cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
JURNAL ILMIAH PLATAX
ISSN : 23023589     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Mencakup Penulisan yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan secara mandiri, atau kelompok, dan berdasarkan Ruang Lingkup Pengelolaan Wilayah Pesisir, Konservasi, Ekowisata, dan Keanekaragaman Hayati Perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 371 Documents
Population Analysis (Total Weight, CaCO3 Total Weight and Segment Numbers) of Halimedaopuntia (Linn.) Lamouroux in Tongkeina Waters, Manado Parera, Kristianto; Kepel, Rene Charles; Kambey, Alex D.
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol 3, No 2 (2015): EDISI JULI - DESEMBER 2015
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.3.2.2015.13222

Abstract

This study were aiming to know the biological aspects of H. opuntia in term of its total wet weight, CaCO3total weight and segment numbers and relationship of segment numbers with total weight (wet and CaCO3 content). Data collection was conducted in June, 2015 and samples were taken during the day light during the low tides. Line transect and quadrate of 1 x 1 meter were used in this study. In total there are 3 line transects of50 meter in length with 25 meter distant apart of each transect and were deployed perpendicular toward coastal line. To reveal the variation on total wet weight, CaCO3 wet content and segment numbers the data were plotted on bar diagram. The regression analysis and analysis of variance also were used to reveal the relationship among the parameters measured. The result of the study are as follow:  total individuals are 215 with composition of 76 individuals in transect 1; 66 individuals in transect 2 and 73 individuals in transect 3; total wet weight: 1,259.429 gram;  total weight of CaCO3: 354.551 gram; and segment numbers 82.580. The result of regression analysis shows that there is a strong relationship between number of segment and CaCO3 wet content. Keyword : Population Analysis, Halimeda opuntia   ABSTRAK   Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berat basah total, berat kapur total dan  jumlah segmen total serta hubungan jumlah segmen total dengan berat basah total dan hubungan jumlah segmen total dengan berat kapur total dari Halimeda opuntia. Penelitian ini dilakukan di perairan Tongkaina Kota Manado pada bulan Juni 2015.  Pengambilan sampel dilakukan pada siang hari pada saat keadaan air laut surut dengan menggunakan metode transek dan kuadrat dengan ukuran 1 x 1 meter.  Pengambilan sampel dibagi atas 3 transek dengan masing-masing transek terdiri dari 10 kuadrat dengan panjang transek masing-masing 50 m, jarak antara transek dengan lainnya 25 m dan jarak antara titik kuadrat dengan lainnya 5 m. Untuk melihat variasi ukuran berat basah total, jumlah segmen total dan berat kapur total pada sampel dari lokasi penelitian tersebut, maka dibuat diagram batang, analis hubungan dan analisis keragaman.  Hasil penelitian diperoleh 215 individu masing-masing 76 individu (transek 1), 66 individu (transek 2) dan 73 individu (transek 3).  Jumlah berat basah total yang dihitung adalah 1.259,429 gram, berat kapur total  354,551 gram dan jumlah segmen total 82.580 segmen. Hasil analisis regresi hubungan jumlah segmen menunjukan bahwa hubungan kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang sangat kuat dan analisis regresi hubungan jumlah segmen total dan berat kapur total memiliki hubungan yang kuat. Kata kunci: Analisis Populasi, Halimeda opuntia 1Mahasiswa Program Studi MSP FPIK-UNSRAT 2Staf pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi
A Study On Biological Parameters Of Aquaculture Area In Bahoi Village Northern Minahasa Regency, North Sulawesi Rano H. Hontong; Suzanne L. Undap; Henneke Pangkey
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 2 (2019): ISSUE JULY - DECEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.2.2019.26021

