Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia
Vol 18, No 2 (2014)

Etiologi Penyebab Malformasi Tunas Ranting Kakao di Kulonprogo, DIY dan Segayung, Jawa Tengah

Susamto Somowiyarjo (Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada)
Sri Sulandari (Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada)
Sedyo Hartono (Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada)
Yashanti B. Paradisa (Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada)
Tri Maruto Aji (Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada)



Article Info

Publish Date
21 Dec 2014

Abstract

The cocoa plants that showed severe swollen twig malformation was observed at cocoa cultivation of PT Pagilaran at Samigaluh, Kulon Progo and Segayung Central, Java. The symptoms could be observed easily at the nurseries, young plants, productive plants, and old plants. The basal part of the twig appears swollen and and there was also leaf curling symptoms. On late symptom the leaves form rossette and the plant growth would slow down. The old plant showed twigbroom-like symptom with many small leaves. In the field the symptoms always associated with mealybug Planococcus spp. Because the disease has spread all over the field with severe symptom, the causal agent need to be identified accurately. An experiment was carried out in which the causal agent was transmitted using mealybug as a vector, top cleft graftingand insecticide application after cutting all symptoms of the diseased plant. Transmission experiments by top cleft grafting did not show any symptoms. The negative results were also obtained in the artificial inoculation using the mealybug, when the diseased shoots were cut and protected by insecticide. The young shoots grew normally, without showing any symptom of malformation. It was suspected that the malformation was caused by toxin produced by the insect. Molecular studies to further characterize the causal agent of the malformation, is presently being conducted.Pada pertanaman kakao PT Pagilaran di Samigaluh, Kulon Progo, DIY dan Segayung, Jawa Tengah ditemukan gejala malformasi tunas ranting yang sangat parah. Gejala penyakit ditemukan pada tanaman di pembibitan, tanaman muda,tanaman yang sudah produktif maupun tanaman tua. Pada bagian ranting yang sedang tumbuh pada bagian pangkal tunas dan tangkai daun membengkak, pertumbuhan daun tidak simetris dan keriting. Pada gejala lanjut daun tumbuhmeroset dan tanaman mengalami penghambatan pertumbuhan. Ranting tanaman tua yang terserang membentuk percabangan yang banyak dan ditumbuhi daun-daun kecil. Di lapangan gejala yang timbul selalu berasosiasi dengan koloni kutu dompolan (Planococcus spp.). Oleh kerena penyakit tersebar luas di perkebunan dengan gejala yang sangat parah maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebabnya dengan tepat serta pengelolaannya. Penelitian meliputi kajian penularan menggunakan Planococcus sp., penyambungan tanaman sehat dengan ranting yang bergejala serta aplikasi insektisida. Penularan dengan penyambungan dan penularan menggunakan serangga tidak menghasilkan tanaman yang bergejala. Pada percobaan di lapangan dengan memotong tunas-tunas sakit kemudian disemprot denganinsektisida hasilnya tunas muda yang tumbuh berikutnya tidak menunjukan adanya gejala malformasi. Diduga bahwa malformasi pada tunas dan ranting tersebut disebabkan oleh racun yang ditularkan oleh serangga. Penelitian lebih lanjut untuk karakterisasi penyebab penyakit secara molekuler saat ini sedang dilakukan.

Copyrights © 2014