p-Index From 2019 - 2024
5.139
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Magister Manajemen AGROEKOTEKNOLOGI Elektronika Telekomunikasi & Computer DEDIKASI JURNAL MAHASISWA Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Perspektif : Review Penelitian Tanaman Industri Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik dan Sains JURNAL RELASI STIE MANDALA JEMBER Jurnal Mirai Management AGRISAINTIFIKA Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Equilibrium: Jurnal Ilmiah Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi ICoTE Proceedings Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan JPPI (Jurnal Pendidikan Islam Pendekatan Interdisipliner) SEIKO : Journal of Management & Business community: Pengawas Dinamika Sosial Jurnal Vokasi Indonesia Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Jurnal Penelitian JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan MMJ (Mahakam Midwifery Journal) Adaara: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Auladuna : Jurnal Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Aplikasi Dan Inovasi Ipteks SOLIDITAS Abdimas UNWAHAS : Jurnal Pengabdian Masyarakat UNWAHAS Jurnal Asy-Syukriyyah Prima Ekonomika : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Perspektif, Review Penelitian Tanaman Industri Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Jurnal Pengabdian UNDIKMA El-Iqtishady INSPIRASI (JURNAL ILMU-ILMU SOSIAL) Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) JRMB (JURNAL RISET MANAJEMEN & BISNIS) Didaktis: Proseding Seminar Nasional Pendidikan Dasar Jurnal Iqtisaduna Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan (JPMIT) Seulanga : Jurnal Pendidikan Anak Majalah Ilmiah Inspiratif MANDALIKA VETERINARY JOURNAL e-Jurnal Inovasi Pembelajaran Sekolah Dasar Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat MNJ (Mahakam Nursing Journal) Jurnal Perencanaan, Sains dan Teknologi (Jupersatek) Global Komunikas Relasi : Jurnal Ekonomi
Claim Missing Document
Check
Articles

POTENSI TEPUNG DAUN ASHITABA Angelica keskei SEBAGAI SUMBER FITOBIOTIK DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMA BURUNG PUYUH JANTAN Coturnix coturnix japonica FASE AKHIR (FINISHER) Dina Oktaviana Oktaviana; Supriadi Supriadi; Maratun Jannah
AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 4, No 2 (2020): Agrisaintifika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v4i2.849

Abstract

POTENSI TEPUNG DAUN ASHITABA Angelica keskei SEBAGAI SUMBER FITOBIOTIK DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMA BURUNG PUYUH JANTAN Coturnix coturnix japonica FASE AKHIR (FINISHER) Dina Oktaviana1, Supriadi2, dan Maratun Jannah3 123Staf Pengajar pada Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Universitas Pendidikan Mandalika, Jalan Pemuda Nomor 59A Mataran Tlp (0370 ) 632082 dinaoktaviana_2013@hayoo.com supriadi.pkh10@gmail.com maratun.janah@yahoo.com Abstrak Peningkatan potensi produksi burung puyuh memerlukan manajemen pemeliharaan yang baik, terutama pada pemilihan bahan pakan. Bahan pakan yang akan digunakan harus memiliki kandungan nutrient cukup untuk kebutuhan burung puyuh, dan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber fitobiotik. Salah satu sumber atau bahan pakan yang dapat digunakan sebagai sumber fitobiotik adalah daun Ashitaba. Sebagai sumber fitobiotik Ashitaba (Angelica keiskei) merupakan tanaman multi fungsi karena kaya akan vitamin, mineral, asam amino, unsur mineral maupun zat aktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui performa burung puyuh jantan Coturnix coturnix japonica fase akhir (finisher) yang mendapatkan bahan pakan tambahan dalam susun ransumnya berupa tepung daun Ashitaba Angelica keskei. Penelitian ini menggunakan 5 macam perlakuan pakan yang berbeda dengan 4 kali ulangan sehingga 20 ekor burung puyuh jantan tersebar dalam 20 kandang unit percobaan. Lima macam perlakuan adalah P0 = 98% pakan basal, 2% filler, 0% tepung daun Ashitaba, P1 = 98% pakan basal, 1,5% filler, 0,5% tepung daun Ashitaba, P2 = 98% pakan basal, 1% filler, 1% tepung daun Ashitaba, P3 = 98% pakan basal, 0,5% filler, 1,5% tepung daun Ashitaba, P4 = 98% pakan basal, 0% filler, 2% tepung daun Ashitaba. Parameter yang diuji dalam penelitian ini adalah: jumlah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, bobot potong serta konversi pakan (FCR) Semua data yang didapat dianalisis statistik dengan uji rancangan acak lengkap pola searah serta ragam annova melalui spss dan jika terdapat perbedaan diuji lanjut degan uji Duncan’s. Berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahawa pemberian tepung Ashitaba dalam ransum puyuh jantan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan, akan tetapi mampu meningkatkan bobot potong P>0,05 dan menurunkan angka konversi pakan P>0.05. Kata Kunci: Burung Puyuh Jantan, Tepung Ashitaba, Jumlah Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan, Bobot Potong dan Konversi Pakan.
MEKANISME PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN DANA ZAKAT TERHADAP OPERASIONAL BIAYA PENDIDIKAN DI LAZISMU SULAWESI SELATAN Supriadi Supriadi; A. Intan Cahyani
El-Iqthisadi Volume 3 Nomor 2 Desember 2021
Publisher : Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Uin Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/el-iqthisady.v0i0.26075