Abstract

The aims were to know the biological parameters, identify and analysis of plankton density and diversity in aquaculture area of Bahoi Village. The plankton were sampled from July to September, 2018. The study was carried out monthly in 2 stations by using plankton net. The results showed that the most types of plankton in the waters of Bahoi village were the phytoplankton Bacillariophyceae class with (63 genera) while the type of zooplankton dominated by the genus Acartia sp. Crustaceae class. The highest density of plankton is found at Station 2 (outside the cultivation area) at noon time with a density of 3.18 ind/L, the lowest density is at Station 2 with the morning retrieval time of 1.64 ind/L. Index value of diversity (H '), which is 2.5-2.9, shows the waters of Bahoi village including the medium fertility category and diversity of the moderate plankton. The water quality conditions at the time of overall study can be said to be good and plankton can grow and develop.Keywords : Biological parameters, Plankton, Water quality, Bahoi VillageABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui parameter biologi dan mengidentifikasi jenis-jenis plankton serta menganalisis kepadatan dan keanekaragaman plankton di lokasi budidaya Desa Bahoi.  Sampel plankton diambil sejak bulan Juli sampai September 2018. Pengambilan sampel plankton dengan planktonnet selama tiga bulan pada dua stasiun yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis plankton terbanyak yang ada di perairan Desa Bahoi adalah fitoplankton kelas Bacillariophyceae dengan (63 genera) sedangkan untuk jenis zooplankton didominasi oleh genus acartia sp kelas Crustaceae. Kepadatan tertinggi plankton terdapat pada stasiun 2 (di luar area budidaya) 3,18 ind/l, kepadatan yang terrendah terdapat pada stasiun 2 dengan waktu pengambilan pagi hari sebesar 1,64 ind/l. Nilai indeks keanekaragaman (H’) yaitu 2.5-2.9, menunjukkan bahwa perairan Desa Bahoi termasuk dalam kategori kesuburan sedang dan keanekaragaman jenis plankton yang sedang. Kondisi kualitas air pada saat penelitian secara keseluruhan dapat dikatakan baik dan plankton dapat bertumbuh dan berkembang.Kata kunci : Parameter Biologi, Plankton, Kualitas Air, Desa Bahoi
Secondary Metaboliti of Gorgonia, Paramuricea clavata Albert R. Reo; Siegfried Berhimpon; Roike Montolalu
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 5 No. 1 (2017): ISSUE JANUARY - JUNE 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.5.1.2017.14971

Abstract

Gorgonians are important organisms living around coral reefs. They have high abundance and very important ecological role. They can be found in shalow to deep sea. Gorgonians belong to octoral taxon rarely studied either their taxonomy or other aspects. Some studies have informed that gorgonians can produce secondary metabolites as anti-bacteria. These belong to terpenoid, alkaloid, and steroid groups. The objective of this study was to obtain secondary metabolites of gorgonian, Paramuricea clavata, through several analytical steps, i.e. extraction, partition, chromatograpgy, and spectroscopy.  Extraction was done through 5 phases of maceration and then continued with partition, chromatography, and spectroscopy. The secondary metabolites detected in ethyl acetate solvent, such as flavonoid, triterpenoid, steroid, and saponin, were the same as those in n-hexane solvent, while not all these compounds were detected in methanol solvent.Steroid was found in all gorgonian samples extracted in all solvent materials used in this study. Triterpenoid was also detected in gorgonian skin and axial extract using ethyl acetate, n-hexane, and methanol. Saponin was detected in all gorgonian extract, except the axial extract using ethyl acetate solvent. Keywords: Secondary metabolite, Gorgonia, anti-bacteria.   Abstrak Gorgonia merupakan organisme penting yang hidup di sekitar terumbu karang. Hewan ini memiliki kelimpahan besar dan peranan ekologis yang sangat ppenting. Organisme ini dapat ditemukan di perairan dangkal sampai laut dalam. Gorgonia termasuk taksa octokoralia yang jarang diteliti baik taksonominya maupun aspek-aspek lain. Beberapa penelitian telah menginformasikan bahwa gorgonia dapat menghasilkan metablit sekunder sebagai anti-baketri. Senyawa-senyawa ini termask golongan terpenoid, alkaloid dan steroid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan metabolit sekunder gorgonia (Paramuricea clavata) melalui beberapa tahap analisis, yaitu  ekstraksi, partisi, kromatografi, dan spektroskopi.  Ekstraksi dilakukan melalui 5 tahap maserasi dan dilanjutkan dengan partisi, kromatografi, dan spectroskopy. Metabolit sekunder yang terdeteksi pada larutan ethil asetat, seperti flavonoid, triterpenoid, steroid dan saponin adalah sama dengan pada pelarut n-heksan, sedangkan tidak semua senyawa ini terdeteksi pada pelarut metanol. Steroid ditemukan pada semua sampel gorgonia yang diekstrak dalam semua bahan pelarut yang digunakan pada penelitian ini. Triterpenoid terdeteksi pada ekstrak kulit dan aksial  gorgonia yang menggunakan pelarut ethil asetat, n-hexane, dan methanol. Saponin terdeteksi pada semua ekstrak gorgonia, kecuali ekstrak axial yang menggunakan pelarut ethil asetat.
Potential and Management of Juvenil Payangka fish Ophieleotris aporos in lake Tondano Jan W F S Tamanampo; Nego E. Bataragoa
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 5 No. 2 (2017): ISSUE JULY - DECEMBER 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.5.2.2017.17967

