cover
Contact Name
ZULKARNAEN
Contact Email
zul_lemlit@unram.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.stl@unram.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Sains Teknologi dan Lingkungan (JSTL)
Published by Universitas Mataram
ISSN : 24770329     EISSN : 24770310     DOI : -
Jurnal Sains Teknologi dan Lingkungan (JSTL), merupakan media untuk publikasi tulisan asli yang berkaitan dengan sains teknologi dan lingkungan baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris. Jurnal Sains Teknologi dan Lingkungan (JSTL) merupakan jurnal ilmiah terbitan berkala dua kali setahun (Juni dan Desember).
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Sains Teknologi " : 5 Documents clear
Viabilitas Biji dan Pertumbuhan Bibit Kelor (Moringa oleifera Lam.) Bambang Budi Santoso; IGM Arya Parwata
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.483 KB) | DOI: 10.29303/jstl.v3i2.18

Abstract

Buah kelor (Moringas oleifera L.) yang secara fisik berukuran panjang dan memiliki banyak biji di dalamnya tentu akan menyebabkan perbedaan tingkat kematangan biji dan kemudian perbedaan pada viabilitas benih yang dihasilkan. Penelitian ekperimental ini terdiri atas dua percobaan, yaitu percobaan pertama bertujuan mengetahui viabilitas biji dari tiga posisi biji dalam buah dan percobaan kedua bertujuan mengetahui pertumbuhan bibit tanaman kelor hingga umur dua bulan dari masing-masing posisi biji pada buah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi biji dalam buah kelor berpengaruh nyata terhadap viabilitas benih, namun berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan bibit hingga umur dua bulan. Biji-biji pada posisi di pangkal dan tengah dari buah memiliki viabilitas lebih baik dibandingkan biji-biji pada posisi di ujung buah.Kata kunci: berat biji, pemasakan, perkecambahan, posisi biji ABSTRACTFruits of Moringas oleifera L. is physically long and has many seeds in would certainly cause differences in seed maturity level and then difference in seed viability. This experimental research consisted of two experiments, the first experiment was aimed to find out the seed viability of the three seed positions in the fruits and the second experiment was aimed to determine the growth of the Moringa seedlings up to two months age from each seed position. The results shows that the seed position was significantly affected the viability of the seeds, but were not affected to the growth of seedlings until the age of two months. The seeds in position at the base and the middle of the fruit have better viability than the seeds in position at the end of the fruit.Key words: germination, seed position, ripening, seed weight
Pertumbuhan dan Distribusi Akar Tanaman Muda Beberapa Genotipe Unggul Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) IGM Arya Parwata; Bambang Budi Santoso; I Nyoman Soemeinaboedhy
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.003 KB) | DOI: 10.29303/jstl.v3i2.24

Abstract

Perbedaan potensi genetik berpengaruh pada kedalaman perakaran, dan jarak pagar mengubah pola tumbuhnya dalam merespon kondisi lingkungan sehingga tanaman dapat tumbuh dan bertahan pada berbagai kondisi dan jenis tanah, maka pemilihan genotype atau varietas yang akan dikembangkan pada suatu kawasan tertentu perlu menjadi pertimbangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai pertumbuhan perakaran tanaman muda beberapa genotipe unggul jarak pagar. Pembibitan secara langsung pada polibag berisi media tanah-kompos (1:1 v/v) di bawah naungan paranet selama 2 bulan, sebanyak 3 ulangan (masing-masing 25 bibit). Sejumlah 20 bibit berumur 2 bulan ditanam di lapangan berjarak tanam 1.5x2.0 m diatur secara grid systim. Pengamatan akar dilakukan dengan cara membongkar media tumbuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode 6 bulan, tidak ada perbedaan pertumbuhan akar antar genotype.Akar tunggang tumbuh geotropik dengan empat akar lateral yang tumbuh horizontal dan terkonsentrasi pada pangkal akar tunggang, sehingga membentuk sistim perakaran dangkal. Pertumbuhan (panjang dan diameter) akar tunggang tampak lebih mendominasi keempat akar lateral.Kata Kunci: arsitektur akar, biomassa akar, distribusi akar, geotropic ABSTRACTSince there are differences in genetic potential effect on rooting depth, and also Jatropha curcas change the pattern of growth in response to environmental conditions so that the plants can grow and survive in various conditions and soil types, then the selection of genotypes or varieties to be developed in a particular area should be considered. This study aims to know the growth of young plant root of superior genotypes of Jatropha curcas. Seeding directly in polybags plastic containing medium mixtures of soil-compost (1: 1 v/v) under  shade net for 2 months, as many as 3 replicates (each 25 seeds). Some 20 seedlings of 2 months old were field planting with 1.5 m x 2.0 m spacing arranged in a grid system. Root growth observations were done by dig growing medium. The results showed that during the period of 6 months, there were no differences of root growth between genotype. Tap-root grows geotropic with four lateral roots that grow horizontally and concentrated at the base of the taproot, thus forming a shallow rooting system. Root growth, length and diameter, of tap-root appeared to be greater to four lateral roots.Keywords: architectural roots, root biomass, root distribution, geotropic
Nilai Nutrisi Pakan Ayam Ras Petelur yang Dipelihara Peternak Rakyat di Pulau Lombok Asnawi - Asnawi; Muhammad Ichsan; Ni Ketut Dewi Haryani
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.994 KB) | DOI: 10.29303/jstl.v3i2.17