Abstract

AbstrakMasalah kesenjangan sosial antar masyarakat dan beberapa pihak sebenarnya sedikit demi sedikit sudah dapat teratasi melalui penyaluran dana zakat fitrah ini. Dana yang dihimpun dari masyarakat yang membayar zakat ke lembaga LAZISMU sudah dikelola dan disalurkan dengan baik dengan melihat kondisi masyarakat setempat terbukti dengan adanya peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat khususnya di Daerah Batulabbu Kel. Lembang Gantarangkeke Kab. Bantaeng. Namun inilah yang menjadi permasalahannya, yakni masyarakat Batulabbu belum sepenuhnya memahami mekanisme penyaluran zakat fitrah di LAZISMU Batulabbu Kel. Lembang Gantarangkeke Kab. Bantaeng. Masyarakat setempat masih beranggapan bahwa penyaluran dana zakat fitrah ini belum maksimal seperti yang dilakukan oleh LAZISMU Batulabbu. Padahal dari pihak LAZISMU sendiri sudah cukup maksimal dalam penyalurannya, walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa masih terdapat kekurangan di dalamnya. Tapi dengan adanya kesalahpahaman di masyarakat Batulabbu terhadap penyaluran dana zakat fitrah yang dilakukan LAZISMU Batulabbu, maka sudah seharusnya ada yang mampu meluruskan dan memberikan pemahaman terhadap masyarakat khususnya di Batulabbu Kel. Lembang Gantarangkeke Kab. Bantaeng bahwa penyaluran dana zakat fitrah yang dilakukan oleh LAZISMU Batulabbu sudah merata dan tepat sasaran.Kata Kunci : LAZISMU, Penghimpunan, Penyaluran, dan Zakat  AbstractThe problem of social inequality between communities and several parties has actually been gradually resolved through the distribution of zakat fitrah funds. The funds collected from the community who pay zakat to the LAZISMU institution have been managed and distributed properly by looking at the condition of the local community as evidenced by the increase in the level of community welfare, especially in the Batulabbu area, Kel. Lembang Gantarangkeke Kab. bantaeng. However, this is the problem, namely the Batulabbu people do not fully understand the mechanism for distributing zakat fitrah at LAZISMU Batulabbu Kel. Lembang Gantarangkeke Kab. bantaeng. The local community still thinks that the distribution of zakat fitrah funds has not been maximized as was done by LAZISMU Batulabbu. In fact, from LAZISMU's side, the distribution itself has been quite maximal in its distribution, although it cannot be denied that there are still shortcomings in it. But with the misunderstanding in the Batulabbu community regarding the distribution of zakat fitrah funds carried out by LAZISMU Batulabbu, then there should be someone who is able to straighten and provide understanding to the community, especially in Batulabbu Kel. Lembang Gantarangkeke Kab. Bantaeng said that the distribution of zakat fitrah funds carried out by LAZISMU Batulabbu was evenly distributed and on target.Keywords: Collection, Distribution, LAZISMU, and Zakat
PENERAPAN HYGIENE DAN SANITASI DI PONDOK PESANTREN AS’AD SEBERANG KOTA JAMBI TAHUN 2016 Supriadi Supriadi; Emilia Chandra
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 18, No 1 (2018): Februari
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (746.394 KB) | DOI: 10.33087/jiubj.v18i1.441

