cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Shautut Tarbiyah
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Jurnal Shautut Tarbiyah adalah satu dari banyak jurnal yang ada di IAIN Kendari yang membahas Ilmu-Ilmu Sosial dan Keislaman.
Arjuna Subject : -
Articles 266 Documents
Variabel-Variabel Perbaikan Mutu Pembelajaran: Pengamatan di SDN 18 Baruga, Kendari, Sulawesi Tenggara Hartin Hartin
Shautut Tarbiyah Vol 24, No 2 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.352 KB) | DOI: 10.31332/str.v24i2.1170

Abstract

AbstrakPembelajaran melibatkan hubungan edukatif antara guru dan peserta didik. Hubungan tersebut bertujuan membentuk pribadi-pribadi peserta didik yang penuh keunggulan. Sebagai manusia dewasan yang memiliki tanggung jawab edukatif, guru memikul beban besar dalam membangun manusia-manusia paripurna. Kompetensi mesti dipersiapkan, sebagai syarat dan jaminan hadirnya proses pembelajaran yang berkualitas. Kompetensi yang memadai membuat guru dapat memahami dengan baik tanggungjawabnya, dan konsisten dalam pelaksanaan. Tulisan ini menggambarkan ikhtiar guru di SDN 18 Baruga dalam membangun suasana pembelajaran yang tidak didominasi guru, tetapi perpaduan keterlibatan guru dengan peserta didik. Perkembangan teknik dan pendekatan pembelajaran tidak secara otomatis merubah iklim pembelajaran di kelas. Terlebih dalam praktik pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar. Faktanya, para guru di SDN 18 Baruga telah mengerahkan berbagai cara dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran. Beberapa aspek yang menjadi perhatian para guru dalam rangka perbaikan pembelajaran adalah: 1) pendekatan pembelajaran yang relevan, salah satunya menguji coba model pembelajaran kooperatif; 2) memahami aspek-aspek psikis peserta didik, yaitu motivasi dan minat belajar; 3) menumbuhkan dasar-dasar etos kerja, sebagai pondasi karakter. Meskipun demikian, ikhtiar-ikhtiar tersebut dirasakan belum memenuhi harapan tentang pembelajaran berkualitas. Dibutuhkan kesepahaman para guru, lingkungan sekolah yang mendukung, dukungan pimpinan sekolah, ketersediaan sumber belajar, dan kegiatan ekstra yang relevan. Kata Kunci: Pembelajaran, Kompetensi Guru, Model PembelajaranAbstract            Learning involves educative relationships between teachers and students. The relationship aims to shape the personalities of students who are full of excellence. As a dewasan man who has educational responsibility, the teacher carries a big burden in building complete humans. Competence must be prepared, as a condition and guarantee of the presence of a quality learning process. Adequate competence makes teachers able to understand their responsibilities well, and consistent in their implementation. This paper describes the efforts of teachers at SDN 18 Baruga in building a learning atmosphere that is not dominated by teachers, but a combination of teacher involvement with students. The development of learning techniques and approaches does not automatically change the climate of learning in the classroom. Especially in the practice of learning at the elementary school level. In fact, the teachers at SDN 18 Baruga have mobilized various methods to improve the quality of learning. Some aspects that concern the teachers in order to improve learning are: 1) the relevant learning approach, one of which is to test the cooperative learning model; 2) understanding the psychological aspects of students, namely motivation and interest in learning; 3) growing the basics of work ethic, as a character foundation. Nevertheless, these efforts are felt not to meet expectations about quality learning. Teachers' understanding, supporting school environment, support from school leaders, availability of learning resources, and extra relevant activities are needed. Keywords: Learning, Teacher Competence, Learning Model
Mempertemukan Semesta Guru dan Peserta Didik dalam Metode Pembelajaran Kooperatif Sastramayani Sastramayani
Shautut Tarbiyah Vol 24, No 2 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31332/str.v24i2.1174

