Naditira Widya
Vol. 11 No. 1 (2017): Naditira Widya Volume 11 Nomor 1 April Tahun 2017

PENEMPATAN BANGUNAN CANDI TINGKIP, LESUNG BATU, DAN BINGIN JUNGUT PADA BENTANG LAHAN FLUVIAL MUSI RAWAS PROVINSI SUMATRA SELATAN

Sondang M. Siregar (Balai Arkeologi Sumatra Selatan)
M. Edi Armanto (Universitas Sriwijaya)
L.R. Retno Susanti (Universitas Sriwijaya)



Article Info

Publish Date
06 Aug 2024

Abstract

Keberadaan bangunan Candi Tingkip, Lesung Batu, dan Bingin Jungut menunjukkan adanya sisa peradabanHindu-Buddha di Daerah Musi Rawas. Daerah Musi Rawas memiliki bentang lahan fluvial dari hulu Sungai Musi sampaidengan hulu Sungai Rawas. Pada wilayah tersebut manusia berusaha berinteraksi dengan alam tidak hanya untuk bertahanhidup tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan ritualnya. Masyarakat pada masa lalu telah beradaptasi dengan lingkungan dengan mempertimbangkan lingkungan fisik dalam mendirikan bangunan candi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk adaptasi manusia pendukung bangunan candi, yaitu keletakan bangunan Candi Tingkip, Lesung Batu, dan Bingin Jungut pada bentang lahannya dan mengetahui hubungan penempatan bangunan candi dengan tanah dan batuan. Metode yang dipakai adalah metode kualitatif dengan analisis ruang sebaran bangunan candi dengan lingkungan fisiknya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa bentuk adaptasi manusia pendukung Candi Tingkip, Lesung Batu, dan Bingin Jungut adalah menempatkan bangunan candi pada lahan yang berdekatan dengan sumber air, mendirikan bangunan candi di atas tanahlempung dan memilih lokasi candi yang menyediakan material bangunan candi. The existence of Tingkip, Lesung Batu and Bingin Jungut temples show the remain of the Hinduism-Buddhism civilization in Musi Rawas region. The region has fluvial landscape from downstream to upstream Rawas River. Local people in the past had interacted with nature not only to survived but also perfomed religious activity. They had adapted how to build temples by considering the physical environment. This research purposes to know the form adaptation in the past, which arerelated to the landscape of temples location and the placement of temple building with soil and rock. The method used is qualitative with spatial analysis of physical environment of temples. The results show that adaptation form the past people in Tingkip, Lesung Batu and Bingin Jungut had placed the temples building on the land that near the water source on the clay soil, and choosed the locations that provided the materials.

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

nw

Publisher

Subject

Arts Humanities Social Sciences

Description

Naditira Widya aims to be a peer-reviewed platform and a reliable source of information. Scientific papers published consist of research, reviews, studies, and conceptual or theoretical thinking with regard to Indonesian and/or world archaeology and culture. All papers are double-blind reviewed by ...