Abstrak. Perkembangan dari perencanaan bangunan tahan gempa pada beberapa dekade terakhir telah melahirkan suatu inovasi baru yang disebut sistem isolasi dasar. Dua jenis sistem isolasi dasar yang telah banyak digunakan adalah High-Damping Rubber Bearing (HDRB) dan Friction Pendulum System (FPS). Tujuan dari studi ini adalah membandingkan kinerja HDRB dan FPS pada kondisi perpindahan rencana dan riwayat pembebanan gempa yang sama serta mempelajari pengaruh kekangan khusus maupun menengah pada bangunan yang sudah dilengkapi dengan sistem isolasi dasar. Digunakan lima model studi berupa gedung perkantoran hipotetikal dua puluh lima lantai dengan sistem struktur berupa sistem ganda yang terletak di daerah Jakarta dengan kondisi tanah sedang. Digunakan analisis non-linear riwayat waktu (NLTHA) dengan memanfaatkan tujuh buah riwayat gempa yang telah diskalakan terhadap respon spektra target baik pada Design Basis Earthquake (DBE) maupun Maximum Credible Earthquake Risk Category (MCER). Parameter-parameter yang dibandingkan meliputi perpindahan atap, gaya geser dasar, perpindahan antar lantai, kondisi kerusakan sendi plastis, rasio redaman efektif, dan kemampuandisipasi energi inelastik dari kedua perangkat tersebut. Berdasarkan parameter-parameter tersebut, perangkat FPS terbukti dapat bekerja lebih baik dibandingkan dengan HDRB dalam mereduksi gaya gempa. Selain itu, efek kekangan terbukti tidak lagi memberikan pengaruh yang signifikan pada gedung yang sudah dilengkapi dengan sistem isolasi dasar.Abstract. Development of earthquake resistant building design in recent decades has produced a new invention called base isolation system. Two types of base isolation system that has been widely used are high-damping rubber bearing (HDRB) and friction pendulum system (FPS). The purpose of this study is to compare the performance of both base isolation devices on same design displacement and earthquake load and to learn the effect of both special and intermediate detailing on the buildings which have been equipped with the base isolation devices. Five hypothetical office building model, 25-story tall, with dual system structure which is located in Jakarta with medium soil condition will be introduced. Nonlinear time history analysis (NLTHA) with seven ground motion which have been scaled both to Design Basis Earthquake (DBE) and Maximum Credible Earthquake Risk Category (MCER) target spectra will be used. The measured parameters included roof drift, base shear, inter-story drift, plastic hinges damage, effective damping ratio, and energy dissipation capacity for both devices. Based on these parameters, it has been proved that FPS works more effectively when compared to HDRB in reducing seismic damage. Besides, effect of confinement is no longer significant for buildings which have been equipped with base isolation devices.
Copyrights © 2014