Abstract

At this time, the nike fish in Tondano Lake has been exploited intensively in the great times.  The results show that the number of nike fishing fleets operating every  night during August 2017 fluctuated from 41 to 234 with an average of 108 fleet catchers. . Nike fish catches each month from 108 catchers are 1.2773 tonwith an individual number of 61.705.314.337,  If effectively the fisherman operate 11 month then the production of nike fish used by fisherman is 14.047 ton/year.            Fish payangka spawn throughout the year in declared with the the maturity level found gonado IV (ready to spawn phase).  The Gonad Maturity Index (GMI or IKG) shows the spawning peak in July 2017 (2.85 %  ale and Female 6.57 % and August 2017 (3.16 % male and 3.31 %).  Fecundity (number of eggs) on average each month varies based on time and location are 12.409 – 60.591 grain with an overall average of 25.613 grains.Keywords: Potential, juvenile fish, IKG, and Fecundity   AbstrakPada saat ini ikan nike  di danau Tondano telah dieksploitasi secara intensif dalam kala besar. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa jumlah armada penangkap ikan nike yang beroperasi setiap malam sepanjang bulan Agustus 2017 berfluktuasi dari  41 sampai 234  dengan rata-rata 108 armada penangkap. Hasil tangkapan ikan nike setiap bulan dari  108  alat penangkap  adalah 1.2773 Ton, dengan jumlah individu sebanyak 61.705.314.337 . Bila secara efektif nelayan beroperasi 11 bulan maka produksi ikan nike yang dimanfaatkan nelayan sebesar 14.047 Ton / Tahun.Ikan Payangka memijah sepanjang tahun di nyatakan dengan ditemukan Tingkat Kematangan Gonad IV ( fase siap memijah). Indeks Kematangan Gonad (IKG) memperlihatkan puncak pemijahan  di  Juli 2017 (IKG Jantan 2.85 % dan betina 6.57 %) dan Agustus 2017 ( IKG Jantan 3.16 % dan betina 8.31 %).  Fekunditas (jumlah telur) rata-rata setiap bulan bervariasi berdasarakan waktu dan lokasi yakni 12.409 – 60.591 butir dengan rata-rata keseluruhan 26.613 butir.Kata kunci: Potensi, juvenile ikan, IKG,dan  Fekunditas
Study Of The Carrying Capacity Of The Tutud Lake, Tombatu, South-East Minahasa, For Aquaculture Production, Using [P] Parameter Firamitha Suban; Indra R.N. Salindeho; Novie P. L. Pangemanan
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 2 (2019): ISSUE JULY - DECEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.2.2019.23726

