the independence of mental patients with mental disorders (p-value = 0.003 < 0.05). Suggestion: The management of the foundation to socialize the form of support to the patient's family to always provide support, so that the patient can recover quickly and learn independently so that he can be immediately discharged. Keywords: Family Support; Independence; Patients; Mental disorders. Pendahuluan: Kesehatan mental atau kesehatan jiwa merupakan keadaan sejahtera yang lengkap dari fisik, mental dan sosial, dan bukan hanya bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan, yang memungkinkan seseorang hidup produktif, baik secara sosial, maupun ekonomis. Data RSJ Provinsi Lampung tahun 2021 jumlah penderita dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)  gangguan jiwa sebesar 20.416 pasien dan sebesar 15.578 orang (77,3 persen) mengalami gangguan jiwa dan total pasien tersebut merupakan jumlah pasien yang masuk kategori 10 kasus atau jenis penyakit terbanyak yang ditangani di RSJ Daerah provinsi Lampung. Tujuan: Diketahui hubungan dukungan keluarga dan kemandirian pasien dengan gangguan jiwa yang menjalani perawatan di Yayasan Aulia Rahma Metode: Jenis penelitian kuantitatif, desain analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga pasien gangguan jiwa yang menjalani perawatan di Yayasan Aulia Rahma di bulan November 2020. Teknik sampling menggunakan accidental sampling didapatkan sebanyak 46 responden dimana saat keluarga datang berkunjung maka akan diberikan kuesioner. Instrumen dukungan keluarga menggunakan kuesioner sebanyak 20 pernyataan. Sedangkan untuk melihat kemandirian pasien dengan menggunakan lembar observasi setelah pasien menjalani 60 hari perawatan dan kondisinya sudah pulih, yang disertai keteraturan makan obat dan aktivitas serta mampu mengendalikan gejala. Kemandirian yang di observasi meliputi 10 item, seperti inisiatif perawatan diri, kemandirian dalam merapikan dan membersihkan tempat tidur yang benar serta kebersihan kamar dan lingkungannya. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil: Didapat dukungan keluarga pada pasien jiwa gangguan jiwa mayoritas pada kategori dukungan rendah sebesar 72.0 persen. Tingkat kemandirian pasien gangguan jiwa  masih dalam tingkat rendah pada sebesar 67.3 persen. Simpulan: Ada hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian pasien jiwa gangguan jiwa (p value = 0,003 < 0,05). Saran: Manajemen yayasan untuk mensosialisasikan bentuk dukungan kepada keluarga pasien untuk selalu memberikan dukungannya, sehingga pasien dapat segera pulih dan belajar mandiri sehingga dapat segera dipulangkan.
Efektifitas logoterapi dengan media seni menggambar terhadap penurunan depresi pada lansia Nur Rakhmanto Heryana; Umar Yusuf; Suhana Suhana
JOURNAL OF Mental Health Concerns Vol. 1 No. 2 (2022): Kecerdasan emosi dengan perilaku agresi remaja
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mhc.v1i2.292

