cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Mesencephalon
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Mesencephalon merupakan jurnal yang memuat artikel ilmiah dalam bidang kesehatan baik dari hasil penelitian, studi kasus maupun literature review. Jurnal ini diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen Malang dan terbit sebanyak dua kali dalam setahunnya yaitu pada bulan April dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2018" : 8 Documents clear
HUBUNGAN FREKUENSI MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT Nurhidayat, Saiful
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2018
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.606 KB)

Abstract

Abstract : A person is said to be a smoker if he has smoked at least 100 cigarettes. A person smoking more than a pack of cigarettes a day becomes 2 times more prone to hypertension than those who do not smoke.. Dangers of hypertension trigger the destruction of organs including: kidney, brain, heart, eyes, cause blood vessel resistance and stroke.The purpose of this study is to get a picture of the frequency of smoking, knowing the incidence of hypertension and analyzing the smoking frequency relationship with the incidence hypertension in the community. The study was conducted on the community of RT 03/01 Mangunsuman Siman Ponorogo, a sample of 30 respondents using Purposive Sampling. Quantitative design with a cross sectional design to study the frequency of smoking and the incidence of hypertension. Instruments use questionnaires and observation sheets. Univariate analysis uses frequency distribution and bivariate analysis with chi square test with α = 0.05. To analyze the strength of the relationship with the coefficients contengency. Result of research of smoking frequency mostly (63,3%) or 19 people medium category. The incidence of hypertension 40% or 12 respondents had moderate hypertension. There is a relationship between the frequency of smoking with the incidence of hypertension RT 03/01 Mangunsuman Siman Ponorogo with the closeness of the relationship mild. It is expected the community RT 03/01 Mangunsuman Siman Ponorogo to reduce the number of cigarettes smoked each day in stages so that blood pressure can be lowered or controlled. Keywords : frequency of smoking, hypertension disease. Abstrak : Seseorang dikatakan perokok jika telah menghisap minimal 100 batang rokok. Seseorang menghisap rokok lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan terhadap hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok. Bahaya hipertensi memicu rusaknya organ tubuh diantaranya : ginjal, otak, jantung, mata, menyebabkan resistensi pembuluh darah dan stroke. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran tentang frekuensi merokok, mengetahui kejadian hipertensi dan menganalisis hubungan frekuensi merokok dengan kejadian hipertensi pada masyarakat. Penelitian dilakukan pada masyarakat RT 03/01 Mangunsuman Siman Ponorogo, sampel sejumlah 30 responden menggunakan purposive sampling. Desain kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional untuk mempelajari frekuensi merokok dan kejadian hipertensi.Instrumen menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi  dan analisis  bivariat dengan uji chi square  dengan α=0,05. Untuk menganalisis kekuatan hubungan dengan KK. Hasil penelitian frekuensi merokok sebagian besar (63,3%) atau 19 orang kategori sedang. Kejadian hipertensi 40% atau 12 responden mengalami hipertensi sedang. Terdapat hubungan antara frekuensi merokok dengan kejadian hipertensi Masyarakat RT 03/01 Mangunsuman Siman Ponorogo dengan keeratan hubungan ringan. Diharapkan masyarakat RT 03/01 Mangunsuman Siman Ponorogo untuk mengurangi jumlah rokok yang dihisap setiap hari secara bertahap agar tekanan darah dapat diturunkan atau terkontrol.  Kata Kunci : frekuensi merokok, penyakit hipertensi
GAMBARAN DEPRESI PADA PASIEN DENGAN HEMODIALISIS Agustiningsih, Nia
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2018
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.569 KB)

Abstract

Abstract : Patients with chronic renal failure who undergo hemodialysis need to get attention not only on physiological issues but also psychological problems. This study aims to determine the picture of depression in patients with hemodialysis. This research uses descriptive research design. The number of respondents in this study 30 respondents obtained by using purposive sampling technique. The research was conducted in unit hemodialysis RS Wava Husada Kepanjen from 21 to 23 April 2017. The instrument used to determine depression is Beck Depression Inventor questionnaire The results obtained that there is low depression 15 people (50%), moderate depression 10 people (33,3 %), severe depression 4 people (13,3%) and very heavy depression 1 person (3,4%). It is recommended that health services in providing hemodialysis therapy in patients with chronic renal failure should not only focus on the physiological condition of the patient but also need to pay attention to the patients psychological condition. Key Word : Depression, Hemodialysis Patient Abstrak : Pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis perlu mendapatkan perhatian tidak hanya pada masalah fisiologis namun juga masalah psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran depresi pada pasien dengan hemodialisis.Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Jumlah responden dalam penelitian ini 30 responden yang didapatkan dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Penelitian dilakukan di unit hemodialisis RS Wava Husada Kepanjen mulai tanggal 21 – 22 April 2017.Instrumen yang digunakan untuk mengetahui depresi adalah kuesioner Beck Depression Inventor Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat depresi rendah 15 orang (50%), depresi sedang 10 orang (33,3%), depresi berat 4 orang (13,3%) dan depresi sangat berat 1 orang (3,4%). Sebaiknya pelayanan kesehatan dalam memberikan terapi hemodialisis pada pasien dengan gagal ginjal kronis sebaiknya tidak hanya fokus pada kondisi fisiologis pasien namun juga perlu memperhatikan kondisi psikologis pasien. Kata Kunci : Depresi, Pasien Hemodialisis
AKURASI SKOR RISIKO KILLIP SEBAGAI PREDIKTOR PROGNOSIS PASIEN SINDROM KORONER AKUT ST-ELEVATION MYOCARD INFARCTION Roesardhyati, Ratna; Wihastuti, Titin Andri; Nasution, Tina Handayani
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2018
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.622 KB)

