Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Vol 2, No 2 (2007): DESEMBER (2007)

NILAI EKONOMI PERIKANAN CUCUT DAN PARI DAN IMPLIKASI PENGELOLAANNYA

Agus Heri Purnomo (Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan)
Tenny Apriliani (Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan)



Article Info

Publish Date
25 Jul 2017

Abstract

Kajian ini menganalisis aspek sosial ekonomi perikanan cucut dan ikan pari di Indonesia, terkait dengan relevansi aspek tersebut dalam rencana aksi nasional (national plan of action, NPOA) untuk sumberdaya elasmobranchii. Pengambilan data dilakukan pada periode Agustus 2004 - November 2005 di lokasi-lokasi pendaratan utama, yaitu Tanjung Luar (NTB), Kedonganan (Bali), Sungai Kakap (Kalbar), Sungai Liat (Bangka Belitung), Muara Angke (Jakarta) dan Batang (Jateng) serta beberapa lokasi pendukung. Analisis deskriptif tabulatif yang dilakukan terhadap data-data tersebut, menunjukkan bahwa produksi cucut dan ikan pari memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan nelayan, baik yang menangkap cucut sebagai target utama maupun hasil sampingan. Di lokasi dimana cucut atau pari merupakan target utama, yaitu Tanjung Luar, Sungai Liat, dan Sungai Kakap, setiap ABK memperoleh pendapatan berturut-turut sebesar Rp 20,8 juta, Rp 24,1 juta dan Rp 8,5 juta per tahun. Nilai ini sebanding dengan tambahan pendapatan yang diperoleh ABK di lokasi dimana cucut atau pari merupakan hasil samping (Kedonganan dan Batang), yakni sebesar masing-masing Rp 27,7 juta dan Rp 22,4 juta pertahun. Nilai ekonomi perikanan cucut dan pari juga terkait dengan nilai tambah dari aktivitas pengolah, pengrajin, tukang potong, kuli angkut, dsb. Hasil analisis selanjutnya menunjukkan adanya peluang untuk menyusun sebuah NPOA yang selaras dengan kepentingan ekonomi nelayan, misalnya dengan meningkatkan nilai tambah hasil tangkapan sehingga penurunan volume tangkapan tidak harus menyebabkan turunnya pendapatan. Sejauh ini, nilai tambah perikanan cucut dan pari bervariasi; misalnya, 3,5 % untuk cucut dan 23% untuk pari di Kedonganan, jauh dibawah nilai tambah cucut di Sungai Kakap (290%) dan pari di Batang (75%). Implikasi dari hasil ini adalah pentingnya upaya penciptaan nilai tambah disamping perlunya kajian lanjutan untuk merumuskan mekanisme teknis untuk mengurangi volume produksi sesuai dengan kondisi lapang. Tittle: Economic Value of the Shark and Ray Fishery and their Management ImplicationThis study analyses the socio-economic aspects of Indonesian shark and ray fisheries as related to the relevance of these aspects in a National Plan of Action (NPOA) for elasmobranchii resources. Data were collected in the period of August 2004 to November 2005 in primary shark and ray landing places, namely Tanjung Luar (NTB), Kedonganan (Bali), Sungai Kakap (Kalbar), Sungai Liat (Bangka Belitung), Muara Angke (Jakarta) and Batang (Jateng) and a number of complementary locations. A tabulated-descriptive analysis shows that shark and ray production contributes significantly to the income of the fishers, both who produce shark and ray as main targets and by-catches. In locations where shark or ray is the main target, namely Tanjung Luar, Sungai Liat, dan Sungai Kakap, an individual crew fisher would, respectively, earn as much as Rp 20.8 million, Rp 24.1 million and Rp 8.5 million annually. These values by and large match with the annual additional income earned by every crew producing shark or ray as by-catch in Kedonganan and Batang, who would receive Rp 27.7 million and Rp 22.4 million. A further analysis shows an opportunity to formulate an NPOA which is parallel with the fishers' economic interests, namely through the improvement of added values in such a way that reduction in catch will not necessarily cause decreases in income. So far, the value added for fisheries commodities is various; for example, 3.5 % for shark and 23% for ray in Kedonganan, as compared to shark value added in Sungai Kakap (290%) and ray value added in Batang (75%). The implication of this research is that efforts directed to the creation of value added and the formulation of technical mechanism to reduce production become essential in developing a workable NPOA.

Copyrights © 2007






Journal Info

Abbrev

sosek

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Economics, Econometrics & Finance Environmental Science Social Sciences

Description

Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan merupakan Jurnal Ilmiah yang diterbitkan oleh Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, dengan tujuan menyebarluaskan hasil karya tulis ilmiah di bidang Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Artikel-artikel yang dimuat diharapkan dapat ...