Tanaman teh merupakan minuman paling banyak dikonsumsi masyarakat setelah air. Teh mengandung banyak senyawa yang berkhasiat untuk tubuh seperti kafein. Proses penyeduhan teh dengan waktu dan suhu yang tidak optimum dapat mempengaruhi kandungan kafein didalamnya. Semakin tinggi suhu dan lama waktu penyeduhan, kadar kafein dalam teh semakin meningkat. Dan proses penyeduhan dengan pemanasan dapat memperlebar jarak antar molekul dalam teh. Lebarnya jarak antar molekul dalam teh dapat mempermudah molekul air untuk menembus padatan teh sehingga kafein akan mudah terekstrak dalam pelarut air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar kafein pada teh hitam yang diseduh dan direbus, kemudian membandingkan kadar kafein pada teh hitam dengan proses penyeduhan diseduh (tanpa pemanasan) dan direbus (dengan pemanasan). Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental. Penelitian ini menggunakan sampel simplisia kering daun teh hitam (Camellia sinensis). Sampel diuji secara kualitatif menggunakan reaksi Murexid. Dianalisis kuantitatif menggunakan Titrasi Bebas Air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kualitatif sampel positif mengandung kafein yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah. Secara kuantitatif, kadar kafein pada teh hitam yang diseduh sebesar 10,718% b/v dan kadar kafein pada teh hitam yang direbus sebesar 10,986% b/v. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan kadar kafein pada teh hitam yang diseduh dan direbus dengan nilai signifikasi 0,034<0,05.
Copyrights © 2019