Dari berbagai fakta tersebut telah dilakukan penelitian ini dengan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menerapankan model pembelajaran Inquiry Training berbasis teknologi informasi dan komunikasi, dengan penerapan model pembelajaran Inquiry Training. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimen atau yaitu perlakuan terhadap dua variabel (kelas), satu kelas sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan penerapan model pembelajaran Inquiry Training berbasis teknologi informasi dan komunikasi dan kelas yang lain sebagai kelas kontrol melalui penerapan model pembelajaran Inquiry Training. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran Inquiry Training berbasis teknologi informasi dan komunikasi secara signifikan dapat lebih meningkatkan keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kritis siswa dibandingkan dengan model pembelajaran Inquiry Training. Data hasil penelitian mendapatkan Ngain keterampilan proses sains kelas eksperimen sebesar 0,84 (kategori tinggi) dan Ngain kelas kontrol sebesar 0,68 (kategori sedang). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan model pembelajaran Inquiry training berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang diterapkan pada kelas eksperimen secara signifikan dapat lebih meningkatkan keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kritis siswa dibandingkan dengan model pembelajaran inquiry training yang diterapkan pada kelas kontrol.
Copyrights © 2024