Permasalahan penelitian adalah rendahnya keterampilan berpikir kritis, dan berkomunikasi siswa. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran terjadi secara satu arah, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang belum optimal, kurang terampil dalam berpikir kritis. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan model BE SMART dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktivitas guru, aktivitas siswa, keterampilan berpikir kritis, dan berkomunikasi siswa. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan yang dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menggunakan model BE SMART menunjukkan bahwa aktivitas guru meningkat dari skor 25 (Baik) pada pertemuan 1 menjadi skor 32 (Sangat Baik) pada pertemuan 4, aktivitas siswa meningkat dari skor presentase klasikal 45% (Cukup Aktif) pada pertemuan 1 menjadi skor presentase klasikal 91% (Sangat Aktif) pada pertemuan 4, serta keterampilan berpikir kritis dari skor presentase klasikal 41% (Cukup Terampil) pada pertemuan 1 menjadi skor presentase klasikal 91% (Sangat Terampil) pada pertemuan 4. Sedangkan keterampilan berkomunikasi dari skor presentase klasikal 41% (Cukup Terampil) pada pertemuan 1 menjadi skor presentase klasikal 91% (Sangat Terampil) pada pertemuan 4. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan model BE SMART dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, keterampilan berpikir kritis,dan berkomunikasi siswa.
Copyrights © 2024