Abstract

Background: During their old age, an elderly person will experience a slow and gradual decline. Setbacks that occur can be physical and psychological setbacks. The bad impact is that he will be isolated, not developing, and the opportunity to actualize himself will be smaller. Nearly 15 percent of the population aged over 65 years are prone to depression. Purpose: This study aims to test the effectiveness of logotherapy with the medium of drawing to find the meaning of life and reduce depression in the elderly at the Budi Pertiwi Wredha Nursing Home, Bandung. Method: This study uses a single subject design method with an A-B-A design. The participants in this study were 2 elderly people who lived at the Budi Pertiwi Wredha Home, female, aged over 60 years and showed a level of depression obtained with a BDI-II score. The level of depression was obtained using the Indonesian language version of the BDI-II measuring instrument which has 21 valid items. an internal validity test was performed and all questions were positively correlated with depression scores (range r= 0.344-0.845; p= 0.000-0.024). The reliability test for all questions gives a Cronbach alpha value of 0.721. Results: This study used 2 participants, female sex, aged over 65 years and showing symptoms of depression, living daily at the Wredha Home, and still able to communicate fluently. Conclusion: logotherapy with the art of drawing is quite effective in reducing the level of depression in the elderly at the Budi Pertiwi Wredha Nursing Home, Bandung. Indicated by a decrease in the level of depression from a high level of depression to a moderate level of depression.   Pendahuluan: Dalam menjalani masa tuanya seorang lansia akan mengalami kemunduran secara perlahan dan bertahap. Kemunduran yang terjadi bisa berupa kemunduran fisik dan psikologis. Dampak buruknya ia akan terisolir, tidak berkembang, dan kesempatan mengaktualisasikan dirinya semakin kecil. Hampir 15 persen dari jumlah penduduk berusia di atas 65 tahun rentan mengalami depresi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas logoterapi dengan media seni menggambar untuk menemukan makna hidup dan menurunkan depresi pada lansia di Panti Wredha Budi Pertiwi Bandung. Metode: Penelitian ini menggunakan metode single subject design dengan desain A-B-A. Partisipan dalam penelitian ini adalah 2 orang lansia yang tinggal di Panti Wredha Budi Pertiwi, berjenis kelamin perempuan, berusia di atas 60 tahun dan menunjukkan tingkat depresi yang diperoleh dengan skor BDI-II. Tingkat depresi diperoleh dengan menggunakan alat ukur BDI-II versi bahasa Indonesia yang memiliki 21 item valid. dilakukan uji validitas internal dan didapatkan semua butir pertanyaan berkorelasi positif dengan skor depresi (rentang r= 0,344-0,845; p= 0,000- 0,024). Uji reliabilitas untuk semua butir pertanyaan memberikan nilai alpha Cronbach sebesar 0,721. Hasil: Penelitian ini menggunakan 2 orang partisipan, berjenis kelamin perempuan, berusia di atas 65 tahun dan menunjukkan gejala depresi, menetap sehari-hari di Panti Wredha, serta masih dapat diajak berkomunikasi dengan lancar. Simpulan: logotherapy dengan media seni menggambar cukup effective menurunkan tingkat depresi pada lansia di Panti Wredha Budi Pertiwi Bandung. Ditunjukkan dengan menurunnya tingkat depresi dari tingkat depresi tinggi ke tingkat depresi sedang.
Komunikasi Terapeutik Motif dan makna sukarelawan sebagai pelaku komunikasi terapeutik: Studi fenomenologi mengenai motif sukarelawan sebagai pelaku komunikasi terapeutik melalui metode kasih sayang di Yayasan Penyandang Disabilitas Mental Mentari Hati Tasikmalaya Nadia Ushfuri Amini
JOURNAL OF Mental Health Concerns Vol. 1 No. 2 (2022): Kecerdasan emosi dengan perilaku agresi remaja
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mhc.v1i2.293