Abstract

Various diseases based environment that is often a problem in General "as scabies, diarrhea, RESPIRATORY, caused by a less healthy environments in boarding schools ("). This research aims to gain an overview of the application of the Hygiene Sanitary boarding schools Usa, ad in the town of Jambi. The method of this research uses descriptive design answered the question question about who, what, when, where and how the interconnectedness with particular research. Data analysis analyzes the data Union variat and presented in tabular form then analyzed are descriptive. This research makes a picture about the State of Hygiene and sanitation of U.s. boarding schools, ad opposite the city of Jambi. The research results obtained that the application of Hygiene and sanitation in the US boarding schools, ad is still low and the students Knowledge about Hygiene and sanitation at boarding schools. It is suggested the necessity of understanding the material about basic sanitation to students and Personnel needed to improve sanitation sanitation conditions in boarding schools across the city of Jambi As'adKey words: boarding schools, Hygiene and sanitation
Angka Kuman Pada Alat Makan di Kantin SDN No.47 Telanaipura Kota Jambi Supriadi Supriadi; Emilia Chandra
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 19, No 2 (2019): Juli
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.7 KB) | DOI: 10.33087/jiubj.v19i2.691

Abstract

Common environmental-based diseases are often a problem of diarrhea, ARI, and hepatitis caused by an unhealthy environment, including in the canteen environment of the 47 Telanaipura Jambi Primary School. This study aims to determine the Germ Number in eating utensils and how to wash eating utensils in the cafeteria of SDN 47 Telanaipura, Jambi City. This research method uses descriptive design, namely research carried out to describe a situation without giving treatment to the object that aims to study canteen sanitation and the number of germs on eating utensils in the cafeteria SDN No. 47 Jambi City. Analyzing data uni variat and presented in table form then analyzed descriptively and laboratory tests. The results of the research on Germination Figures in Eating Appliances in the SDN 47 Canteen obtained 40% more than the permissible germination rate of 100 colonies / cm² and Washing of food in SDN 47 Telanaipura Jambi had used the recommended washing technique using flowing water. It is suggested that the canteen sword does not use plastic plates, paying attention to the means of storing cutlery and the school is expected to facilitate the provision of closed storage cabinets.
KANDUNGAN SAKARIN DALAM MINUMAN ES SIRUP DI SD KECAMATAN KOTA BARU JAMBI Rina Fauziah; Zunindra Zunindra; Supriadi Supriadi
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 18, No 1 (2018): Februari
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.067 KB) | DOI: 10.33087/jiubj.v18i1.446