Abstract

Penelitian evalusi nilai nutrisi pakan ayam ras petelur di Pulau Lombok telah dilakukan. Penelitian menggunakan metode survey yang berlokasi di empat Kabupaten di Pulau Lombok yaitu Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur dan Lombok Utara. Pada masing-masing Kabupaten diambil 4 peternak ayam ras sebagai sampel  dan dianalisa di Laboratorium Nutrisi Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Mataram. Data dianalisa dan ditabulasi kemudian dipresentasikan dalam bentuk diskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua peternak ayam ras petelur menggunakan jagung, dedak padi, dan konsentrat sebagai ransum dasar berturut-turut sebesar 43 %±8.13, 22%±3.93, dan 33%±4,83. Campuran pakan tersebut mengandungan protein sebesar 17.21% ±1.23, energi metabolis 2753 ± 63.78, lemak kasar dan serat kasar sebesar 4.03% ±0,2  dan 6.29 % ±0.46, Ca dan P sebesar 3.61% ±0.53 dan 0.51% ±0.03. Rata-rata produksi telur, konsumsi pakan, bobot telur, tebal kerabang dan nilai HU ayam ras di Pulau Lombok berturut-turut sebesar 56%±8.68, 114±31,25 g.ekor-1.hari-1. 61.71±2.49 g. 0.39±0.03 mm dan 90.16±4.33.  Komposisi nutrisi ayam ras petelur tersebut sudah memenuhi Standar Nasioanal Indonesia (SNI), akan tetapi produksi telur masih rendah.Kata Kunci : Mineral, konsentrat, Vitamin ABSTRACT The research of evaluation of nutrient value of laying hens which rearing by farmer in Lombok Island was conducted. Using surveys methode in four locations in Lombok Island i.e. West Lombok, Central Lombok, East Lombok, and North Lombok and four farmers sample of each. Data was analyzed in loboratorium animal nutrition Faculty of Animal Husbandry Mataram University. Data was analized and tabulated and than descriptive presented. The result show that, all of the farmer in Lombok Island use rice bran, maize, and commercial feed as elementary ration with 43%±8.13, 22%±3.93, and 33%±4.83 respectively, in addition, all farmers use feed supplements such as vitamins or mineral. Nutrition value of ration are 17.21% ±1.23 protein, 2753±63.78 metabolizeble energy, 4.03% ±0,2  extract ether and  6.29%±0,46 fibers, Ca and P are 3.61 % ±0.53 and 0.51%±0.03. Average eggs production, feed consumption, egg weight, shell thickness, and Haught Unit (HU) are 56%±8.68, 114±31,25 g.ekor-1.hari-1. 61.71±2.49 g, 0.39±0.03 mm, and 90.16 ±4.33. It can be concluded that nutrient composition of laying hens in Lombok Island according to Indonesian Standard Feed, however, eggs production and quality still low.Key words: Vitamine, concentrate, nutrient
Suplementasi Ampas Kecap untuk Meningkatkan Libido dan Produksi Sperma Kambing Peranakan Etawa I Wayan Lanus Sumadiasa; Abdul Aziz; Prasetyo Nugroho; Mardiansyah Mardiansyah; Intan Putri Mantika
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.454 KB) | DOI: 10.29303/jstl.v3i2.45

