Artikel ini berfokus pada kajian tentang pembentukan Gereja Indonesia yang semakin inkarnatif berbasiskan semangat multikuturalisme. Model kajiannya dikerjakan dengan menggunakan metode fenomenologis dari sudut pandang antropologis-teologis. Dari kajian ini, saya menemukan bahwa inkarnasi Kristus sebagai manusia sebenarnya memiliki pengaruh budaya, di mana ia dibentuk dan turut serta membentuk serta mentransformasikan budaya lewat nilai-nilai keselamatan yang dibawanya kepada masyarakat di mana ia hidup dalam sejarah. Pembentukan Gereja inkarnatif di Indonesia terinspirasi dari peristiwa Inkarnasi Kristus Sendiri, di mana Gereja sebagai anggota Kristus sekaligus tetap memposisikan kehadiran dirinya sebagai anggota dari suatu budaya dan ia mewartakan Kristus itu pula lewat bahasa budaya yang berbeda beda dari anggota-anggotanya. Model kehadiran Gereja semacam tadi akan memberikan dampak moral, spiritual, dan politik, di mana nilai-nilai kultural dari berbagai kelompok di negara Indonesia akan diakui secara setara. pengakuan akan kesetaraan ini bertujuan untuk mengurangi tindakan radikal dan diskrimatif, yang kerap terjadi di Indonesia terhadap subkultural-subkultural minoritas. Tindakan diskrimatif yang berujung pada kekerasan telah menghancurkan martabat mereka sebagai manusia dan sebagai anak-anak Allah. Dengan menawarkan semangat humanisasi dan divinisasi yang dibawa oleh Kristus dalam inkarnasi, diharapakan dapat pula meningkatkan nilai harkat dan martabat manusia Indonesia di masa kini dan di masa yang akan datang.
Copyrights © 2023