Salah satu kemampuan penting untuk dimiliki oleh seorang siswa adalah kemamÂÂÂpuan berpikir kritis. Di level SMP, anak mulai mampu menangkap secara lebih jelas maksud dari suatu permasalahan, mempertimbangkan, mengajukan duÂgaÂan, dan menganalisis dengan sederhana keterkaitan antar subjek permasalahan. Bagi anak usia SMP, di sinilah peran berpikir kritis telah dapat diterapkan bahkan ditingÂkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kriÂtis siswa kelas VIII SMP Negeri di Banjarmasin Tengah tahun pelajaran 2016/2017. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini. Populasi peneÂlitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri kecamatan Banjarmasin Tengah. Sampel dalam penelitian ini diambil secara acak. Teknik pengumpulan data menggunakan tes yang berisi soal kemampuan berpikir kritis mengacu pada Watson-Glaser Critical Thinking Appraisal. Teknik analisis data menggunakan interÂpretasi nilai akhir, perÂsenÂtase, dan rata-rata. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa termasuk dalam kategori sedang. Pada indikator penarikan kesimpulan (infeÂrence), kemampuan berpikir kritis siswa berada pada kategori sedang. Pada indikator indikator asumsi (recognition of assumptions), berÂada pada kategori sangat tinggi. Pada indikator deduksi (deduction), berada pada kategori tinggi. Pada indikator meÂnafÂsirkan informasi (interpretation), berada pada kateÂgori sedang. Pada indikator mengÂanalisis argumen (evaluation argument), berÂada pada kategori rendah.Kata kunci: kemampuan, berpikir kritis, Watson-Glaser Critical Thinking Appraisal
Copyrights © 2017