cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
,
INDONESIA
Jurnal Penelitian Kesehatan
Published by Forum Ilmiah Kesehatan
ISSN : 20863098     EISSN : 25027778     DOI : -
Core Subject : Health,
Journal of Health Research "Forikes Voice" is a medium for the publication of articles on research and review of the literature. We accept articles in the areas of health such as public health, medicine, nursing, midwifery, nutrition, pharmaceutical, environmental health, health technology, clinical laboratories, health education, and health popular.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1 (2016): Januari 2016" : 10 Documents clear
PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTARA PIJAT OKSITOSIN DAN PIJAT PAYUDARA TERHADAP INVOLUSI UTERI PADA IBU POST PARTUM DI BPM KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2015 Safrina Safrina
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 7, No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.577 KB) | DOI: 10.33846/sf7102

Abstract

Pendahuluan: Pencegahan perdarahan post partum dapat dilakukan semenjak persalinan kala 3 dan 4 dengan pemberian oksitosin. Hormon oksitosin ini sangat berperan dalam proses involusi uterus. Proses involusi akan berjalan dengan bagus jika kontraksi uterus kuat sehingga harus dilakukan tindakan untuk memperbaiki kontraksi uterus. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara pijat oksitosin dan Pijat payudara terhadap involusi uteri pada ibu post partum di BPM Kota Pematangsiantar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen dengan rancangan Post Test Only Design With Control Group. Hasil: Proses involusi uterus pada subyek tidak berlangsung sama (homogen) hal ini sangat mungkin terjadi karena pada dasarnya proses involusi itu sendiri sangat dipengaruhi oleh umur dan paritas tiap-tiap subyek. nilai p.value/signifikan adalah 0,539 atau lebih besar dari  yang sudah tentukan yaitu 0,05, maka dapat diputuskan bahwa tidak ada perbedaan involusi uterus pada kedua perlakuan yaitu pijat oksitosin dan pijat payudara. Kesimpulan: Pada dasarnya kedua perlakuan sangat bermanfaat bagi ibu post partum. Kata kunci: Involusi uteri, pijat oksitosin, pijat payudara
KELELAHAN KERJA (BURNOUT SYNDROM) PADA DOSEN BERDASARKAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFI, HARAPAN, PENGHARGAAN DAN KONTROL Sri Wayanti
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 7, No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.272 KB) | DOI: 10.33846/sf7107

Abstract

Pendahuluan: Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas institusi pendidikan yaitu melalui peningkatan kinerja dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelelahan kerja (burnout) pada dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya berdasarkan harapan, karakteristik demografi, penghargaan dan kontrol. Desain penelitian adalah cross sectional dengan sampel 48 orang dosen, data diambil menggunakan MBI-ES dan kuesioner lalu diolah dengan uji Chi square dan regresi logistik. Hasil: Sebagian besar responden berada pada umur 41-60 tahun (62.5%), perempuan (81.2%), telah menikah (83.3%), Jabatan lektor (60.4%) dan masa kerja sebagai dosen >5 tahun. Sebagian besar responden mempunyai harapan yang tinggi (68.7%), mendapatkan penghargaan tinggi (62.5%), dan mendapatkan kontrol yang tinggi (56.3%). Separuh responden memiliki kelelahan kerja tinggi (50%) yang sebagian besar mengalami kelelahan emosional tinggi (56.3%). Tidak terdapat pengaruh karakteristik demografi terhadap kelelahan kerja (p> 0,05). Harapan responden tak berpengaruh terhadap kelelahan kerja, sedangkan penghargaan dan kontrol berpengaruh terhadap kelelahan kerja. Hasil analisi regresi logistik menunjukkan penghargaan berpengaruh dominan terhadap kelelahan kerja. Kesimpulan: Penghargaan berpengaruh dominan terhadap kelelahan kerja. Kata Kunci: kelelahan kerja, dosen, harapan, karakteristik demografi, penghargaan, kontrol
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF UNTUK MENINGKATAN PENCAPAIAN PERAN BIDAN SEBAGAI PENDIDIK Rodiyatun Rodiyatun
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 7, No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.914 KB) | DOI: 10.33846/sf7103

