AbstrakDesa Klangon saat ini menjadi desa rujukan tanaman porang Indonesia. Tidak hanya itu Desa Klangon memiliki wisata klangon yang terletak di tengah hutan klangon. Tujuan dari pengabdian masyarakat adalah memberikan pemberdayaan dan pendampingan masyarakat mengenai implementasi Agro Smart Village sebagai solusi pengelolaan wisata dan TABOGA dalam upaya peningkatan kemandirian dan derajat kesehatan masyarakat. Tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi koordinasi dengan perangkat desa, FGD (Focus Group Discussion) dan praktek di beberapa kelompok masyarakat, pendampingan, pembentukan TABOGA farm, dan pendampingan, Pendampingan dalam perencanaan pengembangan usaha hilirisasi produk TABOGA. Kegiatan pengabdian desa Asal melibatkan beberapa perangkat desa, tokoh masyarakat, dan petani yang menjadi sasaran. Hasil yang didapatkan dari kegiatan pengabdian ini diantaranya adalah komoditas TABOGA di desa klangon memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai komoditas unggulan kedua setelah porang. Setidaknya dari hasil FGD tercatat sebanyak 18 jenis tanaman obat tradisional yang banyak tumbuh berdampingan dengan tanaman porang di hutan Desa Klangon. Namun, potensi ini belum banyak dimanfaatkan secara maksimal. Permasalahan utama yang menjadi kendala adalah pemasaran produk TABOGA. Berdasarkan permasalahan tersebut, kontribusi yang diberikan oleh Tim Pengabdi pada kegiatan ini yakni pendampingan implementasi Agro Smart Village melalui pemetaan komoditas TABOGA untuk meningkatkan minat masyarakat dalam mengembangkan komoditas TABOGA untuk kesejahteraan masyarakat Desa Klangon. Kata kunci: pemasaran; porang; tanaman obat tradisional; wisata. AbstractKlangon Village is currently a reference village for Indonesian porang plants. Klangon Village has a Klangon tourist area which is in the middle of the Klangon forest. The purpose of community service was to provide community empowerment and assistance regarding the implementation of Agro Smart Village as a tourism management solution and TABOGA to increase self-sufficiency and community health status. The method of implementing the assisted village service activities was carried out using two methods, namely FGD (Focus Group Discussion) and practiced in several community groups. The production technology practice method aimed to aid the community regarding the formation of TABOGA Farm. Origin village service activities involved several village officials, community leaders, and targeted farmers. Based on the results of the community service activities, the Klangon people required assistance from universities to make mapping of TABOGA commodities and their marketing. Farmers need institutional support such as BUMDES to become a business unit that accommodates community taboga plant products so that it is hoped that they can increase people's income.Keywords: tourism; traditional medicinal plant; marketing.
Copyrights © 2024