Abstract

Snack food security need to considered because it plays an important role in the growth and development of children of school. The food often becomes the source of poisoning was snacks and desserts. The goal to analyze levels of artificial sweeteners saccharin as food additive in ice syrup.Type of research using survey method. Population is ice syrup sold in the canteen elementary school. Sample is 44 kind of ice syrup sold in canteen elementary school. Primary data was obtained through interviews with the seller of ice syrup and examination the Laboratory Academy health Analysis Jambi. Secondary data obtained from Department of Education and Culture of Jambi city related to number of elementary schools in district Kota Baru. The result show that out of 44 samples checked all contain saccharin and 13 samples exceeds standards. Number of traders selling drinks containing saccharinbecause the low level education, lack of information relating to food additives and the absence security of the health service or BPOM Jambi.Keywords : saccharin, ice syrup
PENGARUH JUMLAH PEGAWAI,TINGKAT PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS KEPENDUDUDKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN LUWU UTARA Supriadi Supriadi; Hendra Sapri; Hadrah Hadrah
Equilibrium : Jurnal Ilmiah Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.547 KB) | DOI: 10.35906/je001.v1i1.48

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh jumlah pengawai, teknologi dan tingkatn penddidikan terhadap pelayanan public pada dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Luwu Utara. Sejarah terbentuknya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Awal terbentuknya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil berdasarkan peraturan Daerah No.5 tahun 2004 dengan Nomenklatur ‘ Badan Kependudukan Catatan sipil dan Keluarga Berencana’. Namun dengan adanya peraturan pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah, maka struktur Organisasi Badan Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana dirubah berdasarkan peraturan Daerah No.10 tahun 2008 dengan nomenklatur ‘ Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ‘ kemudian dditindaklaanjuti dengan peraturan Bupati Luwu utara No.36 tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi, Rincian Tugas dan Tata Kerja Jabatan Struktural. Kesimpulan bahwa jumlah pegawai tingkat pendidikan dan teknologi berpengaruh terhadap pelayanan publik pada dinas kependudukan dan cacatan sipil Kabupaten Luwu Utara.
PELAKSANAAN DIVERSI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI BAWAH UMUR DI POLRES KUTAI TIMUR Supriadi Supriadi
Journal of Law ( Jurnal Ilmu Hukum ) Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT             Children are a mandate from God Almighty, which is inherently inherent in dignity and worthy of being upheld as whole human beings because children are the next generation of the nation and have a very important role to lead and advance the nation. The important role carried by children is what makes parents, the community and even the government must guarantee the lives of children. In this case the state has an obligation to guarantee the rights of every child to their survival, growth and development as well as the right to protection from violence and discrimination.            Children as criminals must take responsibility for their actions. This must be done so as to provide lessons to children, so that in the future the child does not repeat the same mistakes. Punishing children must pay attention to aspects of child development and the best interests of the child. Children who have committed crimes must remain protected and pay attention to their rights so as not to interfere or even damage the child's growing up period. This is what underlies the formation of the juvenile justice system.            Diversity in essence also has the goal of avoiding children and the negative impact of criminal application. Diversion also has the essence of ensuring that children grow and develop both physically and mentally. Judging theoretically from the concept of the objective of punishment, the transfer of the process and the judicial process to the non-judicial process of children who commit narcotics abuse will be seen as relevant.            Based on the reasons for selecting the titles described above, the problems in this thesis are as follows: (1) What is the legal position of diversion for underage narcotics offenders in East Kutai Regional Police? (2) What are the obstacles faced by the police in implementing diversification of minors as narcotics offenders?            Then it can be concluded (1) The legal position of diversion against children of narcotics abusers in the perspective of the development of criminal law is a non-penal policy measure for handling children who commit child crime, because its handling is diverted from the path of the juvenile justice system. Diversi departs from the assumption that the process of handling minors through the juvenile justice system is more likely to be negative than positive for children's development. With regard to handling children as narcotics abusers, the main problems arising from the juvenile criminal justice process or a criminal verdict are the Stigma attached to convicted of narcotics abuse after the completion of the criminal justice process. The tendency of increasing child abuse of narcotics, encourages efforts to deal with and deal specifically with it in the field of child criminal law. The concept of diversion that is regulated in the Criminal Justice System in Indonesia is to place an obligation to diversify in each stage of the judicial process (investigation, prosecution and trial). (2) Lack of coordination between agencies implementing the diversion that one of the obstacles to the implementation of the diversion in the East Kutai Police Station is the lack of Community Guidance personnel, namely only a few PK personnel handling client children with Bapas working area coverage reaching 18 districts, as well as the time of child detention. short. and Lack of public confidence in the rules of implementing diversion. Even though it has been regulated in the law, the idea of diversion is still hindered by the views of the people who tend to distrust and without thinking about the impact that will be faced by the child. Diversion is a very important policy applied to protect children from the formal justice process. However, sometimes the authorities still hesitate to run it. This is because the demands of the community, politics, or others are considered by the authorities. Officials are also afraid of being blamed if the child repeats his actions later. The public is also still pessimistic about the diversion policy of the authorities which will harm the interests of certain parties. Keywords: Diversity, Children of Criminal Acts, Narcotics
MEKANISME BAKTERI ENDOFIT MENGENDALIKAN NEMATODA Pratylenchus brachyurus PADA TANAMAN NILAM Rita Harni; Supramana Supramana; Meity S. Sinaga; Giyanto Giyanto; Supriadi Supriadi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 23, No 1 (2012): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v23n1.2012.%p