Abstract

Introduction: In relation to her role as an educator, midwife has a responsibility in guiding healthy behavior and promotion of health program in mothers, children, family planning and reproduction health. Improvement of midwives’ skills at performing his role as an educator can be conducted through participative learning strategy which involves midwives actively in informal learning process. Participative Learning Model is learning activity conducted from knowledge, values and skills owned by learners and emphasizing on problem solving approach. Method: This research employed experiment, pretest-posttest control group design, consisting of two groups, experiment group and control group. Independent variable was participative learning model and dependent variable was midwife’s role as an educator. Data analysis technique used descriptive analysis and it was assumed that this research was conducted on population. Analysis of effects of participative learning model on achievement of midwife’s role as an educator was based on median and mode values of pretest and posttest using Wilcoxon test. Result: There was a percentage increase of achievement in educator’s role which was categorized tolerant in all competence of educator’s role. Wilcoxon test showed that p-value, (0,046) < α (0,05) means that development of participative learning model with observation and reflection had effects on increase of achievement in midwife’s role as an educator for health service in mothers, children and family planning (KB)/reproduction health. Key Words: Educator’s, health education, midwife
ANALISIS PENCAPAIAN PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DI KECAMATAN PANCURBATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 Zuraidah Zuraidah
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 7, No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.35 KB) | DOI: 10.33846/sf7108

Abstract

Introduction: Some factors which can influence the acceleration or postponement of marriage in young age, among others, are knowledge, attitude, socio-cultural condition and custom, education, and socio-economic environment. The objective of the research was to find out and to analyze the coverage of bringing to adulthood of marriageable age in Pancur Batu Subdistrict, Deli Serdang District, in 2015. Method: The research used mixed methods (quantitative and qualitative). The population was 15,481 productive-aged women listed in Pancur Batu Subdistrict, in 2014. The samples were 120 productive-aged women who had married and listed in Pancur Batu Subdistrict, in 2014, taken by using proportional random sampling technique. The data were gathered by distributing questionnaires and analyzed by using multiple logistic regression analysis at α = 5%. Result: 55.8% of the respondents got married before they were 20 years old in Pancur Batu Subdistrict. Statistically, the variable which had the most dominant influence was adolescent intercourse at the coefficient regression value of 3.982. The result of the interviews showed that most of the informants stated that adolescence intercourse was the cause of getting marriage in young age. It is recommended that the related party should increase counseling about marriage in young age, increase bringing to adulthood of marriageable age through Center of Reproductive Health Counseling and Information and Adolescent Family Development in the subdistrict, and establish teenager organization as the means of their activities so that they will not be fallen into promiscuity. Parents and teenagers should increase their knowledge of reproductive health in order to prevent them from marriage in young age. Keywords: Marriage in young age, marriage age, adolescent intercourse
HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN STATUS GIZI IBU BERDASARKAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS DENGAN JENIS BBLR Eny Pemilu Kusparlina
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 7, No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.412 KB) | DOI: 10.33846/sf7104

