Praktek pemberian ASI di Indonesia masih buruk, masyarakat masih sering beranggapan bahwa menyusui hanya urusan ibu dan bayinya. Kelompok Pendukung (KP) Ibu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang ASI Eksklusif dan praktek pemberian ASI Eksklusif, serta memungkinkan petugas kesehatan untuk melakukan pendampingan teknis yang akhirnya akan meningkatkan cakupan ASI Eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas program Kelompok Pendukung (KP) Ibuterhadap perilaku pemberian ASI Eksklusif. Penelitian ini merupakan penelitian observas ional dengan rancangan Kohort yang dilaksanakan pada bulan Juli s.d. Desember 2011 di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Kabupaten Bantul. Sampel ditentukan dengan cara purposive sampling, dengan ketentuan bayi usia 3-4 bulan, masih memberikan ASI saja, tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II dan bersedia mengikuti penelitian. Kriteria eksklusinya adalah ibu dengan penyakit kronis yang mengganggu pemberian ASI eksklusif dan menyusui lebih dari 1 bayi (bayi kembar). Jumlah tiap-tiap kelompok subyek(KP-Ibu dan Non KP-Ibu) adalah 35 orang, dengan melakukan matching untuk umur. Penempatan kedalam kelompok KP dan Non KP dilakukan secara acak. Data dianalisis dengan t test dan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata perlakuan KP Ibu terhadap pengetahuan tentang ASI untuk responden yang berpendidikan rendah, tidak bekerja (sebagai ibu rumah tangga), dan yang mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Sebaliknya untuk responden yang berpendidikan tinggi, bekerja, dan tidak mendapat Inisiasi menyusu dini, hubungan ini tidak nyata. Kesimpulannya, kelompok pendukung ibu untuk mensukseskan pemberian ASI eksklusif (praktek menyusu) sangat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI pada responden yang berpendidikan rendah, tidak bekerja (sebagai ibu rumah tangga saja), dan yang mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini. Kata kunci: KP-Ibu, pengetahuan ASI, praktek ASI eksklusif
Copyrights © 2012