Abstract

Beberapa jenis bakteri endofit telah diketahui potensinya sebagai agens hayati terhadap nematoda parasit P. brachyurus pada tanaman nilam. Penelitian dilakukan untuk mengetahui mekanisme pengendalian dari beberapa bakteri endofit terhadap P. brachyurus pada tanaman nilam. Setek nilam berumur satu bulan diperlakukan dengan bakteri endofit Achromobacter xylosoxidans TT2, Bacillus subtilis NJ57, Alcaligenes faecalis NJ16, Bacillus cereus MSK, dan Pseudomonas putida EH11 dengan metode split root system (sebagi-an akar diinokulasi dengan bakteri endofit (populasi 109/pot), dan bagian lainnya diinokulasi dengan P. brachyurus (100 ekor/pot). Penelitian mengunakan rancangan acak lengkap (RAL) enam per-lakuan dengan tujuh ulangan. Peng-amatan dilakukan terhadap populasi nematoda yang mempenetrasi akar, kadar asam salisilat, fenol, dan peroksidase. Kadar asam salisilat, fenol, indol acetic acid dan peroksidase pada tanaman dianalisis menggunakan metode HPLC dan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meka-nisme kerja bakteri endofit dalam mengendalikan P. brachyurus adalah dengan menginduksi ketahanan tanaman dengan peningkatan produksi senyawa kimia penginduksi ketahanan seperti asam salisilat, peroksidase dan fenol oleh bakteri endofit A. xylosoxidans TT2, A. faecalis NJ16 dan P. putida EH11. Di samping itu, bakteri endofit juga dapat memicu pertumbuhan tanaman melalui peningkatan indole acetic acid terutama pada perlakuan dengan Bacillus cereus MSK. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa aplikasi beragam jenis bakteri endofit yang berbeda mekanisme kerja-nya tersebut perlu dilakukan secara ber-samaan untuk mendapatkan pengendali-an yang optimal.
Biofumigan untuk Pengendalian Patogen Tular Tanah Penyebab Penyakit Tanaman yang Ramah Lingkungan TITIEK YULIANTI; SUPRIADI SUPRIADI
Perspektif Vol 7, No 1 (2008): Juni 2008
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v7n1.2008.%p

