Jurnal Sejarah dan Budaya
Vol 12, No 2 (2018)

AKULTURASI KEMUHAMMADIYAHAN DAN BUDAYA PAPUA BARAT (STUDI TENTANG PERILAKU SOSIAL DAN KEAGAMAAN MASYARAKAT ISLAM DI PAPUA)

Raisa Anakotta (Unknown)



Article Info

Publish Date
28 Dec 2018

Abstract

Budaya melekat dan menjadi kebiasaan sehingga akan selalu diterapkan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, setiap kelompok masyarakat akan memiliki budayanya masing-masing. Seiring dengan perkembangan jaman, sekelompok masyarakat mulai terbiasa hidup dengan kelompok masyarakat yang lain. Dengan demikian, akan sangat memungkinkan untuk terjadinya proses akulturasi. Sama halnya dengan wilayah lain di Indonesia yang sering dijadikan sebagai tempat menetap, Papua Barat juga didiami oleh masyarakat berasal dari berbagai macam suku. Sehingga akulturasi banyak ditemukan di sini. Papua Barat juga merupakan contoh wilayah Indonesia Timur yang didalamnya terdapat banyak kader Muhammadiyah dan gerakan Muhammadiyah pun sudah cukup berkembang di wilayah ini. Dalam hal ini, akan sangat memungkinkan terjadinya akulturasi kegiatan keagamaan gerakan Muhammadiyah dengan budaya masyarakat muslim yang ada di Papua Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk akulturasi Kemuhammadiyahan dan budaya Papua dalam kehidupan masyarakat muslim. Akulturasi yang dideskripsikan adalah akulturasi yang terjadi pada perilaku sosial dan perilaku keagamaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan Sosiokultural. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, kuesioner dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis isi yang dikemukakan oleh Spradley (2007). Hasil penelitian mengindikasikan bahwa bentuk akulturasi yang ditemukan dikategorikan dalam subtitusi, sinkretisme, adisi, originasi dan dekulturasi.  Culture is attached and become a custom. It would be passed from generation to generation. Every group of society would have their own culture. Along with the times, one group began to be used to live with others. Thus, it would be possible to have acculturation in it. As well as other part of Indonesia that become a place to live, West Papua also inhabited by various tribes. As a result, acculturation would be frequently found in West papua. West Papua is also one of region where Islamic Organization, Muhammadiyah, develops well. In this case, it would be possible for acculturation between Muhammadiyah concept and West Papua culture happened. This study aims to describe the form of acculturations between Muhammadiyah concept and West Papua culture in their social and religious behavior. This study is a qualitative descriptive study with sociocultural approach. The data of this study was collected by observation, questionnaire and interview. The obtained data was analyzed using content analysis of Spradley (2007). Result showed that the form of acculturations between Muhammadiyah concept and West papua culture were categorized into substitution, syncretism, addition, deculturation, origination, and refusal.  DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um020v12i22017p166

Copyrights © 2018