Abstract

The research is aimed to assess the carrying capacity of the Tutud Lake waters,  to ensure a sustainable aquacutural production.  The carrying capacity of the Tutud lake was assessed using the method developed by Beveridge (2004), where several parameters of water quality, aquacultural production, and the physical condition of the lake physic  such as, the dimensions of the Lake, flushing rate, total phosphate [P], total aquacultural production per year and Food Conversion Ratio (FCR), were required in the assessment. Collected data were, then, analyzed using the procedures of calculation, which were combined with the several assumptions and modeling based on the previous research (Beveridge, 2004).  Water sample  for phosphate [P] analysis were collected four times with an interval of 7 days, and undertaken at four different positions which  representing the overall water condition of the lake.  Ammonia, Nitrite and Nitrate content of the waters were measured twice with an interval of 1 month.  Daily fluctuation measurements were undertaken for DO, pH and temperature.  Aquacultural protocols and production data were collected using questionnaire and by direct observation at the farm. The result shows that the average phosphate [P] content of the waters of Tutud lake is as high as 1,068 mg/L, which surpasses the maximum recommended value for waters used for aquacultural production.  DO is at the range of 2,2 – 5,0 mg/L, while temperature ranges from 25,3oC to 29oC, and  pH value varies between 6,38 and 7,89.  Average Nitrite content, 0,004mg/L, and Nitrate content,  4,51mg/L, of the waters of  Tutud Lake are at the safe level for aquaculture.  On the contrary, Ammonia content, 0,34mg/L, and H2S content, 0,681mg/L, of the Lake are at the insecure level for aquaculture animals.  Total aquacultural production per year in Tutud Lake , around 22,5 tons of fish per year, is also surpasses the carrying capacity of the waters of the Tutud  Lake which is only as high as 21,48tonnes.  Hence, the total production for the coming year must be reduced as many as 1,02 tones.Keywords: carrying capacity, water quality, production, Lake Tutud, TombatuABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas produksi optimal untuk menunjang aktivitas akuakultur yang berkelanjutan di danau Tutud dengan menggunakan parameter fosfor. Penelitian dilakukan di danau Tutud, Tombatu, Minahasa Tenggara, selama tiga bulan yang dimulai dari bulan September 2018 sampai bulan Januari 2019. Penentuan daya dukung untuk menunjang aktivitas akuakultur di danau Tutud menggunakan metode yang diberikan oleh Beveridge (2004), dimana dalam tahapan-tahapan prosedur penentuan daya dukung diperlukan sejumlah data menyangkut kondisi fisik danau, kandungan fosfor [P] perairan, tingkat pergantian air danau (flushing rate), produksi ikan total per tahun serta data operasional akuakultur seperti jenis pakan, jumlah pakan dan FCR. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan tahapan-tahapan kalkulasi yang dikombinasikan dengan beberapa asumsi hasil pemodelan penelitian sebelumnya (Beveridge, 2004). Pengambilan sampel untuk pengukuran fosfor dilakukan empat kali selama penelitian, pada empat titik yang mewakili keseluruhan danau, yaitu lokasi di dekat inlet (titik I), diluar lokasi KJT (titik II), di lokasi KJT (titik III) dan di dekat outlet (titik IV). Pengukuran fluktuasi harian dilakukan untuk parameter kualitas air DO, pH, suhu, sementara amoniak, nitrit, nitrat dan H 2 S diukur dua kali selama penelitian. Data operasional dan produksi akuakultur dikumpulkan menggunakan kuesioner serta observasi langsung.Hasil penelitian menunjukkan rataan kandungan fosfat parairan danau Tutud adalah 1,068 mg/l, sudah melewati batas maksimum baku mutu kualitas air untuk akuakultur. Hasil pengukuran untuk beberapa parameter kualitas air lainnya: DO berada pada kisaran 2,2 – 5,0 mg/l, suhu berada pada kisaran 25,30 0 C – 29 0 C, pH berada pada kisaran 6,38 – 7,89, rataan kandungan amoniak 0,34 mg/l, nitrit 0,004 mg/l , nitrat 4,51 mg/l, serta H 2 S 0,681 mg/l. Total produksi ikan per tahun di danau Tutud, sebesar 22,5 ton, sudah melebihi daya dukung perairan danau Tutud. Hasil analisis daya dukung perairan menurut Beveridge (2004), produksi akuakultur di danau Tutud harus diturunkan sebesar 1,02 ton untuk produksi tahun ke depan.Kata kunci: daya dukung, kualitas air, Produksi, Danau Tutud, Tombatu
Geographic Information System for Tuna Fishing Areas in Bitung waters J. Ch. Kumaat; M. M. F. Rampengan; S. T. B. Kandoli
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 6 No. 2 (2018): ISSUE JULY-DECEMBER 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.6.2.2018.21434

