Rendahnya IPM Provinsi Lampung berkaitan dengan rendahnya kualitas indikator IPM yaitu
hidup sehat, standar hidup layak dan pengetahuan. Salah satu keterkaitan SDM dengan IPM
dapat dilihat dari keterkaitan antara keersediaan dan kualitas pangan di masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan komunikasi yang dilakukan oleh
masyarakat perkotaan dan perdesaan serta akses terhadap media massa dalam mendukung
kompetensi pangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan subyek
penelitian yaitu rumah tangga di perkotaan dan perdesaan di Provinsi Lampung. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antar pribadi di masyarakat dan media massa
memiliki peran yang moderat dalam mendukung kompetensi bidang pangan. Kompetensi
informasi pangan didukung oleh beberapa interaksi responden dengan: (1) teman/ tetangga,
(2) tokoh masyarakat, tenaga kesehatan/ tenaga pendidik, (3) pertemuan di sekitar tempat
tinggal, (4) media massa. Komunikasi antarpribadi memiliki peranan yang lebih tinggi
dibandingkan media massa dalam beberapa hal, yaitu informasi tentang: (1) sumber ide
pangan, (2) jenis pangan, (3) cara pengolahan pangan, (4) pola makan sehat, (5) komposisi
gizi seimbang, (6) makanan bermutu. Selain itu, media massa memiliki dalam memberikan
informasi pangan yang aman. Dukungan komunikasi antarpribadi berimbang dengan media
massa dalam memberikan dukungan terhadap informasi tentang gizi pangan.
Kata kunci: informasi, kompetensi, komunikasi antar pribadi, media massa, pangan
Copyrights © 0000