EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
Vol 4, No 1 (2016)

Coping Stress Penyandang Tunanetra Late-Blind

Serafine Hosana Santoso (Unknown)
Erlyn Erawan (Unknown)



Article Info

Publish Date
26 Jan 2017

Abstract

Penyandang tunanetra late-blind adalah seseorang yang menjadi tunanetra ketika berusia diatas 12 tahun. Ketika menjadi penyandang tunanetra, individu mengalami kejadian yang stressful di mana semua aktivitas yang semula bisa dilakukan menjadi tidak bisa dilakukan. Dalam menghadapi stres, individu akan melakukan usaha coping stress, yaitu usaha yang terus menerus berubah dalam menghadapi tuntutan dari luar maupun dari dalam yang menjadi sumber ancaman seseorang. Tujuan dari penelitian ini adalah berusaha mengetahui coping stress dari seorang penyandang tunanetra late-blind terkait dengan kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan penelitian kualitatif dan pendekatan fenomenologis, peneliti melakukan wawancara pada tiga informan yang menjadi penyandang tunanetra setelah usia dewasa. Reaksi stres yang paling umum ditampakkan adalah perasaan marah dan kecewa terhadap keadaan yang menimpa diri para informan. Dalam proses menghadapi kemarahan dan kekecewaan tersebut, para informan mendekatkan diri pada Tuhan dan berdoa. Setelah menemukan komunitas penyandang tunanetra, para informan bisa kembali beraktivitas seperti sebelumnya dan menerima keadaan dirinya. Selama proses coping stress para informan membutuhkan dukungan dari orang lain, baik dalam bentuk materi, informasi, maupun emosi. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai coping stress yang dilakukan oleh informan terkait dengan kondisinya.

Copyrights © 2016






Journal Info

Abbrev

EXPERIENTIA

Publisher

Subject

Social Sciences

Description

“Experientia” merupakan istilah dalam bahasa Latin yang artinya “pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman”. Pemilihan nama ini selaras dengan metode transfer dan pengembangan ilmu pengetahuan yang dipraktikkan di Unika Widya Mandala Surabaya, yakni “experiential learning” (mahasiswa ...