Abstract

The existence of the fishing in the waters will always be dynamic, constantly changing or changed following the movement of environmental conditions, which naturally fish will choose a more appropriate habitat. Predicted zone of Tuna fish catch can be done by detecting the distribution of chlorophyll-a and sea surface temperature distribution from Aqua MODIS image.  This study aims to predict the local zone tuna fishing in the sea around the city of Bitung based on the distribution of chlorophyll-a and sea surface temperature by using satellite image Aqua MODIS data level-3. A series of research activities are conducted in stages are: image collection, image cutting in accordance with the desired area, image extraction, data interpolation, map overlay, and the last is the map layout.  The result of sea surface temperature (SST) and chlorophyll-a concentration in the ocean waters of Bitung and surrounding areas shows the chlorophyll-a and sea surface temperature varies each season. The highest chlorophyll-a distribution is in the second transitional season in September and the lowest in the west season in December. The highest sea surface temperature distribution is in the eastern seasons in June and the lowest in the eastern seasons in August. The results showed at some of the most potential fishing points of Tuna in the transitional season II wherein each month in the season potentially forming the Tuna fishing areaKeywords: Tuna, chlorophyll-a, SST, Aqua, Modis ABSTRAK Keberadaan daerah penangkapan ikan di perairan akan selalu bersifat dinamis, selalu berubah atau berpindah mengikuti pergerakan kondisi lingkungan, yang secara alamiah ikan akan memilih habitat yang lebih sesuai.  Zona tangkapan ikan Tuna yang diprediksi dapat dilakukan dengan mendeteksi distribusi klorofil-a dan distribusi suhu permukaan laut dari citra Aqua MODIS. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi zona lokal penangkapan ikan tuna di laut sekitar kota Bitung, berdasarkan distribusi klorofil-a dan suhu permukaan laut dengan menggunakan citra satelit Aqua MODIS data level-3. Serangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan secara bertahap adalah: koleksi gambar, pemotongan gambar sesuai dengan area yang diinginkan, ekstraksi gambar, interpolasi data, overlay peta, dan terakhir adalah tata letak peta. Hasil dari Suhu Permukaan Laut (SST) dan konsentrasi klorofil-a di perairan laut Bitung dan sekitarnya menunjukkan klorofil-a dan suhu permukaan laut bervariasi setiap musim. Distribusi klorofil-a tertinggi adalah pada musim peralihan kedua pada bulan September dan terendah di musim barat pada bulan Desember. Distribusi suhu permukaan laut tertinggi adalah di musim timur pada bulan Juni dan terendah di musim timur pada bulan Agustus. Hasil penelitian menunjukkan pada beberapa titik penangkapan ikan Tuna yang paling potensial pada musim peralihan II dimana setiap bulan di musim tersebut berpotensi membentuk daerah penangkapan Tuna.Kata Kunci: Tuna, Chlorofil-a, SPL, Aqua, Modis
KONDISI IKAN KARANG FAMILI CHAETODONTIDAE DI DAERAH PERLINDUNGAN LAUT DESA BAHOI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Jacqline Laikun; Ari B Rondonuwu; Unstain N.W.J. Rembet; Stephanus V. Mandagi
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 2 No. 3 (2014): EDISI SEPTEMBER-DESEMBER 2014
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.2.3.2014.9121