Abstract

Abstrak            Peserta didik merupakan cikal bakal manusia, yang memerlukan bimbingan maupun pimpinan dari orang dewasa. Karenanya, peserta didik memiliki jagad sendiri yang membutuhkan pemahaman dalam rangka memberi penanganan yang tepat, menuju pribadi yang mulia. Peserta didik memiliki dua dimensi sebagaimana pada manusia umumnya, yakni fisik dan psikis. Dalam praktik pembelajaran, perlakuan atas dimensi fisik peserta didik harus sebangun dengan perkembangan psikisnya. Bahkan aspek psikis mesti menjadi perhatian utama dalam mendidik. Kehadiran guru sebagai insan dewasa dituntut untuk mampu menjawab dimensi-dimensi peserta didik. Meskipun demikian, guru juga memiliki jagad sendiri, yang menuntut persiapan-persiapan untuk menjalani tanggung jawabnya. Guru merupakan posisi istimewa di tengah masyarakat, karena menjadi tumpuan dan harapan dalam mendidik generasi penerus. Jawaban atas kepercayaan tersebut adalah membangun kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan, meliputi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Modal tersebut akan memudahkan guru dalam menjembatani kebutuhan-kebutuhan peserta didik. Guru dapat memahami aspek-aspek psikologis seperti motivasi, minat, maupun perilaku displin peserta didik. Medan utama pertemuan guru dan peserta didik adalah dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk terbangunnya kompetensi guru adalah adaptasi terhadap perkembangan strategi pembelajaran, salah satunya adalah pembelajaran kooperatif. Diyakini bahwa pembelajaran kooperatif dengan berbagai variannya, adalah jawaban atas kompleksitas dari masalah-masalah peserta didik.      Kata Kunci:   Pembelajaran Kooperatif, Semesta Guru dan Siswa, KompetensiAbstract            Students are the forerunner of humans, who need guidance and leadership from adults. Therefore, students have their own universe that requires understanding in order to provide appropriate handling, towards a noble person. Learners have two dimensions as in general humans, namely physical and psychological. In the practice of learning, treatment of students' physical dimensions must be in harmony with their psychological development. Even the psychological aspect must be a major concern in educating. The presence of the teacher as an adult is required to be able to answer the dimensions of students. Even so, the teacher also has his own universe, which demands preparation to carry out his responsibilities. The teacher is a special position in the community, because it becomes the foundation and hope in educating the next generation. The answer to that trust is to build the competencies needed, including pedagogical, personal, professional, and social. The capital will facilitate teachers in bridging the needs of students. The teacher can understand the psychological aspects such as motivation, interest, and disciplinary behavior of students. The main field of meeting of teachers and students is in the learning process. One form of building teacher competence is adaptation to the development of learning strategies, one of which is cooperative learning. It is believed that cooperative learning with its various variants is the answer to the complexity of the problems of students.     Keywords:      Cooperative Learning, Universe of Teachers and Students, Competence
Dinamika Sekolah Pinggiran dalam Perspektif Kepemimpinan Krisis di Kota Kendari Badarwan Badarwan
Shautut Tarbiyah Vol 24, No 2 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.976 KB) | DOI: 10.31332/str.v24i2.1166

Abstract

Kehadiran pemimpin dalam penyelenggaraan organisasi merupakan aspek yang sangat menentukan. Kegagalan dan keberhasilan lembaga sangat bergantung pada kepiawaian pemimpin dalam mengatur irama organisasi, melakukan inovasi, dan menguatkan visi. Lembaga pendidikan yang saat ini tidak lagi murni non profit, juga mendapatkan tuntutan yang sama dalam kepemimpinan. Tinjauan ini menarik dibawa dalam mengkaji keberadaan sekolah-sekolah pinggiran di Kota Kendari, salah satunya di Yayasan Al Muhajirin, Baruga. Yayasan ini bergulat dalam persaingan antar sekolah yang sangat ketat, namun dengan kondisi sumber daya yang sangat terbatas. Hasilnya, sekolah ini hanya menjadi pelabuhan masyarakat pinggiran. Kata Kunci: Sekolah Daerah Pinggiran, Kepemimpinan Krisis Abstract            The presence of leaders in organizing the organization is a very decisive aspect. The failure and success of the institution is very dependent on the expertise of the leader in managing the rhythm of the organization, innovating, and strengthening the vision. Educational institutions that are currently not purely non-profit, also get the same demands in leadership. This interesting review was taken in reviewing the existence of suburban schools in Kendari City, one of which was at the Al Muhajirin Foundation, Baruga. This foundation is struggling in a very tight competition between schools, but with very limited resources. As a result, this school has only become a port of suburban communities. Keywords: Suburban Regional Schools, Crisis Leadership
Berbagai Aspek Kehumasan dalam Penyelenggaraan Lembaga Pendidikan Muhamad Syahrul; Musjuliana Musjuliana; Rusiana Dewi
Shautut Tarbiyah Vol 24, No 2 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.725 KB) | DOI: 10.31332/str.v24i2.1173