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui  suplementasi ampas kecap terhadap intensitas libido dan produksi sperma kambing peranakan etawa. Penelitian dirancang dalam pre-test dan post-test design, dimana pengambilan data dilakukan sebelum dan setelah perlakuan. Tiga ekor kambing diberi perlakuan masing-masing 10 hari pada  pre-test dengan pakan rumput lapangan tanpa suplementasi, post-test-1 dengan pakan rumput lapangan disuplementasi 5% dan post-test-2 dengan rumput lapangan disuplementasi 10% ampas kecap. Intensitas libido dan produsi sperma secara makroskopis dan mikroskopis diobservasi setiap tiga hari sebanyak 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik. Hasil penelitian menunjukkan, nilai intensitas libido meningkat sangat signifikan dari 3.11 ± 0.78 tanpa suplementasi menjadi 4.67 ± 0.50 setelah suplementasi 10% ampas kecap. Rataan volume sperma meningkat dari 0.71 ± 0.13ml menjadi 0.87 ± 0.17 ml, nilai pH rata-rata mendekati 7.0, konsistensi sperma menjadi kental dan motilitas massa spermatozoa dari ++ menjadi +++. Motilitas progresif dan viabilitas spermatozoa meningkat signifikan dari 72.78 ± 2.64% menjadi 82.22 ± 2.64% dan dari 79.98 ± 1.25% menjadi 81.68 ± 1.36%. Persentase abnormalitas spermatozoa terendah terdapat pada suplementasi 10% dan konsentrasi tertinggi pada suplementasi 5% ampas kecap. Kesimpulan, suplementasi 10% ampas kecap di dalam pakan rumput lapangan mampu meningkatkan intensitas libido dan produksi sperma kambing peranakan etawa.Kata kunci : Suplementasi, viabilitas, spermatozoa This study was conducted to observed the supplementation of soy sauce dregs in wild-grass ration on libido intensity and semen production of peranakan etawa (PE) buck. The experiment was done in pre-test and post-test design. Three bucks were treated each 10 days at pre-test by given of wild-grass without supplementation, post-test-1 with wild-grass supplemented by 5% and post-test-2 with wild-grass supplemented by 10% of soy sauce dregs. The libido intensity and semen production were observed every three days for three times. The data was analyzed statistically. The results showed, the libido intensity score was increased very significantly from 3.11 ± 0.78 to 4.67 ± 0.50 after supplementation of 10% soy sauce dregs. The average of semen volume, consistency and  mass motility of spermatozoa were increased from 0.71 ± 0.13ml to 0.87 ± 0.17ml, rather thick to thick and ++ to +++.  Progressive motility and viability of spermatozoa were increased significantly after supplementation of 10% soy sauce dregs. The lowest percentage of spermatozoa abnormality was found on supplementation of 10% and the highest concentration found on supplementation of 5% soy sauce dregs. In conclusion, supplementation of 10% soy sauce waste in wild-grass ration is capable to improve the libido intensity and semen production of peranakan etawa buckKeywords: Supplementation, viabilitaty, spermatozoa
Penampilan Galur Harapan F9 Padi Beras Hitam Hasil Persilangan Baas Selem dan Situ Patenggang Muliarta - Aryana; AA Sudharmawan; Sumarjan Sumarjan; Dwi Ratna Anugrahwati
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.831 KB) | DOI: 10.29303/jstl.v3i2.37

Abstract

Persilangan antara dua tetua dengan masing-masing keunggulan dan kemudian dilakukan seleksi akan menghasilkan galur harapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan galur harapan F9 padi beras hitam hasil persilangan “Baas Selem vs Situ Patenggang” yang berdaya hasil tinggi. Percobaan dilaksanakan di lahan sawah di desa Nyur Lembang, kabupaten Lombok Barat pada April–Agustus 2017. Percobaan ditata dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 10 genotipe padi sebagai perlakuan yang diulang tiga kali yaitu 7 galur harapan F9 padi beras hitam, 2 tetua (Situ Patenggang dan Baas Selem), dan 1 varietas pembanding peka kekeringan (IR20). Penanaman secara sistem gogo pada petak berukuran 3 x 4 m berjarak tanam 25 x 25 cm. Pengairan diberikan bila tanaman pembanding menunjukkan gejala daun menggulung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur G1(F9 2/1/1) relatif memiliki daya hasil tinggi yaitu 6.53 ton ha-1dengan karakter berat gabah per rumpun (55.68 gram), jumlah gabah berisi per malai (122.45 butir), panjang malai (24.08 cm) dan jumlah anakan produktif per rumpun sebanyak17.53 batang; dan galur G7 (F9 3/4/1) berdaya hasil 6.35 ton ha-1dengan karakter berat gabah per rumpun (50.47 gram), jumlah gabah berisi per malai (124.15 butir), panjang malai (24.02 cm) dan jumlah anakan produktif per rumpun sebanyak 18.30 batang.Kata kunci: gabah, bulk, seleksi, sistim gogo Crossing between two parents with each advantages and then selection will produce a elite line. The aim of this research is to know the appearance of F9 rice line of black rice from "Baas Selem vs Situ Patenggang" crossing which has high yield. The experiment was conducted on rice field in Nyur Lembang village, West Lombok district during April to August 2017. The experiment was arranged in Randomized Block Design of 10 rice genotypes treatment with  three replications i.g F9 lines of black rice, 2 parents (Situ Patenggang and Baas Selem), and 1 varieties of drought-sensitive comparison (IR20). Gogo planting system in a plot of 3 x 4 m with spacing 25 x 25 cm. Watering was given when comparative plants (IR20) show symptoms of leaf curl. The results shows that the G1 line (F9 2/1/1) had relatively high yieldof 6.53 ton ha-1 with weight of grain per clump (55.68 gram), grain per panicle (122.45 grains ), panicle length (24.08 cm), and number of productive tillers per clump of 17.53 stalks; and G7 line (F9 3/4/1) yielded 6.35 ton ha-1 with grain weight per clump (50.47 gram), number of grains per panicle (124.15 grains), panicle length (24.02 cm), and number of productive tiller per clump as much as 18,30 stalks.Keywords: grain, bulk, selection, gogo system

Page 1 of 1 | Total Record : 5