Abstract

The coral reefs are a sundry of marine life. Which one is reef fish in family Chaetodontidae. This fish is  indicator of the coral reef condition. The aim from the research is : discover of spatial distribution of the reef fish family Chaetodontidae and find out of the intercourse of reef fish family Chaetodontidae with the coral reef presence based on growth of coral form. The research was do in the coral reef at Marine Protected Areas in Bahoi Village District of West Likupang North Minahasa Regency, on Tuesday, December 23rd, 2014. The research is using to do the surveying method. The data is collecting distribution of the fish Chaetodontidae (amount from species and individuals to using by technic visual census). The total of reef fish family Chaetodontidae those found in Marina Protected Areas in Bahoi Village is about 20 species, with total of the individuals at a depth of 3 meters and 10 meters is (56,66 and 57,33 individuals/150m2). Keywords : Coral reefs, Chaetodontidae, Bahoi   ABSTRAK Terumbu karang merupakan tempat berbagai macam biota laut. Salah satu Ikan karang adalah ikan famili Chaetodontidae. Ikan ini merupakan ikan indikator terumbu karang. Tujuan dari penelitian ini : mengetahui kelimpahan dari ikan karang famili Chaetodontidae. Penelitian ini dilakukan di Daerah Perlindungan Laut Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara, pada hari selasa, tanggal 23 Desember 2014. Penelitian ini menggunakan metode survey. Data yang dikumpulkan adalah kelimpahan ikan Chaetodontidae (Jumlah spesies dan individu dengan menggunakan teknik sensus visual). Jumlah ikan karang famili Chaetodontidae yang di temukan di Daerah Perlindungan Laut Desa Bahoi berjumlah 20 spesies, dengan jumlah individu pada kedalaman 3 meter dan 10 meter berjumlah (56,66 individu/150m2 dan 57,33/150m2 individu). Kata kunci : Terumbu karang, Chaetodontidae, Bahoi 1Bagian dari skripsi 2Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK-UNSRAT 3Staf pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi
Metal Concentration In Water, Sediment, and Green Alga Halimeda opuntia (Linnaeus) J.V. Lamouroux from Totok Bay and Blongko Waters, North Sulawesi . Nasprianto; Desy M.H. Mantiri; Grevo S Gerung
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 1 (2019): ISSUE JANUARY-JUNE 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.1.2019.23143