Abstract

Background: The Mentari Hati Tasikmalaya Foundation is a social rehabilitation center that accommodates and treats people with mental disabilities or people with mental disorders from the streets with the 'Compassion' method and humanizes humans. This foundation was established because of Dadang Heryadi's concern for the many people with mental disorders on the streets. The phenomenon about the Mentari Hati Foundation and therapeutic communication through the 'Love' method is carried out by volunteers in treating patients with mental disabilities, where volunteers carry out social actions sincerely and selflessly, volunteers treat mental patients like normal people and consider patients as their own family. Purpose: Assessing the motives of volunteers and the meaning of the experience they have when carrying out therapeutic communication through the 'Affection Method' Methods: In analyzing these problems, Alfred Schutz's phenomenological theory, social action theory, social construction theory, Fundamental Interpersonal Relations Orientations (FIRO) theory, motivation theory and empathy theory are used. The research methodology uses a constructivism paradigm with phenomenological research methods and a qualitative research approach. The research location was conducted at the Mentari Hati Foundation, research informants were selected purposively by taking 3 (three) key informants and 3 (three) supporting informants. Results: Each informant has a different opinion regarding therapeutic communication through the 'Love' method at the Mentari Hati Foundation. The motives of the volunteers consist of in order to motive and because motive. Conclusion: The meaning of being a volunteer is social, spiritual, affection and empathy.   Pendahuluan: Yayasan Mentari Hati Tasikmalaya merupakan sebuah panti rehabilitasi sosial yang menampung dan mengobati penyandang disabilitas mental atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dari jalanan dengan metode ‘Kasih Sayang’ dan memanusiakan manusia. Yayasan ini didirikan karena kepedulian Dadang Heryadi yang prihatin dengan banyaknya orang dengan gangguan jiwa di jalanan. Fenomena tentang Yayasan Mentari Hati dan komunikasi terapeutik melalui metode ‘Kasih Sayang’ dilakukan oleh para sukarelawan dalam mengobati pasien disabilitas mental, dimana sukarelawan melakukan tindakan sosial dengan ikhlas dan tanpa pamrih, sukarelawan memperlakukan pasien gangguan jiwa seperti orang normal dan menganggap pasien sebagai keluarganya sendiri. Tujuan: Mengkaji motif yang dimiliki sukarelawan dan pemaknaan terhadap pengalaman yang dimiliki ketika melakukan komunikasi terapeutik melalui ‘Metode Kasih Sayang’ Metode: Dalam menganalisa permasalahan tersebut maka digunakan teori fenomenologi Alfred Schutz, teori tindakan sosial, teori konstruksi sosial, teori Fundamental Interpersonal Relations Orientations (FIRO), teori motivasi dan teori empati. Metodologi penelitian ini menggunakan paradigma konstrutivisme dengan metode penelitian fenomenologi dan pendekatan penelitian kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Yayasan Mentari Hati, informan penelitian dipilih secara purposive dengan mengambil 3 (tiga) key informant dan 3 (tiga) informan pendukung. Hasil:  Tiap-tiap informan memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai komunikasi terapeutik melalui metode ‘Kasih Sayang’ di Yayasan Mentari Hati. Adapun motif yang dimiliki sukarelawan terdiri dari in order to motive dan because motive. Simpulan: Makna dimiliki sukarelawan adalah makna sosial, spiritual, kasih sayang dan empati.
Pengaruh mobilisasi sim terhadap kejadian dekubitus pada pasien stroke di Ruang Stroke Center RSUD Kota Mataram: Pengaruh Perubahan posisi 2 jam terhadap kejadian decubitus Heny Marlina; Apriani Yulianingsih
JOURNAL OF Mental Health Concerns Vol. 1 No. 2 (2022): Kecerdasan emosi dengan perilaku agresi remaja
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mhc.v1i2.298

