Jurnal Hortikultura
Vol 25, No 1 (2015): Maret 2015

Organogenesis Bunga Aksis Pisang Bergenom AAB dan ABB

Lisnandar, Dea Silvia (Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, IPB, Jln. Meranti, Dramaga, Bogor 16680)
Fajarudin, A (Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jln. Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong, Bogor 16911)
Effendi, Darda (Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, IPB, Jln. Meranti, Dramaga, Bogor 16680)
Tambunan, Ika Roostika (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Jln. Tentara Pelajar 3A, Bogor 16111)



Article Info

Publish Date
13 Apr 2016

Abstract

Penyimpanan in vitro merupakan teknik yang cocok diterapkan  pada tanaman pisang yang berkembang biak secara vegetatif. Namun demikian, perlu adanya optimasi regenerasi tanaman pisang terlebih dahulu. Regenerasi tanaman pisang melalui bunga aksis masih belum banyak dikembangkan. Tingginya tingkat kontaminasi pada eksplan yang berasal dari anakan (sucker) dan tingkat pencokelatan pada biakan pisang yang mengandung genom B menjadi kendala dalam perbanyakan tanaman pisang secara masal melalui kultur jaringan. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan formulasi media yang efektif untuk morfogenesis bunga aksis pisang yang begenom AAB (Kosta dan Raja Bulu) dan ABB (Kepok, Siem, dan Ayam) yang diregenerasikan secara organogenesis. Percobaan dirancang secara faktorial menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Eksplan yang digunakan dalam penelitian ini adalah potongan bunga aksis dari bunga jantan. Perlakuan pada percobaan ini adalah konsentrasi 6-benzil adenin (BA) (0, 1, 3, dan 5 mg/l), thidiazuron (TDZ) (0 dan 0.1 mg/l) serta kombinasi BA dan TDZ. Hasil sidik ragam menunjukkan tidak terdapat interaksi yang nyata antara BA dan TDZ terhadap pertumbuhan nodul dan tunas pada semua pisang. Benzil adenin secara nyata memengaruhi induksi organogenesis dari bunga aksis dengan taraf terbaik 3 mg/l (varietas Kepok dan Kosta) serta 5 mg/l (Varietas Raja Bulu). Eksplan yang mengalami pencokelatan paling parah adalah Siem dan Ayam, sehingga regenerasinya terhambat atau nodul tidak terbentuk pada formulasi media yang diujikan. Pencokelatan dapat diatasi dengan menambahkan asam askorbat pada media.

Copyrights © 2015






Journal Info

Abbrev

JHORT

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry

Description

Jurnal Hortikultura (J.Hort) memuat artikel primer yang bersumber dari hasil penelitian hortikultura, yaitu tanaman sayuran, tanaman hias, tanaman buah tropika maupun subtropika. Jurnal Hortikultura diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Litbang Pertanian, ...