Abstract

Abstrak            Pada dasarnya kelahiran sebuah sekolah merupakan refleksi dari kondisi masyarakat. Sehingga secara alamiah hubungan sekolah dan masyarakat harus selalu terjaga. Faktanya bahwa tidak semua sekolah dapat menjaga relasi tersebut, bahkan mengabaikan posisi masyarakat. Padahal pelanggan utama layanan pendidikan adalah masyarakat. Kemampuan sekolah untuk selalu relevan dengan kondisi masyarakat adalah pertanda kualitas sekolah tersebut. Dalam kondisi demikian peran organ kehumasan dalam lembaga pendidikan menjadi penting dalam menjaga ikatan antara sekolah dengan masyarakat. Kata Kunci: Humas, Kualitas, Pengelolaan Lembaga Pendidikan Abstract            Basically the birth of a school is a reflection of the condition of the community. So that naturally school and community relations must always be maintained. The fact is that not all schools can maintain these relationships, even ignore the position of the community. Though the main customers of education services are the community. The ability of schools to always be relevant to the conditions of the community is a sign of the quality of the school. In such conditions the role of public relations organs in educational institutions is important in maintaining the bond between the school and the community. Keywords: Public Relations, Quality, Management of Educational Institutions
Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Kendari Erdiyanti Erdiyanti; Sumardin Syawal
Shautut Tarbiyah Vol 24, No 2 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.692 KB) | DOI: 10.31332/str.v24i2.1165

Abstract

This study aims to determine the effect of emotional intelligence and organizational commitment on teacher performance at SMA Negeri 1 Kendari with the following problem: 1) what is the description of the teacher’s emotional intelligence, the teacher’s organizational commitment, and the teacher’s performance in SMA Negeri 1 Kendari. 2) are there positive and significant influence of emotional intelligence on teacher performance. 3) is there a postive and significant influence on the teacher’s organizational commitment to the performance of teachers in SMA Negeri 1 Kendari. 4) are the positive and significant influences of emotional intelligence and organiztional commitmen on teacher performance SMA Negeri 1 Kendari.This type of research is quantitative research. Data collection techniques used are questionaires and documentation. This study uses a questionnaire technique which is flown from each variable isntrument grid. The analysis technique used is using descriptive statistics and inferential statistical analysis.Based on the result of the study revealed that there is a positive and significant influence on emotional intelligence and organizational commitment to teacher performance in SMA Negeri 1 Kendari. Research results can be proven. Based on the calculation Fcount is greater than Ftable or 38.144>3.32, the Ho is rejected by H1 and received with a significance of 0.000<0.05. and the magnitude of contribution of variables X1 and X2 to variable Y is obtained by the coefficient of determination equal to 0.711 or 71%. Then means that the variables of emotional intelligence and organizational commitment of teachers contribute to improving teacher performance by 71 % and the remaining 29 % is determined by other variables outside the variables studied.Keyword: Emotional Intelligence, Organizational Commitment, and teachers performance AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Kendari dengan sasaran permasalahan (1) Bagaimana gambaran Kecerdasan Emosional Guru, Komitmen Organisasi Guru, dan Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Kendari, (2) Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Guru, (3) Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan Komitmen Organisasi Guru Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Kendari, (4) Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan Kecerdasan Emosional dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Kendari.Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan sampel 34 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket serta dokumentasi. Penelitian ini menggunakan tehnik angket yang dikembangkan dari kisi-kisi instrument variabel masing-masing. Adapun tekhnik analisis yang digunakan adalah menggunakan statistic deskriptif dan analisis statistic inferensial.Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan  Kecerdasan Emosional dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Kendari. Dapat dibuktikandari hasil penelitian, berdasarkan perhitungan  diperoleh  fhitung lebih besar dari ftabel  atau 38.144>3.32, maka Ho ditolak H1 diterima dengan signifikansi 0.000<0.05. Dan besarnya sumbangan konstribusi Variabel X1 dan X2 terhadap Variabel Y diperoleh koefisien determinasi sebesar 0.711 atau 71%. Artinya variabel kecerdasan emosional dan komitmen organisasi guru memberikan konstribusi terhadap peningkatan kinerja guru sebesar 71% dan sisanya 29% ditentukan oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti.Kata kunci: Kecerdasan Emosional, Komitmen Organisasi, Kinerja Guru
Kepala Sekolah Dan Kualitas Sikap pada Tugas Jabal Nur
Shautut Tarbiyah Vol 24, No 2 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31332/str.v24i2.1172