Abstract

Background: Decubitus is an indicator of the quality of hospital services, the high incidence of patients with decubitus reflects the low quality of nursing services. One way to prevent decubitus is to adjust the sim position. Purpose: To analyze the effect of changing positions every 2 hours periodically on decubitus events. Methods: The design of this study uses a pre-experimental research design. The study population was all bed rest patients > 3 days at the Mataram City Hospital Stroke Center during the data collection period, while the study sample was all bed rest patients > 3 days. Sampling technique using accidental sampling. The results of statistical analysis using the Paired-test with a confidence level of 95% (p <0.005). Results: Statistical analysis of the average value before mobilization every 2 hours and after sim mobilization every 2 hours obtained a significant value of 0.002. Because the p-value <0.05, HI failed to be rejected. Conclusion: Sim mobilization every 2 hours has an effect on the risk of developing decubitus in patients at the Mataram City Regional General Hospital. Suggestion: It is expected that the implementation of nursing services at the Mataram City Regional General Hospital, especially the stroke center room, will pay attention to and consider the nursing services that have been implemented so that nurses can continue to provide optimal nursing services so that they can reduce the incidence of decubitus and the goals that have been set can be achieved.   Pendahulian: Dekubitus merupakan salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit, tingginya angka kejadian pasien dengan dekubitus mencerminkan rendahnya mutu pelayanan keperawatan. Pencegahan dekubitus salah satunya dengan melakukan pengaturan posisi sim. Tujuan: Untuk menganalisis pengaruh perubahan posisi setiap 2 jam berkala terhadap kejadian dekubitus. Metode: Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian jenis pra eksperimental. Populasi penelitian adalah semua pasien tirah baring > 3 hari di Stroke Center RSUD Kota Mataram selama periode pengumpulan data, sedangkan sampel penelitian adalah semua pasien tirah baring > 3 hari. Tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan accidental Sampling. Hasil analisis statistic dengan menggunkan Paired-test  dengan tingkat kepercayaan 95 % ( p < 0,005 ). Hasil: Analisis statistik terhadap nilai rata-rata sebelum di lakukan mobilisasi setiap 2 jam dan setelah di lakukan mobilisasi sim setiap 2 jam didapatkn nilai yang signifikan 0,002. Oleh karena p-value <0,05 sehingga HI gagal ditolak. Simpulan: Pelaksanaan mobilisasi sim setiap 2 jam berpengaruh terhadap resiko terjadinya dekubitus pada pasien  di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram. Saran: Diharapkan pelaksanaan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram khususnya ruang stroke center memperhatikan dan mempertimbangkan pelayanan keperawatan yang sudah diterapkan agar perawat dapat tetap memberikan pelayanan keperawatan yang optimal sehingga dapat mengurangi kejadian dekubitus serta tujuan yang telah di tetapkan dapat  tercapai.
Pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi Dede Nur Aziz Muslim Dede Azim; Anri Anri; Tuti Suprapti
JOURNAL OF Mental Health Concerns Vol. 2 No. 1 (2023): Mekanisme Koping Dalam Manajemen Stres
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mhc.v2i1.321

Abstract

Background: The number of people suffering from high blood pressure continues to increase from year to year, and it is estimated that 1.5 billion people will experience high blood pressure by 2025. West Java ranks second as the province with the highest number of hypertension cases in Indonesia with 39.60%. Hypertension therapy includes therapy using drugs containing anti-hypertensive, while non-pharmacological therapy is treatment that comes from natural ingredients, and also exercise therapy. Brisk Walking Exercise is a form of aerobic exercise with a form of moderate activity exercise for hypertensive patients using the technique brisk. Purpose: To determine the effect of Brisk Walking Exercise on blood pressure in elderly people with hypertension. Method: A quasi-experimental design with a pretest-posttest approach was used as the research design. Results: Research shows that brisk walking exercise can make a difference in blood pressure. The more often you do this brisk walking exercise, the more likely it is that blood pressure in people with hypertension will decrease. Conclusion: Brisk Walking Exercise has an influence on changes in blood pressure in hypertension sufferers in the Gunungsari Health Center working area so it needs to be used as a reference to be implemented in the community of hypertension sufferers. Suggestion: It is hoped that the community can apply the Brisk Walking Exercise to lower blood pressure in hypertension sufferers. Keywords: Brisk Walking Exercise; Blood Pressure; Elderly Pendahuluan: Jumlah penderita tekanan darah tinggi terus meningkat dari tahun ke tahun, dan diperkirakan 1,5 miliar orang akan mengalami tekanan darah tinggi pada tahun 2025. Jawa Barat menempati urutan kedua sebagai provinsi dengan jumlah kasus hipertensi tertinggi di Indonesia dengan 39,60%. Terapi hipertensi meliputi terapi menggunakan obat-obatan yang mengandung anti hipertensive, sedangkan terapi non farmakologis adalah pengobatan yang berasal dari bahan-bahan alami, dan juga terapi olahraga Brisk Walking Exercise merupakan salah satu bentuk latihan aerobic dengan bentuk latihan aktivitas sedang pada pasien hipertensi dengan teknik jalan cepat. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh Brisk Walking Exercise terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Metode: Rancangan eksperimen semu dengan pendekatan pretest-posttest digunakan sebagai rancangan penelitian. Hasil: Penelitian menunjukan bahwa brisk walking exercise dapat memberikan perubahan pada tekanan darah. Semakin sering melakukan olahraga brisk walking exercise ini, maka semakin berpotensi pula tekanan darah pada penderita hipertensi akan menurun. Simpulan: Brisk Walking Exercise memberikan pengaruh terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gunungsari sehingga perlu dijadikan referensi untuk bisa dilaksanakan di komunitas penderita hipertensi. Saran: Diharapkan bagi masyarakat dapat menerapkan latihan Brisk Walking Exercise untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Hubungan kecerdasan emosi dengan perilaku agresi remaja di Bandar Lampung Triyoso Triyoso
JOURNAL OF Mental Health Concerns Vol. 1 No. 2 (2022): Kecerdasan emosi dengan perilaku agresi remaja
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mhc.v1i2.323