Abstract

Pendahuluan: Kejadian BBLR disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya umur ibu 35 tahun serta ukuran LILA < 23,5 cm. Hasil studi pendahuluan di Puskesmas Tawangrejo Kota Madiun , dari tahun 2010 terdapat 20 BBLR sedangkan bulan Januari-April 2011 terdapat 24 BBLR. Masalah penelitian ini adalah peningkatan kejadian BBLR. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara umur dan status gizi ibu berdasarkan ukuran lingkar lengan atas dengan jenis BBLR. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik-cross sectional dengan populasi seluruh bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram pada bulan Januari-April 2011 diambil secara simple random sampling sebanyak 23 bayi. Data bersumber dari data sekunder berupa rekam medik. Variabel bebasnya umur dan status gizi ibu berdasarkan ukuran lingkar lengan atas serta variabel terikatnya jenis BBLR kemudian dianalisa dengan menggunakan uji Fisher Exact. Hasil: Sebagian besar (69,6%) ibu melahirkan dalam kategori umur tidak aman, menyebabkan BBLR prematur (38,5%) dan BBLR dismatur (61,5%). Serta sebagian besar (65,1%) ibu melahirkan dalam kategori KEK, menyebabkan BBLR prematur (38,5%) dan BBLR dismatur (61,5%). Dari hasil uji Fisher Exact diperoleh nilai p=0,011 untuk umur dan p= 0,024 untuk ukuran LILA dengan tingkat kemaknaan α = 0,05, karena p < α maka H1 diterima. Kesimpulan: Penelitian ini ada hubungan antara umur dan status gizi ibu berdasarkan ukuran lingkar lengan atas dengan jenis BBLR. Ibu yang hamil dan melahirkan pada umur yang tidak aman serta KEK cenderung melahirkan bayi dengan BBLR. Dari penelitian yang dilakukan diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan promosi kesehatan dengan melakukan pencegahan melalui deteksi dini kehamilan dengan pemeriksaan ANC sejak dini dengan standar 7T. Kata kunci: Umur ibu, Ukuran LILA, BBLR
FAKTOR PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Kharisma Kusumaningtyas
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 7, No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.37 KB) | DOI: 10.33846/sf7109

Abstract

Pendahuluan: Terdapat sebanyak 40% perkembangan motorik halus mengalami gangguan, ditandai dengan anak sulit menirukan gambar seperti yang dicontohkan, dan tidak bisa menyebutkan macam-macam warna. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendapatan dan pendidikan keluarga terhadap perkembangan motorik halus anak usia 3-4 tahun di Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al-Ikhwan Kecamatan Bangkalan. Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional, menggunakan sampel jenuh. Data dikumpulkan menggunakan KPSP dan angket. Analisis data menggunakan tabulasi silang dilanjutkan uji Spearman Rank dengan derajat kemaknaan 0,05. Hasil: Sebanyak (55%) pendapatan keluarga sedang, sebanyak (70 %) pendidikan keluarga menengah, dan sebanyak (65%) perkembangan motorik halus anak usia 3-4 tahun normal. Berdasarkan uji statistic menggunakan Spearman Rank dengan derajat kemaknaan 0,05 menunjukkan ρ value (0.303) > α = 0,05 untuk pendapatan terhadap perkembangan maka H0 diterima. Sedangkan pendidikan terhadap perkembangan menunjukkan ρ value (0,019) < α= 0,05, maka H0 ditolak. Kesimpulan: Tidak ada pengaruh pendapatan keluarga terhadap perkembangan motorik halus anak, dan ada pengaruh pendidikan keluarga terhadap perkembangan motirik halus anak. Dengan demikian pentingnya melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak terutama perkembangan motorik halus anak. Kata kunci: pendapatan keluarga, pendidikan keluarga, perkembangan motorik halus
REKOMENDASI UPAYA PENINGKATAN KEPATUHAN PENGOBATAN ARV DI KOTA SURABAYA Daniek Suryaningdiah
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 7, No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.413 KB) | DOI: 10.33846/sf7105

Abstract

Pendahuluan: Surabaya adalah salah satu kota di provinsi Jawa Timur yang memiliki anggota yang tinggi epidemi HIV, sekitar 19,503 orang. Hingga 2014 itu menjadi dasar penelitian ini adalah menurunkan orang dengan HIV 8,017 orang. Yang masih mengikuti terapi ARV di kota Surabaya (47%). Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan rekomendasi untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan ARV di kota Surabaya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang pengambilan data tanpa memberikan perlakuan kepada responden. Metode desain penelitian ini adalah pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Dr Moch. Rumah Sakit Soewandi, Bakti Rumah Sakit Dharma Husada dan pusat kesehatan masyarakat Dupak. Sampel diambil dari populasi (64 orang). Hasil: Rekomendasi sebagai upaya untuk meningkatkan kepatuhan dalam pengobatan ARV meningkat motivasi untuk mengambil obat coutintly pada pasien HIV, meningkatkan intervensi keluarga di supportly pasien HIV, meningkatkan sistem perawatan kesehatan ARV, meningkatkan kepuasan layanan melalui kualitas pelayanan prima, meningkatkan kepatuhan pengobatan ARV melalui monitoring secara rutin. Kata kunci: Pengobatan ARV, kepuasan, kepatuhan
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS Eny Pemilu Kusparlina
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 7, No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.74 KB) | DOI: 10.33846/sf7110