Abstract

Abstrak            Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah.  Dalam pengembangan lembaga pendidikan  dibutuhkan seorang pemimpin sebagai pemegang tanggung jawab utama,  pemimpin pendidikan adalah orang yang penuh  dengan kegiatan (aktif), hampir seluruh kegiataannya adalah mengambil keputusan yang semuanya dilakukan dalam rangkaian pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tuntutan profesionalitas kerja menjadi  salah satu  barometer keberhasilan dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya, selain itu  dibutuhkan pula penguasaan ilmu  pengetahuan  dan  kemampuan manajemen. Pengetahuan mengenai suatu obyek tidak sama dengan sikap  terhadap objek itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, seperti halnya pada sikap, pengetahuan mengenai subyek baru menjadi attitude terhadap subyek tersebut apabila pengetahuan itu disertai dengan kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap suatu obyek. Untuk itu kepala sekolah harus mampu mengarahkan dan mengkoordinir segala kegiatan yang ada sehingga memudahkan melaksanakan tugas-tugas yang ada dalam pendidikan yang salah satunya adalah menyusun program-program yang ada di sekolah karena kepala sekolah berperan penuh terhadap seluruh kegiatan/aktifitas yang dilakukan di dalam sekolah. ada tiga jenis ketrampilan pokok yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai pemimpin, pendidikan yaitu ketrampilan teknis (technical skill), ketrampilan berkomunikasi (human relations skill) dan ketrampilan konseptual (conceptual skill). Kata kunci: Sikap , Profesional, dan TugasAbstract            The principal is an education leader who has a very large role in developing the quality of education in schools. In the development of educational institutions, it takes a leader as the main holder of responsibility, education leaders are people who are full of activities (active), almost all of their activities are to make decisions that are all carried out in a series of goals that have been previously set. The demands of work professionalism are one of the barometers of success in carrying out their leadership duties, in addition to that, mastery of knowledge and management capabilities is also needed. Knowledge of an object is not the same as attitude towards that object. Knowledge alone has not become a driver, as in attitude, knowledge about new subjects becomes attitude towards the subject if that knowledge is accompanied by readiness to act in accordance with the knowledge of an object. For this reason, the principal must be able to direct and coordinate all existing activities so that it is easier to carry out the tasks in education, one of which is to arrange programs in the school because the principal has a full role in all activities / activities carried out in the school. . there are three types of basic skills that must be owned by the principal as a leader, education namely technical skills, communication skills (human relations skills) and conceptual skills. Keywords: Attitudes, Professionals, and Tasks
Marjinalisasi Daerah Perbatasan: Kronika Kebijakan Pembangunan di Kabupaten Konawe Selatan Sandra Hasba
Shautut Tarbiyah Vol 24, No 2 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.198 KB) | DOI: 10.31332/str.v24i2.1178

