Aktivitas pertambangan emas tanpa izin hingga saat ini marak dilakukan. Pertambangan emas tanpa izin cenderung menggunakan merkuri (Hg) dalam proses pemurnian bijih emas/proses amalgamasi yang dapat menyebabkan pencemaran dan sangat berbahaya terhadap lingkungan. Limbah yang dihasilkan dari proses pemurnian bijih emas ini memiliki kandungan merkuri yang melebihi baku mutu yaitu 13,91 mg/L, sehingga perlu dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan salah satunya dengan fitoremediasi. Adapun tujuan penelitian ini untuk menganalisis efisiensi fitoremediasi menggunakan lakum air (Ludwigia octovalvis) dan menentukan waktu tinggal efektif dalam menurunkan kadar merkuri limbah amalagamasi. Penelitian ini menggunakan reaktor terpisah yang berjumlah 12 buah, menggunakan 55 liter limbah amalgamasi dan dilakukan dua kali pengulangan (duplo), dengan variasi waktu tinggal 7, 14 dan 21 hari. Efisiensi penurunan konsentrasi merkuri pada limbah amalgamasi oleh tanaman lakum ini yang paling baik pada waktu tinggal 14 hari yaitu 55,60%, dengan penurunan sebesar 7,74 mg/L. Tanaman lakum air mulai mengalami kematian pada hari ke-3 dan waktu tinggal 21 hari yang paling banyak mengalami kematian. Oleh karena itu, 14 hari diasumsikan sebagai waktu tinggal yang efektif dalam menurunkan konsentrasi merkuri karena memiliki rata-rata efisiensi penurunan sebesar 55,60% dan tanaman masih bertahan hidup hingga akhir proses fitoremediasi.
Copyrights © 2023