Abstract

Background: Today we often hear and even see acts of violence that occur in our surroundings, both verbally and non-verbally. Not infrequently also in the family, community and school environment. Families that should be role models for their sons and daughters, whether consciously or not, are now turning their backs on harm. One of the factors that influence aggressive behavior is thought to be emotional intelligence. Purpose: To determine the relationship between emotional intelligence and adolescent aggression behavior in Bandar Lampung. Methods: This research uses a non-experimental quantitative method with a comparative causal type, which wants to know the factors that influence the variables of adolescent aggression behavior. The sampling technique was non-probability sampling with purposive sampling, with a sample of 100 youths in Bandar Lampung. The results of the regression test obtained a sig (p) of 0.000 (<0.05) meaning that the hypothesis is accepted, namely that there is a positive influence of emotional intelligence on aggressive behavior in adolescents in Bandar Lampung. Results: characteristics of respondents with an average age of 16.80 and an age range of 14-18 years. From the sex of the majority male with a percentage of 52 percent, have high aggressive behavior 57 percent, poor emotional intelligence 52 percent, do not consume alcohol 87 percent, people who influence the majority of parents with a percentage of 52 percent and cause of stress the majority of learning tasks with a percentage of 63 percent. Conclusion: There is a relationship between emotional intelligence and aggressive behavior with a p-value <0.05.   Pendahuluan: Dewasa ini kita sering kali mendengar bahkan melihat tindak kekerasan yang terjadi dalam lingkungan sekitar kita baik secara verbal maupun non verbal. Tidak jarang pula pada lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah. Keluarga yang seharusnya menjadi contoh teladan bagi putra putrinya, entah itu secara sadar atau tidak, sekarang justru berbalik mencelakai. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku agresi diduga adalah kecerdasan emosi. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosi dengan perilaku agresi remaja di Bandar Lampung. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif non eksperimental dengan jenis kausal komparatif, yang ingin mengetahui factor-faktor yang berpengaruh terhadap variabel perilaku agresi remaja. Teknik pengambilan sampel non probability sampling dengan jenis purposive sampling, dengan sampel sebanyak 100 remaja di Bandar Lampung. Hasil uji regresi didapatkan sig (p) sebesar 0,000 (< 0,05) artinya hipotesis diterima yaitu terdapat pengaruh positif kecerdasan emosi terhadap perilaku agresi pada remaja di Bandar Lampung. Hasil: karakteristik responden dengan rata-rata usia 16.80 dan rentang usia 14-18 tahun. Dari jenis kelamin mayoritas laki-laki dengan persentase 52 persen, memiliki prilaku agresi tinggi 57 persen, kecerdasan emosi buruk 52 persen, tidak mengkonsumsi alkohol 87 persen, orang yang berpengaruh mayoritas orang tua dengan persentase 52 persen dan penyebab stress mayoritas tugas belajar dengan persentase 63 persen. Simpulan: Terdapat hubungan antara kecerdasan emosi dengan prilaku agresi dengan hasil p-value < 0,05.

Page 1 of 2 | Total Record : 20