Abstract

AbstrakDaerah perbatasan ataupun daerah pinggiran masih menjadi "pekerjaan rumah" dalam pembangunan nasional. Jika negara tetangga seperti Malaysia memposisikan daerah perbatasan sebagai etalase, berbeda dengan Indonesia yang memunggungi daerah-daerah tersebut. Perlakuan yang sudah menahun tersebut menemukan harapan dalam Nawacita, yang salah satu butirnya menyebut pembangunan bangsa dari pinggiran, berbasis pedesaan. Turunannya adalah perhatian lebih pada wilayah-wilayah terluar, terpencil, dan terdepan. Semangat Nawacita ini berhadapan dengan realitas tradisi yang terbentuk sejak otonomi daerah digulirkan. Raja-Raja kecil di Kabupaten/Kota belum beranjak jauh menyusun skenario pembangunan komprehensif, sejalan dengan semangat nasional terkini. Dalam konteks inilah terlihat secara kasat mata, daerah-daerah perbatasan seperti Desa Kota Bangun Kabupaten Konawe Selatan, menjadi salah satu contoh belum bertemunya semangat nasional dengan semangat lokal. Sebagai daerah pemekaran, Konawe Selatan memikul beban masyarakatnya yang dominan bertradisi desa. Pergantian kepempimpinan juga bukan jaminan terselaminya berbagai problem pembangunan. Visi "desa hebat" mesti diturunkan pada level yang lebih konkrit, sehingga terasa manfaatnya bagi masyarakat.Kata Kunci:   Daerah Perbatasan, Kronika, Kebijakan   PembangunanAbstract            Border areas or suburbs are still "homework" in national development. If neighboring countries such as Malaysia position the border area as a window, it is different from Indonesia which has turned its back on these areas. The chronic treatment found hope in Nawacita, one of which points to nation-building from the periphery, based on the countryside. The derivation is more attention to the outermost, remote, and leading regions. The spirit of Nawacita is faced with the reality of the tradition that was formed since regional autonomy was rolled out. The small kings in the district / city have not gone far to develop a comprehensive development scenario, in line with the latest national spirit. In this context, it can be seen in plain view, border areas such as Kota Bangun Village, South Konawe Regency, which are one example of the lack of meeting with national spirit and local enthusiasm. As a expansion area, South Konawe carries the burden of its dominant community with village traditions. The change of leadership is also not a guarantee of the diversion of various development problems. The vision of a "great village" must be reduced to a more concrete level, so that the benefits to the community are felt. Keywords: Border Areas, Chronics, Development Policies
Melacak Praktik Manajemen Strategik pada Persekolahan Usia Dini : Kajian di TK-RA Asy Syafi'iyah Baruga, Kendari Ihwan Fauzi
Shautut Tarbiyah Vol 24, No 2 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.981 KB) | DOI: 10.31332/str.v24i2.1171