Abstract

Heavy metals in the water and sediment, in spite of low concentration, will not degrade and even can be absorbed  and biologically accumulated by marine algae. This study was aimed to analyze the heavy metal concentrations in the seawater, sediment, and  Halimeda opuntia in Totok Bay and Blongko waters. Samples were analyzed using  APHA method  and USEPA method in Water Laboratory Nusantara (WLN). Results showed that the heavy metal concentration in Totok Bay waters was  <0.0001 ppm for Cadmium (Cd),  <0.001 ppm for lead (Pb),  <0.005 ppm for Zinc (Zn), and  <0.00005 ppm for mercury (Hg), respectively, while Blongko waters had Cd concentration of <0.0001 ppm, Pb  <0.001 ppm, Zn <0,005 ppm, Hg <0.00005 ppm. Heavy metal concentration in the sediment of Totok Bay was 4.71 ppm for Cd, 10.7 ppm for lead, 58 ppm for Zn, and 2.68 ppm for Hg, respectively, while in Blongko, the heavy metal concentration was 0,03 ppm for Cd,  0.4 ppm for Pb,  <1 ppm for Zn, and <0.05 ppm for Hg, respectively. The heavy metal concentration in H. opuntia of  Totok Bay was 0.18 ppm for Cd,  2.2 ppm for Pb, 5.10 ppm for Zn, 0.74 ppm for Hg, while H. opuntia of Blongko contained 0.02 ppm of Cd,  0.2 ppm of lead,  <0.5 ppm of  Zn, and  0.009 ppm of Hg, respectively.Keywords : Cadmium (Cd); Lead (Pb); Zink (Zn); Mercury (Hg); Halimeda opuntia; Totok Bay; Blongko waters.ABSTRAKLogam berat dalam perairan dan sedimen meskipun memiliki kadar yang relatif rendah namun tidak akan mengalami degradasi bahkan dapat diabsorbsi dan terakumulasi secara biologis oleh alga laut. Tujuan penelitian adalah menganalisis kandungan logam berat dalam air laut, sedimen dan Halimeda opuntia di perairan Teluk Totok dan Perairan Blongko. Analisis sampel mengacu metode APHA, (2012) dan USEPA, (2005) yang dianalisis di Water Laboratory Nusantara (WLN). Hasil analisis konsentrasi logam berat dalam air laut di perairan Teluk Totok yaitu kadmium (Cd) <0,0001 ppm, timbal (Pb) <0,001 ppm, seng (Zn) <0,005 ppm dan merkuri (Hg) <0,00005 ppm sedangkan dari perairan Blongko yaitu konsentrasi kadmium (Cd) <0,0001 ppm, timbal (Pb) <0,001 ppm, seng (Zn) <0,005 ppm dan merkuri (Hg) <0,00005 ppm. Konsentrasi logam berat pada sedimen di perairan Teluk Totok yaitu kadmium (Cd) 4,71 ppm, timbal (Pb) 10,7 ppm, seng (Zn) 58 ppm dan merkuri (Hg) 2,68 ppm dan perairan Blongko dengan konsentrasi kadmium (Cd) 0,03 ppm, timbal (Pb) 0,4 ppm, seng (Zn) <1 ppm dan merkuri (Hg) <0,05 ppm. Sedangkan konsentrasi logam berat pada H. opuntia di perairan Teluk Totok dengan konsentrasi kadmium (Cd) 0,18 ppm, timbal (Pb) 2,2 ppm, seng (Zn) 5,10 ppm dan merkuri (Hg) 0,74 ppm dan perairan Blongko dengan konsentrasi kadmium (Cd) 0,02 ppm, timbal (Pb) 0,2, seng (Zn) <0,5 ppm dan merkuri (Hg) 0,009 ppm.Kata-kata kunci : Kadmium (Cd); Timbal (Pb); Seng (Zn); Merkuri (Hg); Halimeda opuntia; Teluk Totok; Perairan Blongko.
Allometry Analysis and Physiological Index of Sea Urchin Heliocidaris crassispina (A. Agassiz, 1864) (Camarodonta, Echinometridae) on the Reef Flat in Tongkeina and Malalayang Dua, Manado, Sulawesi Muhammad S. Hasi; Lawrence J. L. Lumingas; Anneke V. Lohoo
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 4 No. 2 (2016): EDISI JULI-DESEMBER 2016
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.4.2.2016.13774

