Candi Borobudur adalah salah satu destinasi wisata yang menjadi World Heritage Site (WHS) yang ditetapkan oleh UNESCO. Sebagai WHS tentunya pengelolaan candi Borobudur ini tidak terpaku pada bidang pariwisata saja, namun diiringi dengan pelestarian cagar budaya. Kedua hal ini tentunya saling bertolak belakang. Pada awal pandemi, candi Borobudur sempat ditutup dengan tujuan pelestarian. Hal ini memberikan dampak besar bagi stakeholders seperti masyarakat, HPI, dan juga PT TWC. Karena jumlah wisatawan yang berkurang mengakibatkan penurunan pendapatan bagi stakeholders tersebut. Penelitian ini fokus membahas mengenai stakeholder management di situs warisan dunia. Metode yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan wawancara, observasi dan kepustakaan. Hasil yang didapatkan yaitu terdapat 6 stakeholders yang terlibat dalam program ini dan memiliki perannya masing masing. PT TWC berperan sebagai pengelola zona 2 pada bidang pariwisata, MCB berperan sebagai pengelola zona 1 dalam hal pelestarian cagar budaya, HPI berperan sebagai pemandu wisata, masyarakat berperan sebagai pengrajin sandal upanat, dan media berperan menyebarkan dan mempromosikan candi Borobudur. Penelitian ini memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan manajemen pemangku-kepentingan khususnya dalam pengelolaan situs warisan dunia. Hasilnya juga diharapkan membantu para pemangku kepentingan dalam mengidentifikasi kebutuhan dan harapan mereka dalam pengelolaan situs warisan dunia tersebut.
Copyrights © 2023