Abstract

Pendahuluan: Angka aborsi di Indonesia diperkirakan mencapai 2,3 juta per tahun, sekitar 750.000 diantaranya dilakukan oleh remaja. Hasil penelitian mengenai perilaku seksual remaja pada sepuluh SMA baik negeri maupun swasta di kota Madiun tahun 2005 terhadap 1.250 orang (611 subjek laki-laki dan 639 subjek perempuan ) ditemukan bahwa 30% laki-laki yang berpacaran telah melakukan hubungan seksual, sedangkan untuk perempuan sebanyak 5 %. Dapat dikatakan bahwa setiap ada 3 anak laki-laki yang berpacaran, satu diantaranya telah melakukan hubungan seksual dan mereka rata-rata mulai melakukannya di kelas dua dan tiga.Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 28 Juli 2012 di SMK PGRI I Mejayan, peneliti mendapatkan informasi dari bagian kesiswaan bahwa tahun 2010-2011 terdapat 2 siswa hamil dan terpaksa dikeluarkan dari sekolah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seks bebas di SMK PGRI I Mejayan. Metode: Penelitian menggunakan desain observational analitik dengan rancangan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan simple random sampling dengan jumlah sampel 68 siswa. Analisa data menggunakan uji statistik korelasi Kendall Tau (τ). Hasil: 48 siswa (70.6%) memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi dan 51 siswa (75,0%) memiliki perilaku yang baik dalam pergaulan seks bebas. Dari hasil analisa data dengan Kendall Tau diperoleh zhitung (9,96) > ztabel (1,96). Kesimpulan: ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seks bebas. Kata Kunci: Pengetahuan kesehatan reproduksi, perilaku, seks bebas
EKOLOGI DAERAH URBAN (PERKOTAAN) DAN GANGGUAN KESEHATAN JIWA) Yunita Satya Pratiwi
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 7, No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.333 KB) | DOI: 10.33846/sf7101

Abstract

City is a form of ecological systems are complex, dynamic, and dominated by humans. In this case, the city is considered as an ecosystem that is an artificial environment, the result of a process of interaction between man and man and between man and his environment. The growth of urban population in the world, especially in Indonesia is relatively high, will continue with a high acceleration. In the period 2005-2030 the number of the world's urban population is expected to increase 56%, Asia up 71%, and up 74% in Indonesia. In 2005 the Indonesian population living in urban areas reached more than 107.9 million people, where 20% of whom were in Greater Jabodetabek (UNDP and ADB, 2006). Rate of population growth is not accompanied by the growth of the region, will result in overcrowding. This causes an imbalance of urban ecosystems. In addition to the emergence of poverty, unemployment, crime, uneven development, urbanization, suspected to be the cause of many community members are prone to stress and anxiety that lead to mental disorders. It is supported by a number of research results that show the prevalence trend of population show symptoms of mental health disorders in relatively more in urban than in rural areas. Keywords: Urban ecology, Ecosystems and Mental disorder
HUBUNGAN PERSEPSI AKSES DAN PELAYANAN KB DENGAN KEJADIAN UNMET NEED atik mawarni
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 7, No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.774 KB) | DOI: 10.33846/sf7106