Abstract

The purpose of this study was to analysis the structure of the size, morphometry (test diameter-high relationship, test diameter-weight relationship) as well as gonad indices, intestine indices, and Aristotle lantern indices of Heliocidaris crassispina in two different habitats, Malalayang Dua and Tongkeina. At each habitat, free sampling on the reef flat have be done one time for approximately two hours at the lowest tide. The abundance of individuals H. crassispina in Malalayang Dua was much lower than in Tongkeina. The means diameter of sea urchins test were not significantly different between habitats. The comparison of regression lines of both diameter-high and diameter-weight relationships were not differ significantly between habitats. Its morphometry reveal an isometric relationship of high-diameter (slope = 1) in both habitats, while the relationship of weight-diameter reveals a negative allometric growth (slope < 3) in Tongkeina but isometric growth in Malalayang Dua.  The gonad index in Malalayang Dua was higher than in Tongkeina. The intestine index in Tongkeina was higher than in Malalayang Dua. The lantera index in Tongkeina was higher than in Malalayang Dua. The difference in abundance of sea urchins and the acquisition of the energetic value of food presumably serve as the factors affecting the differences of these indices and its weight growth pattern. ________________________________________________________________ Keywords: Heliocidaris crassispina, allometry analysis, physiological index ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur ukuran, morfometri (hubungan diameter-tinggi cangkang, hubungan diameter-berat) serta indeks gonad, indeks usus, dan indeks lentera Aristoteles dari Heliocidaris crassispina di dua habitat yang berbeda, Malalayang Dua dan Tongkeina. Pada setiap habitat, sampling bebas di rataan terumbu telah dilakukan satu kali selama kurang lebih dua jam pada saat pasang terrendah. Kelimpahan individu H. crassispina di Malalayang Dua jauh lebih rendah daripada di Tongkeina. Diameter rata-rata cangkang bulu babi tidak berbeda nyata antara habitat. Perbandingan garis regresi hubungan diameter-tinggi dan diameter-berat tidak berbeda secara signifikan antara habitat. Analisis morfometri menunjukkan hubungan isometrik tinggi-diameter (slope = 1) di kedua habitat, sedangkan hubungan berat-diameter menunjukkan pertumbuhan alometrik negatif (kemiringan <3) di Tongkeina tetapi di Malalayang Dua menunjukkan pertumbuhan isometrik. Indeks gonad di Malalayang Dua lebih tinggi daripada di Tongkeina. Indeks usus di Tongkeina lebih tinggi daripada di Malalayang Dua. Indeks lantera di Tongkeina lebih tinggi daripada di Malalayang Dua. Perbedaan kelimpahan bulu babi dan perolehan nilai energik makanan diduga berperan sebagai faktor yang mempengaruhi perbedaan indeks ini dan pola pertumbuhan beratnya. ________________________________________________________________ Kata kunci: Heliocidaris crassispina, analisis allometri, indeks fisiologis ____________________ 1Bagian dari Skripsi 2Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK-UNSRAT 3Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNSRAT
The Growth Rate Of Acropora sp. Transplanted On Artificial Reefs In Kareko Waters Of North Lembeh Sub-District Of Bitung City Kayyan Mompala; Ari B Rondonuwu; Unstain N. W. J Rembet
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 5 No. 2 (2017): ISSUE JULY - DECEMBER 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.5.2.2017.16999

Abstract

The purpose of this research is to know the success rate of Acropora sp coral growth rate transplanted on different artificial reefs (iron and concrete) in Kareko waters of North Lembeh Sub-district of Bitung City. The study was conducted in November 2016 - February 2017. The data were collected by SCUBA divers and counted the number of dead and surviving coral transplants and measured the absolute length increase for each month. The results showed that the survival rate and the growth rate of coral transplant of iron-made reefs were 70% (survival rate) and 1.00 cm / month (growth rate), while artificial reefs were recorded had 50% (survival rate) and 0.93 cm / month (growth rate). Coral transplant growth rates on different substrates (iron and concrete) were not significantly different (P> 0.05). Keywords : Growth rate, Acropora sp, Transplantation, Artificial reef  ABSTRAKTujuan penelitian yaitu mengetahui tingkat keberhasilan hidup laju pertumbuhan karang Acropora sp yang ditransplantasi pada terumbu buatan yang berbeda (besi dan beton) di Perairan Kareko Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung.  Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2016 – Februari 2017.  Pengambilan data dilakukan dengan penyelaman SCUBA dan menghitung jumlah transplant yang mati dan yang masi bertahan hidup serta mengukur pertambahan panjang mutlak setiap bulan.  Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat keberhasilan hidup dan laju pertumbuhan transplant pada terumbu buatan besi yaitu 70% (survival rate) dan 1.00 cm/bulan (laju pertumbuhan), sedangkan pada terumbu buatan beton yaitu 50% (survival rate) dan 0.93 cm/bulan (laju pertumbuhan).  Laju pertumbuhan transplant pada substrat yang berbeda (besi dan beton) tidak berbeda nyata (P>0.05). Kata Kunci: Laju pertumbuhan, Acropora sp, Transplantasi, Terumbu buatan

Page 1 of 38 | Total Record : 371