ABSTRAKPengembangan kapas (Gossypium hirsutum) di Indonesia sebagian besar dilakukan di lahan tadah hujan yang ketersediaan airnya sangat terbatas, sehingga sering mengalami hambatan dan hasilnya kurang memuaskan. Di daerah tersebut pada periode akhir musim kapas biasanya air hujan sudah habis atau sangat terbatas. Oleh karena itu, untuk daerah tersebut perlu pengembangan kapas berumur genjah. Disamping itu, banyak kendala yang lain seperti langkanya modal petani, ketiadaan benih bermutu, kekeringan dan serangan hama utama yaitu wereng kapas Amrasca biguttula, Helicoverpa armigera dan Pectinophora gossypiella. Beberapa faktor yang mendukung keberhasilan pengembangan kapas di wilayah kering adalah penggunaan kapas genjah tahan wereng, penggunaan benih bermutu, teknologi budidaya yang sesuai, dan penerapan teknologi pengendalian hama terpadu.Kata kunci : Kapas, Gossypium hirsutum, kapas genjah, wereng kapas, Amrasca biguttulla, pengembangan, wilayah kering. ABSTRACTDevelopment of Early Maturity Cotton Resistant to Jassid in Dry Area.Cotton in Indonesia is grown mainly in rainfed area where water is very limited. So that, it frequently faces some constraints and its productivity is low. In this area, water shortage is a major problem for cotton growth and development, therefore this area needs early maturity cotton varieties. Other limiting factors were lack of farmers’ capital, inavailability of high quality seeds, drought and insect pest attact (A. biguttula, H. armigera and P. gossypiella). To solve the problem, using early maturity cotton variety resistant to jassid, high quality seeds, cultivation technology, and integrated pest management are appropriate tools to increase the cotton productivity.Key words : Cotton, Gossypium hirsutum, early maturity cotton, jassid, Amrasca biguttula, development, dry area
Copyrights © 2005