Perspektif : Review Penelitian Tanaman Industri
Vol 7, No 1 (2008): Juni 2008

Biofumigan untuk Pengendalian Patogen Tular Tanah Penyebab Penyakit Tanaman yang Ramah Lingkungan

TITIEK YULIANTI (Unknown)
SUPRIADI SUPRIADI (Unknown)



Article Info

Publish Date
19 Nov 2015

Abstract

ABSTRAKMetil  bromida  adalah  pestisida  berspektrum  luas untuk   mengendalikan   serangga,   nematoda,   dan patogen,   baik   dalam   tanah   maupun   di   gudang. Senyawa ini sudah dilarang penggunaannya di dunia berdasarkan  kesepakatan  Montreal  Protocol  tahun 2000, bahkan harus dimusnahkan di seluruh dunia pada tahun 2015.  Di beberapa negara maju sudah gencar dilakukan penelitian untuk mencari senyawa biofumigan sebagai alternatif pengganti metil bromida. Tulisan ini menguraikan salah satu sumber biofumigan  yang  cukup  prospektif  dan  cukup  banyak  diteliti, yaitu, glukosinolat (GSL), termasuk beberapa aspek berkaitan dengan biosintesis dan hidrolisis senyawa tersebut dan produk yang dihasilkan, sumber tanaman penghasil   GSL,   pengaruh   biofumigan   terhadap patogen tular tanah dan mikroorganisme lainnya, serta prospek  dan  kendala  pemanfaatan  biofumigan  di Indonesia.  GSL  berasal  dari  tanaman  famili  kubis-kubisan (Brassicaceae).  Ada sekitar 350 genera dan 2500   spesies   famili   Brassicaceae   yang   diketahui mengandung senyawa GSL. GSL merupakan senyawa yang   mengandung   nitrogen   dan   belerang   hasil metabolit sekunder tanaman.  GSL akan dihidrolisis apabila   terjadi   kontak   dengan   enzim   mirosinase, biasanya melalui pelukaan jaringan tanaman.  Hasil hidrolisis adalah beberapa senyawa, baik yang bersifat volatil maupun tidak, misalnya isotiosianat (ITS), ion tiosianat (SCN-),  nitril,  epitionitril,  indolil  alkohol, amin, sianid organik dan oksazolidinetion. Senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis tergantung pada suhu, pH, dan jenis tanah.  Meskipun sudah banyak bukti  bahwa  senyawa  ITS  mampu  mengendalikan patogen-patogen    tular    tanah,    namun    untuk penerapannya  di  Indonesia  masih  perlu  penelitian supaya diperoleh hasil yang efektif, seperti eksplorasi jenis-jenis Brassicaceae    lokal    sebagai    sumber biofumigan, teknik aplikasi di lapangan (pola tanam, rotasi, tumpangsari,  tanaman penutup tanah), dan faktor-faktor   abiotik   yang   berpengaruh   terhadap biosintesis maupun hidrolisis GSL di dalam tanah.Kata   kunci:   Brassicaceae,   biofumigan,   hidrolisis, sumber   tanaman,   prospek   pengem-bangan di Indonesia ABSTRACTBiofumigant as an environmentally friendly method to control soilborne plant pathogensMethyl bromide (MBr) is a broad spectrum pesticide used to control insects, nematodes, and pathogens both in soils and storages.  Under the Montreal Protocol 2000, MBr has been banned excempted for critical use and it is scheduled to be eliminated completely as of 2015. Several  developed  countries  are  intensively seeking for biofumigants as an alternative substances to substitute MBr. This paper discuses glucosinolate (GSL),   one  of  the  most  prospective  biofumigant, including its biosynthesis, hydrolisis process and their products, effect on soilborne pathogen and other soil microorganisms, as well as its prospect and constrains of  the  development  of  biofumigant  in  agricultural system in Indonesia.  There are about 350 genus and 2500 spesies of Brassicaceae plants known to contain GSLs. The GSLs are secondary metabolites that contain sulfur, nitrogen and a group of glucose.  The GSL is only hydrolysed when it is contacted with myrosinase enzym in the presence of water, commonly occured when plant tissue is damaged.  Various hydrolysis products of volatile and non volatile compounds are known such as isothiocyanates (ITCs), ion thiocyanates (SCN-), nitrile, epithionitrile, indolyl alcohol, amine, organic   cyanide   and   oxazolidinethion.   Type   of hydrolised products depends on soil temperature, pH, and soil types.  Ample evidences support the use of ITCs to control soilborne pathogens and yet to obtain effective control in a large scale application, especially in Indonesia, needs more comprehensive studies, such as exploration of biofumigant sources from indigenous or local species of Brassicaceae, application methods (cropping  system,  rotation,  intercropping,  or  cover crop) and other abiotic factors affecting the hydrolysis process of GSL in soil.Keyword: Brassicaceae, biofumigant, hydrolisis, plant source, prospect, Indonesia.

Copyrights © 2008






Journal Info

Abbrev

psp

Publisher

Subject

Education

Description

Majalah Perspektif Review Penelitian Tanaman Industri diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan yang memuat makalah tinjauan (review) fokus pada Penelitian dan kebijakan dengan ruang lingkup (scope) komoditas Tanaman Industri/perkebunan, antara lain : nilam, kelapa sawit, kakao, ...