Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran
Vol 29, No 1 (2017): April

Pola rugae palatina pada mahasiswa suku Minangkabau dan suku BatakPalatal rugae pattern in Minangkabaunese and Bataknese students

Mentari Nurul Ilma (Klinik Amanda Husada Bandung)
Nani Murniati (Universitas Padjadjaran)
Djulaenah Ningsih (Universitas Padjadjaran)



Article Info

Publish Date
01 May 2017

Abstract

Pendahuluan: Rugae palatina merupakan suatu lipatan anatomis yang terletak di sepertiga anterior palatum belakang papilla insisivum. Pertumbuhan rugae palatina dipengaruhi faktor genetik sehingga tiap individu memiliki keunikan pola rugae palatina masing-masing, termasuk antara suku Minangkabau dan suku Batak. Rugae palatina digunakan sebagai alternatif teknik identifikasi ras di kedokteran gigi forensik karena keunikannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran pola rugae palatina pada suku Minangkabau dan suku Batak. Metode: Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif sederhana kuantitatif dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Penelitian dilakukan di UKSU ITB dan UPBM Unpad, total sampel yang diperoleh sebanyak 42 mahasiswa UKSU UPBM angkatan 2010-2012. Data diperoleh melalui pencetakan rahang atas kemudian dibuat model untuk diinterpretasikan pola rugae palatina masing-masing suku. Data disajikan dengan tabel distribusi frekuensi sederhana. Hasil: Hasil perhitungan pola rugae palatina yang ditampilkan tabel distribusi frekuensi sederhana menunjukkan 54,48% berbentuk gelombang pada suku Minangkabau dan 73,68% berbentuk divergen, sedangkan pada suku Batak ditemukan 55,63% berbentuk gelombang dan 83,33% berbentuk divergen. Simpulan: Gambaran pola rugae palatina berbentuk gelombang dan divergen merupakan jumlah terbanyak pada suku Minangkabau dan suku Batak.Kata kunci: Forensik odontologi, pola rugae palatina, suku Minangkabau, suku Batak ABSTRACTIntroduction: Palatal rugae is anatomical folds located on the anterior third of the palate, behind the incisive papilla. Growth of palatal rugae  is affected by genetic factor, thus it was proven that the rugae patterns are highly individualistic, including Minangkabau and Batak tribes. It is used as an alternative method for identification because of its unique anatomical structure. The aim of the study was to describe  palatal rugae patterns in Minangkabau and Batak tribes. Methods: This was a simple descriptive quantitative study, using consecutive sampling technique. Participants were recruited from UKSU ITB and UPBM Unpad, in total 42 undergraduate students from batch 2010-2012 signed informed consents. The maxillary impression of the subject was taken using alginate then transferred to casts to interpret the palatal rugae pattern. The data were presented with simple frequency distribution table. Result: The palatal rugae pattern distribution showed 54,48% wavy pattern and 73,68% divergent pattern  for Minangkabau, whereas Batak tribes had 55,63% and 83,33%, respectively. Conclusion: In this study,  the dominant shape of palatal rugae among the two tribes was wavy and divergent form. Keywords: Odontology forensic, palatal rugae pattern, Minangkabaunese, Bataknese

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

jkg

Publisher

Subject

Dentistry Health Professions

Description

Bidang cakupan Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran adalah semua bidang ilmu kedokteran gigi, yaitu biologi oral; ilmu dan teknologi material gigi; bedah mulut dan maksilofasial; pedodonsia; ilmu kesehatan gigi masyarakat, epidemiologi, dan ilmu kedokteran gigi pencegahan; konservasi gigi, ...