Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman herbal yang memanfaatkan bagian rimpang. Beberapa senyawa dalam jahe merupakan penyusun rasa pedas yang banyak dibutuhkan oleh konsumen. Senyawa utama penyusun rasa pedas tersebut adalah Gingerol, Zingerone dan Shagaol. Tingginya permintaan jahe dengan kualitas yang tinggi tidak diikuti hasil petani yang hanya mengandalkan berat hasil panen jahe. Penggunaan pupuk kandang dalam budidaya jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kadar gingerol pada kedua jenis jahe. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Juni 2017 di Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan metode rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor yaitu (J1) jahe gajah (Zingiber officinale var offichinarum) dan (J2) jahe emprit (Zingiber officinale var amarum). Faktor kedua jenis pupuk kandang yaitu, (P0) tanpa pupuk (kontrol), (P1) pupuk kotoran sapi, (P2) pupuk kotoran kambing, dan (P3) pupuk kotoran ayam. Dengan 4 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan jenis pupuk kandang berpengaruh terhadap pertumbuhan, hasil rimpang dan kadar gingerol pada jahe. Hasil pertumbuhan tertinggi didapat pada jahe gajah dengan perlakuan pupuk ayam, sedangkan hasil kadar gingerol tertinggi didapat pada jahe gajah perlakuan pupuk sapi. Selain pupuk kandang umur panen juga mempengaruhi kualitas dari kadar gingerol. Pada jahe emprit tidak maksimal dipanen pada umur 6 bulan, sehingga kadar gingerol pada jahe emprit relatif lebih rendah dibandingkan jahe gajah. sebagai induk karena performasi pertumbuhannya yang terbaik.
Copyrights © 2018