Pada umumnya para pebelajar Bahasa Arab memiliki kesan bahwa belajar Nahwu itu sulit dan rumit. Padahal setiap Bahasa di dunia manapun secara linguistik memiliki tingkat kesulitan dan kemudahan yang beragam secara tata bahasa. Hal itu bergantung pada karakteristik (khashÈish) sistematika Bahasa, baik pada tataran fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Pada tataran struktur bahasa Arab sangat syarat dengan system IârÈb, âÈmil, dan sintem gender yang menjadi perhatian bagi pebelajar di Madrasah namun, Pada kenyataan di lapangan kaidah bahasa Arab ini menjadi pokok masalah yang menjadi penyebab kekeliruan dan kesalahan pebelajar di Madrasah pada umumnya.Dalam kurikulum di Madrasah tentang kajian nahwu masuk dalam materi pelajaran bahasa Arab di Madrasah antara lain: Isim dhÈmir, isim isyÈrah, âÈmil jawÈzim dan lainnya. Materi secara teori kajian sangat luas namun praktek di lapangan hanya beberapa kaidah bahasa Arab yang digunakan di Madrasah dalam Permenag 2008. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan komunikasi bahasa Arab yang gradasi penggunaannya lebih sering digunakan misalnya dalam materi Isim dhÈmir yang dipelajari hanya penggunaan Isim dhÈmir: ÙÙÙØ ÙÙÙØ ÙÙ
ØÙÙØ Ø£ÙتÙØ Ø£ÙتÙØ Ø£ÙتÙ
Ø£ÙتÙ. Demikian pula dalam kajiam isim IsyÈrah hanya menggunakan kaidah nahwu yang sederhana di MTs yaitu::Ø°ÙÙØ ØªÙÙ dan ÙÙذا Ø ÙÙØ°Ù. Kata Kunci:Nahwu, Isim dhÈmir, isim isyÈrah, âÈmil jawÈzim, IârÈb, âÈmil,
Copyrights © 2015