Panggung
Vol 26, No 4 (2016): Orientalisme & Oksidentalisme Sebagai Relasi, Dominasi, dan Batasan dalam Este

Representasi Nilai Kosmologi Pada Wujud Lokal Bangunan Hunian Bali Aga

Maharani, Ida Ayu Dyah (Unknown)
Santosa, Imam (Unknown)
Wardono, Prabu (Unknown)



Article Info

Publish Date
10 Jan 2017

Abstract

ABSTRACT Bali Aga architecture is the second oldest architecture in Bali lasted the 8th to 13th century which there were two important events that brought acculturation impact: the arrival of Resi Markandeya came from India who brought Budha Mahayana belief and Empu Kuturan came from East Java who brought Hindu belief. Before those, Bali Aga community had a cosmological ideology as their belief and still visible in every thought, behavior and artifacts including their housing.This qualitative research is performed uses ethnography method to be able to trace the representa- tion of cosmological ideology, especially in the form of local housing. The result of this study describes some cosmological ideologies of community in each Bali Aga villages cannot regarded as the same be- cause it influenced by each local wisdom. However, the diversity has the same value, idea and purpose to put the universe as the main orientation. Bali Aga community’s submission to the universe makes their housing are able to survive with their identity until now. Keywords: Bali Aga, cosmology, housing, ethnography     ABSTRAK Arsitektur Bali Aga merupakan arsitektur tertua kedua di Bali yang masa kemunculannya meliputi kurun waktu abad ke-8 s.d 13, dimana terdapat dua peristiwa akulturasi penting yaitu kedatangan Resi Markandeya dari India yang membawa ajaran Budha Mahayana dan Empu Kuturan dari Jawa Timur yang membawa ajaran Hindu. Sebelum masuknya kedua budaya tersebut, masyarakat Bali Aga memiliki pandangan kosmologi sebagai anutan kepercayaan yang masih terlihat hingga kini dalam setiap pemikiran, perilaku dan artefak bangunan huni- annya.Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan metode etnografi untuk dapat menelusuri representasi pandangan kosmologi masyarakat, khususnya dalam wujud lokal bangunan huniannya. Hasil penelitian ini menjelaskan beberapa pandangan kosmologi di desa-desa Bali Aga ternyata tidak dapat dianggap sama karena sangat dipengaruhi masing- masing local wisdom. Namun keberagaman tersebut tetap mengandung nilai, maksud dan tu- juan yang sama dengan menjadikan alam semesta sebagai orientasi yang utama. Keberserahan diri masyarakat Bali Aga kepada alam semesta ini menjadikan bangunan huniannya mampu bertahan dengan identitasnya hingga kini. Kata kunci: Bali Aga, kosmologi, bangunan hunian, etnografi

Copyrights © 2016






Journal Info

Abbrev

panggung

Publisher

Subject

Education

Description

Panggung is online peer-review journal focusing on studies and researches in the areas related to performing arts and culture studies with various perspectives. The journal invites scholars, researchers, and students to contribute the result of their studies and researches in those areas mentioned ...