Abstract

ABSTRAKMetil  bromida  adalah  pestisida  berspektrum  luas untuk   mengendalikan   serangga,   nematoda,   dan patogen,   baik   dalam   tanah   maupun   di   gudang. Senyawa ini sudah dilarang penggunaannya di dunia berdasarkan  kesepakatan  Montreal  Protocol  tahun 2000, bahkan harus dimusnahkan di seluruh dunia pada tahun 2015.  Di beberapa negara maju sudah gencar dilakukan penelitian untuk mencari senyawa biofumigan sebagai alternatif pengganti metil bromida. Tulisan ini menguraikan salah satu sumber biofumigan  yang  cukup  prospektif  dan  cukup  banyak  diteliti, yaitu, glukosinolat (GSL), termasuk beberapa aspek berkaitan dengan biosintesis dan hidrolisis senyawa tersebut dan produk yang dihasilkan, sumber tanaman penghasil   GSL,   pengaruh   biofumigan   terhadap patogen tular tanah dan mikroorganisme lainnya, serta prospek  dan  kendala  pemanfaatan  biofumigan  di Indonesia.  GSL  berasal  dari  tanaman  famili  kubis-kubisan (Brassicaceae).  Ada sekitar 350 genera dan 2500   spesies   famili   Brassicaceae   yang   diketahui mengandung senyawa GSL. GSL merupakan senyawa yang   mengandung   nitrogen   dan   belerang   hasil metabolit sekunder tanaman.  GSL akan dihidrolisis apabila   terjadi   kontak   dengan   enzim   mirosinase, biasanya melalui pelukaan jaringan tanaman.  Hasil hidrolisis adalah beberapa senyawa, baik yang bersifat volatil maupun tidak, misalnya isotiosianat (ITS), ion tiosianat (SCN-),  nitril,  epitionitril,  indolil  alkohol, amin, sianid organik dan oksazolidinetion. Senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis tergantung pada suhu, pH, dan jenis tanah.  Meskipun sudah banyak bukti  bahwa  senyawa  ITS  mampu  mengendalikan patogen-patogen    tular    tanah,    namun    untuk penerapannya  di  Indonesia  masih  perlu  penelitian supaya diperoleh hasil yang efektif, seperti eksplorasi jenis-jenis Brassicaceae    lokal    sebagai    sumber biofumigan, teknik aplikasi di lapangan (pola tanam, rotasi, tumpangsari,  tanaman penutup tanah), dan faktor-faktor   abiotik   yang   berpengaruh   terhadap biosintesis maupun hidrolisis GSL di dalam tanah.Kata   kunci:   Brassicaceae,   biofumigan,   hidrolisis, sumber   tanaman,   prospek   pengem-bangan di Indonesia ABSTRACTBiofumigant as an environmentally friendly method to control soilborne plant pathogensMethyl bromide (MBr) is a broad spectrum pesticide used to control insects, nematodes, and pathogens both in soils and storages.  Under the Montreal Protocol 2000, MBr has been banned excempted for critical use and it is scheduled to be eliminated completely as of 2015. Several  developed  countries  are  intensively seeking for biofumigants as an alternative substances to substitute MBr. This paper discuses glucosinolate (GSL),   one  of  the  most  prospective  biofumigant, including its biosynthesis, hydrolisis process and their products, effect on soilborne pathogen and other soil microorganisms, as well as its prospect and constrains of  the  development  of  biofumigant  in  agricultural system in Indonesia.  There are about 350 genus and 2500 spesies of Brassicaceae plants known to contain GSLs. The GSLs are secondary metabolites that contain sulfur, nitrogen and a group of glucose.  The GSL is only hydrolysed when it is contacted with myrosinase enzym in the presence of water, commonly occured when plant tissue is damaged.  Various hydrolysis products of volatile and non volatile compounds are known such as isothiocyanates (ITCs), ion thiocyanates (SCN-), nitrile, epithionitrile, indolyl alcohol, amine, organic   cyanide   and   oxazolidinethion.   Type   of hydrolised products depends on soil temperature, pH, and soil types.  Ample evidences support the use of ITCs to control soilborne pathogens and yet to obtain effective control in a large scale application, especially in Indonesia, needs more comprehensive studies, such as exploration of biofumigant sources from indigenous or local species of Brassicaceae, application methods (cropping  system,  rotation,  intercropping,  or  cover crop) and other abiotic factors affecting the hydrolysis process of GSL in soil.Keyword: Brassicaceae, biofumigant, hydrolisis, plant source, prospect, Indonesia.
Potential Use of Botanical Termiticide SUPRIADI SUPRIADI; AGUS ISMANTO
Perspektif Vol 9, No 1 (2010): Juni 2010
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v9n1.2010.%p