Abstract

Persaingan antara lembaga pendidikan pada semua jalur dan jenjang semakin, dan menjadi kemestian agar semua lembaga pendidikan makin sadar kompetisi. Dengan demikian, perlombaan meraih keunggulan akan menjadi tradisi lembaga pendidikan. Upaya-upaya ini memerlukan edukasi tersendiri, mengingat berbagai fakta menunjukkan bahwa praktik manajemen strategik pada lembaga pendidikan masih sangat rendah. Secara kasat mata sangat mudah disaksikan bahwa sekolah-sekolah telah menyajikan visi, misi, tujuan hingga program. Akan tetapi, secara substantif belum dilaksanakan secara konsisten. Pengamalan manajemen strategik menjadi menarik di tingkat persekolahan anak usia dini, yang sejatinya didesain sedemikian rupa untuk penyiapan peserta didik memasuki masa sekolah. Untuk wilayah pinggiran kota Kendari, RA Asy-Syafi'iyah cukup menarik untuk menjadi kajian, disebabkan perkembangan yang sangat pesat dibandingkan dengan lembaga pada level yang sama yang ada di Baruga. Melalui pendekatan kualitatif, kajian ini menemukan jejak-jejak praktik manajemen strategik di RA Asy-Syafi'iyah sebagai berikut: Pertama, kepemimpinan strategik yang ditunjukkan oleh pimpinan Yayasan Asy-Syafi'iyah yang dtunjukkan dengan respon atas kondisi di lingkungan pasar Baruga yang membutuhkan lembaga pendidikan yang layak. Kedua, sehingga perumusan visi, misi, dan tujuan lembaga ini menunjukkan keseriusan untuk berkiprah, tidak hanya sekedar hadir. Ketiga, interkoneksi antar komponen dan kegiatan belum nampak secara jelas. Meskipun demikian, sangat potensial jika mendapatkan edukasi yang tepat dalam manajemen strategik. Kata Kunci: Raudhatul Athfal, Manajemen Strategik, Visi, MisiAbstract            Competition between educational institutions in all lanes and levels is increasingly becoming a necessity so that all educational institutions are increasingly aware of competition. Thus, the race for excellence will become a tradition of educational institutions. These efforts require separate education, given the various facts show that strategic management practices at educational institutions are still very low. In plain view, it is very easy to see that schools have presented their vision, mission, goals and programs. However, substantively it has not been implemented consistently. The implementation of strategic management becomes attractive at the level of early childhood education, which is actually designed in such a way as to prepare students to enter school. For the suburbs of Kendari, RA Asy-Syafi'iyah is quite interesting to study, due to very rapid development compared to institutions at the same level in Baruga. Through a qualitative approach, this study found traces of strategic management practices in RA Ash-Syafi'iyah as follows: First, the strategic leadership shown by the leadership of the Asy-Syafi'iyah Foundation was demonstrated by a response to conditions in the Baruga market environment that needed institutions decent education. Second, so that the formulation of the vision, mission, and objectives of this institution shows the seriousness of acting, not just being present. Third, the interconnection between components and activities has not been clearly seen. However, it is very potential to get the right education in strategic management. Keywords: Raudhatul Athfal, Strategic Management, Vision, Mission
Strategi Pengembangan Lembaga Pendidikan: Menggali Spirit PM Gontor 7 Putera, Sulawesi Tenggara Syahrul, Syahrul
Shautut Tarbiyah Vol 24, No 2 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak            Berbagai lembaga didirikan untuk tujuan-tujuan besar melampaui target-target individual. Keberhasilan maupun kegagalan dalam memperjuangkan gagasan-gagasan dasar berlembaga akan ditentukan oleh konsistensi dari para pelakunya. PM Gontor merupakan simbol lembaga pendidikan Islam yang didirikan di atas tujuan suci, pengabdian kepada Allah, yang kemudian secara konsisten berjalan di atas gagasan itu. Hasilnya terlihat dengan jelas pada kemampuan melewati ujian-ujian sejarah, bahkan kini menjadi pesantren yang memiliki jaringan terbesar, nasional bahkan internasional. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendalami strategi pengembangan organisasi di salah satu cabang PM Gontor, yakni PM Gontor 7 Putera Riyadhatul Mujahidin, Sulawesi Tenggara. Tujuannya adalah untuk: 1) memahami gejalan proliferasi PM Gontor; 2) memaknai desain struktur organisasi PM Gontor; 3) memahami budaya organisasi PM Gontor; 4) mempelajari nilai-nilai dasar PM Gontor; 5) melacak jejak-jejak PM Gontor di Indonesia. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: perkembangan besar PM Gontor saat ini adalah buah manis dari konsistensi memperjuangkan gagasan; struktur organisasi yang dirancang relevan dengan perkembangan; mengokohkan budaya khas PM Gontor, pembelajaran nilai-nilai dasar PM Gontor pada semua jenjang pendidikan, memancarkan gagasan PM Gontor kepada masyarakat luas melalui pembukaan cabang-cabang di berbagai daerah di Indonesia.      Kata Kunci:   Proliferasi, PM Gontor 7, Strategi PengembanganAbstract            Various institutions were established for large goals beyond individual targets. The success or failure in fighting for basic institutionalized ideas will be determined by the consistency of the perpetrators. PM Gontor is a symbol of Islamic educational institutions founded on sacred goals, devotion to God, which then consistently goes on with that idea. The results are clearly visible in the ability to pass historical examinations, even now becoming pesantren which have the largest, national and even international networks. This article uses a qualitative approach to explore organizational development strategies in one of PM Gontor's branches, namely PM Gontor 7 Putera Riyadhatul Mujahidin, Southeast Sulawesi. The aim is to: 1) understand PM Gontor's proliferation problems; 2) interpret the design of PM Gontor's organizational structure; 3) understand PM Gontor's organizational culture; 4) learn the basic values of PM Gontor; 5) track traces of PM Gontor in Indonesia. The findings of this study indicate that: PM Gontor's great development today is the sweet fruit of consistency in fighting for ideas; organizational structure designed to be relevant to development; cementing PM Gontor's distinctive culture, learning the basic values of PM Gontor at all levels of education, emitting PM Gontor's ideas to the wider community through the opening of branches in various regions in Indonesia.     Keywords: Proliferation, PM Gontor 7, Development Strategy
Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam pada Peserta Didik di Pesantren Ummusshabri Kota Kendari Pairin Pairin
Shautut Tarbiyah Vol 25, No 1 (2019): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.811 KB) | DOI: 10.31332/str.v25i1.1350

