ABSTRAKDesa Sukorambi di Jember, Jawa Timur, merupakan wilayah yang mayoritas penduduknya menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Namun, petani di Desa Sukorambi menghadapi tantangan serius akibat serangan hama yang mengakibatkan penurunan hasil panen yang signifikan. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan teknologi pengendalian hayati menggunakan cendawan entomopatogen Metarhizium sp. dan cendawan Trichoderma sp. Sebagai langkah awal, dilakukan sosialisasi dan diskusi dengan mitra dan perangkat Desa Sukorambi untuk memahami permasalahan yang dihadapi dan mengenalkan solusi teknologi yang akan diterapkan. Kemudian, program melibatkan penyusunan materi pelatihan dan pembagian tugas untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan. Pelatihan produksi agens hayati berbasis cendawan dilakukan dalam dua pertemuan dengan praktek langsung menggunakan bioreaktor sederhana. Kegiatan pelatihan dan sosialisasi mendapatkan respon positif dan antusias dari masyarakat petani di Desa Sukorambi. Pemahaman, keterampilan, dan motivasi petani mengalami peningkatan yang signifikan setelah pelatihan. Skor pemahaman meningkat dari 3 menjadi 7, keterampilan dari 2,93 menjadi 8, dan motivasi dari 4,2 menjadi 7,4. Diharapkan teknologi pengendalian hayati dengan cendawan entomopatogen dan Trichoderma ini dapat membantu mengatasi masalah serangan hama yang selama ini menghambat pertanian di Desa Sukorambi. Dengan penerapan teknologi yang tepat, diharapkan hasil pertanian akan meningkat secara signifikan dan meningkatkan kesejahteraan petani serta keberlanjutan pertanian di wilayah tersebut. Kata kunci: bioreaktor; keterampilan; Metarhizium; motivasi; Trichoderma ABSTRACTSukorambi Village, located in Jember, East Java, heavily relies on agriculture for its livelihood. However, farmers face a significant challenge due to pest infestations causing substantial crop yield losses. To address this, the adoption of biologically-based control technology using entomopathogenic fungi Metarhizium sp. and Trichoderma sp. becomes essential. The program began with socialization and discussions involving partners and stakeholders from Sukorambi Village to understand the problems and introduce the proposed solution. Training materials were prepared, and tasks were allocated for seamless execution. Training sessions for bioagents production using fungi were conducted in two phases, incorporating hands-on practice with a user-friendly bioreactor. The initiatives received positive responses from the farming community, with significant improvements in understanding, skills, and motivation. Implementing biologically-based control technology with entomopathogenic fungi and Trichoderma holds promise to effectively address persistent pest challenges, boosting agricultural productivity and improving farmers' socio-economic well-being sustainably. Keywords: bioreactor; skill; Metarhizium; motivation; Trichoderma
Copyrights © 2023