Abstract

ABSTRACTTermite is one of the most dangerous wood destroying insects and life crop plantations. Termites are commonly controlled using synthetic chemicals which can cause environmental hazzards. However, there are various   environmentally   methods   for   controlling termites,  including  the  use  of  plant  extracts  and essential oils derived from plants such as orange, clove, and citronella oils.  Orange oil has been used quite intensed in  the USA, though many questioned concerning the long lasting effect of the oil.  The paper is aimed to present general view on the potential use of botanical  termiticides  and  its  possible  strategy  to develop.  Various kinds of termites can be found in different ecosystems in Indonesia, such as urban forest trees, plantations, and soils.  Synthetic termiticides can be applied as whole treatment and localized treatment. Although the whole treatment is more expensive, but it is more effective because it uses fumigants such as chemicals (sulfuryl fluoride and methyl bromide) or heat.  However, these chemicals are known to be ozon depletors.   In   contrary,  the  localized   treatment   is cheaper, but it is less effective and require repetead aplications.  The key success in all treatment of termites in any structures is  early detection  of termite infestation such as signs of damage wood, fecal pellets, and  discarded  wings.  Various  plant  extracts and essential   oils   show   termiticide   activities   against different  kinds  of  termites comparable  to  synthetic termiticide. For  example,  a  formulated  botanical pesticide containing clove and citronella oils is effective against dry-wood termite (Cryptotermes cynocephalus). Application of 5% of the formula kill the termite and protect the treated wood almost complete (score 9,8 out of 10) indicating that the formula is potential to be developed.  This formula and other potential botanical termiticides need to be evaluated and improved to become    more    feasible    both    practically    and economically.  A main limitation for developing of botanical termiticides is its mass production and its price which can compete with the synthetic ones.Keywords: Termite, essential oil, botanical termiticide ABSTRAKPotensi Antirayap NabatiRayap  adalah  salah  satu  serangga  perusak  kayu paling berbahaya dan juga dapat merusak pertanaman yang masih hidup. Umumnya rayap dikendalikan dengan menggunakan senyawa kimia sintetik   yang   dapat   membahayakan   lingkungan, padahal ada cara-cara cara pengendalian rayap yang ramah lingkungan, termasuk penggunaan ekstrak dan minyak atsiri berasal dari tanaman, seperti minyak kulit jeruk (orange oil), minyak cengkeh dan minyak serai wangi.  Formula anti rayap dari minyak kulit jeruk  sudah  dijual  di  Amerika  Serikat,  walaupun masih ada kontroversi tentang keefektifannya jangka panjang.    Tulisan    ini    menguraikan    kemajuan perkembangan pestisida nabati anti rayap dan strategi pengembangannya.  Berbagai jenis rayap ditemukan pada   beragam   ekosistem   di   Indonesia,   seperti tanaman hutan kota, tanaman perkebunan, dan tanah. Anti   rayap   sintetik   dapat   diaplikasikan   secara menyeluruh atau secara lokal.  