Abstract

Ajaran Islam merupakan pedoman perilaku dari para pemeluknya, lebih luas lagi bagi alam semesta. Karenanya sosialisasi ajaran Islam pada masyarakat mesti dilakukan secara terorganisasi melalui lembaga pendidikan, terutama lembaga pendidikan Islam seperti pesantren. Perkembangan kekinian yang menunjukkan kemunduran etik masyarakat adalah penanda pentingnya penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam sejak dini. Upaya ini akan memberi sumbangan besar atas persoalan kebangsaan dalam konteks yang lebih luas. Pesantren Ummusshabri sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Sulawesi Tenggara telah menunjukkan peran besar dalam pendidikan dan kehidupan keberagamaan di Sulawesi Tenggara, sehingga penting dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk memahami penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada peserta didik di Pondok Pesantren Ummusshabri Kendari. Dua hal yang didalami yakni: nilai-nilai pendidikan agama Islam pada peserta didik, dan proses penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada peserta didik. Untuk menjawab masalah penelitian, digunakan pendekatan kualitatif dengan metode deksriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara, pengamatan, dan studi dokumen. Data yang terkumpul dianalis dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan agama Islam pada peserta didik Pondok Pesantren Ummusshabri Kendari mencakup: kedisiplinan, kesopanan, tanggung jawab, dan kepedulian sosial. Ikhtiar yang dilakukan dalam rangka menjaga nilai-nilai pendidikan agama Islam peserta didik meliputi: pengawasan dan pemberian sanksi educatif, pembiasaan, menciptakan lingkungan santun, permberdayaan OSIS, serta membudayakan kerja sama dan tolong menolong.Kata Kunci: Nilai, Pendidikan Islam, PesantrenIslamic teachings are the behavioral guidelines of their adherents, more broadly for the universe. Therefore the socialization of Islamic teachings in society must be carried out in an organized manner through educational institutions, especially Islamic education institutions such as Islamic boarding schools. Current developments that show the decline of ethics in society are a sign of the importance of planting the values of Islamic religious education from an early age. This effort will make a major contribution to the issue of nationalism in a broader context. The Ummusshabri Islamic Boarding School as one of the oldest Islamic educational institutions in Southeast Sulawesi has shown a large role in education and religious life in Southeast Sulawesi, so it is important to study it. This study aims to understand the planting of the values of Islamic religious education for students at the Ummusshabri Islamic Boarding School in Kendari. Two things were explored, namely: the values of Islamic religious education for students, and the process of planting the values of Islamic religious education for students. To answer the research problem, a qualitative approach is used with a descriptive method. Data is collected through interviews, observations, and document studies. The data collected is analyzed by stages of data reduction, data presentation, and verification. The results showed that the values of Islamic religious education in students of Kendari's Ummusshabri Islamic Boarding School included: discipline, politeness, responsibility, and social care. The efforts taken to safeguard the values of the Islamic religious education of students include: supervision and giving educative sanctions, habituation, creating a polite environment, empowering the student council, and cultivating cooperation and help. Keywords: Value, Islamic Education, Pesantren

Page 1 of 27 | Total Record : 266


Filter by Year

2009 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 29, No 1 (2023): Transdisciplinary Approach in Islamic Education in the 4.0 era (Pendekatan Tran Vol 28, No 2 (2022): Transdisciplinary Approach in Islamic Education in the 4.0 era (Pendekatan Tran Vol 28, No 1 (2022): Transdisciplinary Approach in Islamic Education in the 4.0 era (Pendekatan Tran Vol 27, No 2 (2021): Pendekatan Transdisipliner dalam Pendidikan Islam di Era 4.0 Vol 27, No 1 (2021): Pendidikan Islam di Era 4.0 Vol 26, No 2 (2020): Education in Islamic Societies Vol 26, No 1 (2020): Education in Islamic Societies Vol 25, No 2 (2019): Kependidikan Vol 25, No 1 (2019): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 39, No 24 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 38, No 24 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 24, No 2 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 24, No 2 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 24, No 1 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 23, No 2 (2017): Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol 23, No 1 (2017): Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol 22, No 2 (2016): Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol 22, No 1 (2016): Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol 21, No 2 (2015): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 21, No 1 (2015): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 20, No 2 (2014): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 20, No 1 (2014): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 19, No 2 (2013): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 19, No 1 (2013): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 18, No 2 (2012): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 18, No 1 (2012): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 17, No 2 (2011): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 17, No 1 (2011): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 16, No 2 (2010): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 16, No 1 (2010): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 15, No 2 (2009): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 15, No 1 (2009): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan More Issue