Pelayanan kesehatan pada anak sama seperti orang dewasa, yakni mencakup kesehatan fisik, psikososial dan spiritual. Anak-anak yang berstatus narapidana tentu lebih rentan dan mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan psikososial, karena anak terpisah dari lingkungan keluarga dan lingkungan teman sebayanya. Masalah psikososial merupakan suatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosional yg dapat berkembang menjadi patologis (gangguan jiwa) apabila terus berlanjut. Hasil Riskedas tahun 2007 menunjukkan bahwa di Kalimantan Selatan terdapat masalah psikososial sebesar 11,3 %, hampir sama dengan prevalensi nasional yaitu 11,6 %.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang dukungan keluarga terhadap kejadian depresi pada narapidana anak di lembaga pemasyarakatan Martapura Kab Banjar Prov Kalimantan Selatan. Jenis penelitian Kuantitatif dan desainnya adalah “Cross Sectional”. Sampel penelitian adalah seluruh anak yang berstatus sebagai terpidana yang berada di Lapas Martapura Kabupaten Banjar, dengan teknik sampling “ total sampling”. Pengumpulan data dilakukan kuesioner A untuk karakteristik anak dan dukungan keluarga, sedangkan kuesioner B untuk pengukuran depresi dengan instrument Beck Depression Inventory (BDI). Analisis data dilakukan dengan análisis univariat dan bivariat.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai p = 0,7 > α = 0,05 , maka ho diterima, jadi tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada narpidana anak. Kejadian dipresi yang terjadi pada naripidana anak ditentukan oleh factor lain. Hal tersebut akan dapat dijadikan dasar bagi Lapas, perawat, institusi pendidikan dan Kemenkes serta KemenKum dan Ham dalam peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan jiwa bagi napi anak. Key word : Psikosial narapidana anak
Copyrights © 2014