Walaupun aplikasi secara menyeluruh lebih mahal biayanya, tetapi lebih efektif, karena menggunakan senyawa kimia fumigan seperti sulfuril fluorida dan methyl bromida atau uap panas.  Sayangnya, bahan-bahan kimia tersebut dapat merusak lapisan ozon.  Sebaliknya, aplikasi secara lokal   lebih   murah   tetapi   kurang   efektif   dan memerlukan   aplikasi   ulang.   Salah   satu   kunci keberhasilan pengendalian rayap adalah mendeteksi gejala rayap secara dini, misalnya adanya kerusakan pada kayu, bubuk halus dari kayu yang rusak, dan ditemukannya   potongan   sayap   rayap   dewasa. Beragam  ekstrak  tanaman  dan  minyak  atsiri  anti rayap  menunjukkan  sifat  anti  rayap  yang  baik sebanding   dengan   senyawa   anti   rayap   sintetik. Misalnya,  salah  satu  formula  anti rayap  berbahan baku minyak cengkeh dan serai wangi menunjukkan dapat  mematikan  rayap  kayu  kering  (Cryptotermes cynocephalus).  Aplikasi 5% formula pada kayu dapat melindungi  kayu hampir  sempurna  (skor  9,8 dari maksimal skor 10).  Hasil ini mengindikasikan bahwa formula anti rayap nabati tersebut berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut.  Formula tersebut dan beberapa anti rayap nabati potensial lainnya perlu diuji  dan  diperbaiki  sehingga  layak  baik  secara praktis            maupun    ekonomi.    Kendala    utama pengembangan  anti  rayap  nabati  adalah  produksi masal dan harga yang kompetitif terhadap anti rayap  sintetik.Kata kunci: Rayap, minyak atsiri, anti rayap nabati.
Co-Authors . Supramana A. Intan Cahyani Agus Ismanto Ahmad Jalaluddin Aliefman Aliefman Aliefman Hakim Alimuddin Alimuddin Andi Heriyah Andi Lis Arming Gandini Andika Andika Annisa Dinur Rahimah Aris Indriyanti Aska Leonardi AYU LESTARI DEWI Bambang Junipitoyo Ceria Nur Utami Novania Putri Dedi Soedharma Dina Oktaviana Oktaviana Dwi Laksmiwati Elvita Novi Emilia Chandra Endah Wijayanti Ernawaty Mappigau Essly Saparinda Farid Fajrin Fitri Alfarisa Hadrah Hadrah Hendra Sapri Hendro Karl Lewier Hijriani Hijriani Iqmal Daffany Ismawati Ismawati Izhar Salim Jeckson Siahaan Jeckson Siahaan Kartika Utami kemala sari lubis Kumalasari Kumalasari Kunti Tirtasari La Niasa Lubnah Alhasny M Shabri Abd Majid M. Dwiki Ferqutanto M. Yusuf Maratun Jannah Meity S. Sinaga mochamad rofik Muh. Tahir Muhamad Dhafid Widodo Muhlis Muhlis MUHTAR LUTFI Munaris . Muthmainnah Muthmainnah Muti'ah Muti'ah Muti'ah Muti'ah Mutiarani Pionera Nasir Nasir Nasrullah Bin Sapa Nazaruddin Nazaruddin Nia Murniati Nurul Awalia Purnamawati Purnamawati Ratna Sari Rada Reza Abdy Prasetyo Reza Maulana Riadi, Bambang Richardus F Kaswadji Ridwansyah Ridwansyah Rina Fauziah RITA HARNI RIZKI INTAN SUGIANI Rohsita Amalyah Rasyid Sabran Sabran Sakhiatun Sarah Salahuddin Salahuddin Salamah Amara Maharani Samsul Samsul Setyo Hariyadi Sukib Sukib Sulaeman Sulaeman Sumarlin Sumarlin Sumartono Ali Putra Susilawati Susilawati Suwanti Suwanti Titi Usnah Titiek Yulianti Tri Gunadi Trimulato Trimulato Trisno Wardy Putra Umdatul Khoirot Ummiati Rahmah Wawan Aries Widodo Wildan Wildan Wiwid Suryono Yelli Masmida Putri Yulan Yunia Yundari, Yundari Yusri Yusri Zunindra Zunindra