Abstract

Pendahuluan: Unmet need adalah kelompok wanita usia subur dengan status menikah yang sebenarnya sudah tidak ingin mempunyai anak lagi atau ingin menjarangkan kehamilannya namun tidak menggunakan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Dari kabupaten/kota yang berada di Jawa Tengah, unmet need tertinggi adalah kota Salatiga dengan persentase unmet need sebesar 13,3%. Sasaran indikator Kinerja Program KKBPK Provinsi Jawa Tengah sampai dengan bulan Juni 2014, angka unmet need sebesar 5,2%. Metode: Jenis penelitian adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebesar 121 wanita PUS dipilih secara proporsional random sampling. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan antara persepsi pelayanan KB dan akses dengan kejadian Unmet Need. Hasil: Penelitian memberikan hasil responden mempunyai umur termuda 21 th, tertua 50 th dengan rerata 35,73 th. Jumlah anak, minimal 0 dan maksimal 4 . Dari seluruh responden, yang termasuk dalam unmet need sebesar 27,3%. Menggunakan uji Chi Square diperoleh hasil tidak ada hubungan antara persepsi pelayanan KB dengan unmet need (p=1,000) begitu juga tidak ada hubungan antara persepsi akses pelayanan KB dengan unmet need (p= 0,269). Disarankan kepada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Bapermasper dan KB) untuk dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang keluarga berencana, khususnya mengenai pengetahuan tentang kekurangan, kelebihan dan efek samping dari berbagai alat kontrasepsi yang tersedia. Selanjutnya perlu dilakukan sosialisasi biaya dan tempat pelayanan agar dapat diketahui oleh masyarakat. Kata Kunci: Keluarga berencana, pelayanan, akses, unmet need

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 4 (2023): Oktober 2023 Vol 14, No 3 (2023): Juli 2023 Vol 14, No 2 (2023): April 2023 Vol 14, No 1 (2023): Januari 2023 Vol 14 (2023): Nomor Khusus Juni 2023 Vol 14 (2023): Nomor Khusus April 2023 Vol 14 (2023): Nomor Khusus Februari 2023 Vol 13, No 4 (2022): Oktober 2022 Vol 13, No 3 (2022): Juli 2022 Vol 13, No 2 (2022): April 2022 Vol 13, No 1 (2022): Januari 2022 Vol 13 (2022): Nomor Khusus Desember 2022 Vol 13 (2022): Nomor Khusus November 2022 Vol 13 (2022): Nomor Khusus Januari 2022 Vol 13 (2022): Nomor Khusus Februari 2022 Vol 13 (2022): Nomor Khusus Januari 2021 Vol 12, No 4 (2021): Oktober 2021 Vol 12, No 3 (2021): Juli 2021 Vol 12, No 2 (2021): April 2021 Vol 12 (2021): Nomor Khusus April 2021 Vol 12 (2021): Nomor Khusus November 2021 Vol 12 (2021): Nomor Khusus Januari 2021 Vol 12, No 1 (2021): Januari Vol 11, No 3 (2020): Juli 2020 Vol 11, No 2 (2020): April 2020 Vol 11, No 1 (2020): Januari 2020 Vol 11 (2020): Nomor Khusus Mei-Juni 2020 Vol 11 (2020): Nomor Khusus Maret-April 2020 Vol 11 (2020): Nomor Khusus November-Desember 2020 Vol 11 (2020): Nomor Khusus Januari-Februari 2020 Vol 11, No 4 (2020): Oktober Vol 10, No 4 (2019): Oktober 2019 Vol 10, No 3 (2019): Juli 2019 Vol 10, No 2 (2019): April 2019 Vol 10, No 2 (2019): April 2019 Vol 10, No 1 (2019): Januari 2019 Vol 9, No 4 (2018): Oktober 2018 Vol 9, No 3 (2018): Juli 2018 Vol 9, No 2 (2018): April 2018 Vol 9, No 1 (2018): Januari 2018 Vol 8, No 4 (2017): Oktober 2017 Vol 8, No 3 (2017): Juli 2017 Vol 8, No 2 (2017): April 2017 Vol 8, No 1 (2017): Januari 2017 Vol 7, No 4 (2016): Oktober 2016 Vol 7, No 3 (2016): Juli 2016 Vol 7, No 2 (2016): April 2016 Vol 7, No 1 (2016): Januari 2016 Vol 6 (2015): Nomor Khusus Hari Kesehatan Nasional More Issue