Buku ini dalam sistematika penulisan tidak mengikuti aturan kebanyakan karena diambil dari kumpulan kuliah epistemologi yang beliau sampaikan di Teheran, Iran. Meskipun diambil dari kumpulan kuliah, akan tetapi karena mempunyai satu tema, yakni epistemologi, buku ini menjadi satu kesatuan yang seolah-olah memang dirancang untuk menjadi bahan pemikiran dan bacaan. Selain itu, tidak ada perubahan yang berarti selain sedikit penyesuaian kalimat lisan menjadi tulisan sedemikian rupa sehingga keorsinalan pemikiran Murtadha Muthahhari tetap utuh.Meskipun tulisan ini orsinal sebagaimana dijelaskan pada paragraf di atas, akan tetapi mengingat pemikiran yang muncul sebagai hasil kristalisasi dari berbagai sumber (Barat dan Islam) membuat filsafatnya kurang orisinal. Maklum saja, meminjam perkataan Budi Hardiman dalam Filsafat Fragmentaris, bahwa filsafat itu selalu terbuka sedemikian rupa sehingga menjadi tidak mudah. Terlebih lagi, Murtadha Muthahhari adalah termasuk orang yang sangat aktif menulis berbagai hal, yang berakibat kurang fokus pada satu permasalahan.Menurut penulis, pada buku ini masih terdapat kekurangan di sana-sini. Misalnya saja dari penanpilan atau bentuk yang tidak lazim (seperti kotak dan agak tebal) menyebabkan buku ini susah dipegang ketika kita membaca atau membolak-balik halamannya. Begitu juga ketiadaan daftar pustaka dalam halaman tersendiri, membuat kita harus lebih teliti-atau malah melewatkan begitu saja-catatan kaki yang tersedia. Karena banyak nama filsuf yang dimuat, tentu akan lebih baik seandainya penerbit (pada edisi mendatang) menyertakan indeks dalam buku yang sebenarnya cukup informatif ini. Meskipun demikian, secara keseluruhan buku ini pantas dan cukup menarik untuk ditelaah, bukan hanya oleh mereka yang berkutat dalam dunia filsafat, tetapi juga bagi mereka yang ingin mengkaji bagaimana Islam memandang pengetahuan. al 9 Juli 2009, 20:07.
Copyrights © 2009