Abstract

Abstract : Acute Coronary Syndrome (ACS) with ST-ELevation Myocard Infarction (STEMI) is the leading cause of morbidity and mortality worldwide, especially in developed countries. Many risk factors in ACS patients require long treatment and focused treatment. Stratification of risks plays an important role in assisting prediction of clinical outcomes or as a prognosis in patients with ACS.The prognosis of STEMI patients is indicated by Length of Stay (LOS) which is the number of days of STEMI patient care at ICCU. Currently there is risk score  used as predictors in SKA with STEMI, some of which is Killip. This riset to analyze accuracy of Killip risk score with prognosis (LOS) STEMI patient in ICCU dr. Iskak Tulungagung. The research design used was analytic observational research with retrospective cohort approach. The location of this study was in RSUD dr. Iskak Tulungagung. The number of medical record were 125 taken by using purposive sampling technique. Data was analyzed using Spearman test.The result of Spearman test showed that Killip showed a significant association with STEMI patients LOS in ICCU (p = 0.003) with coefficient correlation r = 0.260.The conclusion in this study was that Killip had a significant relationship with the prognosis (LOS) of STEMI patients in ICCU.  Keyword : ST-Elevation Myocard Infarction, Killip, Length of Stay Abstract : Sindrom Koroner Akut (SKA) dengan ST-Elevation Myocard Infarction (STEMI)merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia, terutama di negara-negara maju. Faktor risiko yang begitu banyak pada pasien SKA membutuhkan perawatan yang lama dan pengobatan yang terfokus. Stratifikasi risiko tersebut berperan penting dalam membantu prediksi luaran klinis atau sebagai prognosis pada pasien SKA. Prognosis pasien STEMI ditunjukkan dengan  Length of Stay (LOS) yang merupakan jumlah hari lama rawat pasien STEMI di ICCU. Saat ini terdapat skor risiko yang digunakan sebagai prediktor pada SKA dengan STEMI, yaituKillip. Tujuan penelitian ini untuk mengalisis akurasi skor risiko Killip dengan prognosis (LOS) pasien STEMI di ICCU RSUD dr. Iskak Tulungagung. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort retrospektif. Lokasi penelitian di Intalasi Rekam Medis RSUD dr. Iskak Tulungagung. Jumlah rekam medis sebanyak 125 yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan uji Spearman. Hasil uji Spearman menunjukkan bahwa Killip menunjukkan hubungan yang signifikan dengan LOS pasien STEMI di ICCU (p=0.003) dengan besar korelasi r=0.260. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah skor risiko Killip memiliki hubungan signifikan dengan prognosis (LOS) pasien STEMI di ICCU. Kata Kunci : ST-Elevation Myocard Infarction, Killip, Length of Stay
IDENTIFIKASI TINGKAT NYERI DAN KENYAMANANPADA TINDAKAN ATRAUMATIK CARE PEMBERIAN LIDOKAIN SPARY SEBELUM DILAKUKAN TINDAKAN INVASIF Ilmiasih, Reni
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2018
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.109 KB)

Abstract

Abstract : Painproblems in children who are treated in the hospital is the main cause of children experiencing trauma. This may develop fear on the health workers, especially nurses. Previously, almost all of the children who were treated in the hospital experienced invasive procedures, including infussions, blood specimen taking, and intracutaneous injection and so on. Therefore, a pain management strategy was urgently required. The purpose of this study was to identify the level of pain and comfort of a child who was given lidocaine spray before an invasive procedure. The type of research is a descriptive study using quota sampling. The respondents were 19 children. The instrument used for identifying pain using FLACC and comfort level measurement using Comfort Scale. Data were analysed using a descriptive analysis.The atraumatic care management model is performed by intervening the management of lidocaine spray before the invasive procedure is taken and then the scale of pain and comfort was assessed at the time of action. The results show that an average pain scale of 5.4 is in the moderate pain category and an average comfort scale of 42 where the higher the score indicates the higher comfort level. The level of moderate pain and comfort resulting from the influence of lidocaine which may reduce pain. Further research is needed to compare patients psychological pain management so that comfort feeling and minimal pain is more optimal. Keyword : Pain, Invasive Procedure, Child, Comfort. Abstrak : Masalah nyeri pada anak yang dilakukan perawatan di rumah sakit merupakan hal utama penyebab anak mengalami trauma sehingga pobia dengan perawatan dan petugas kesehatan terutama perawat. Penelitian sebelumya.Hampir seluruh anak yang dilakukan perawatan di Rumah Sakit mengalami tindakan invasif baik infus, pengambilan darah, injeksi intrakutan dan yang lainnya sehingga diperlukan strategi manajemen nyeri. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi tingkat nyeri dan kenyamanan anak yang diberikan lidokain spray sebelum dilakukan tindakan invasif. Jenis penelitian adalah deskriptif, tehnik sampling menggunakan quota sampling dengan jumlah sampel 19 anak. Identifikasi nyeri  menggunanakan FLACC dan tingkat kenyamanan menggunakan skala comfort. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Model manajemen asuhan atraumatik dilakukan dengan melakukan intervensi manajemen nyeri spay lidokain sebelum dilakukan tidakan invasif selanjutnya dinilai skala nyeri dan kenyamanan pada saat tindakan berlangsung. Hasil didapatkan skala nyeri rata-rata 5,4 dalam kategori nyeri sedang dan skala kenyamanan rata-rata 42 dimana semakin tinggi skor menunjukkan semakin tinggi tingkat kenyamanan.Tingkat nyeri sedang dan kenyamanan yang dihasilkan dikarenakan pengaruh lidokain yang merupakan jenis analgesik  dapat mengurangi nyeri meskipun belum sampai pada nyeri ringan dan kenyamanan tinggi. Penelitian selanjutnya akan dibandingkan dengan manajemen nyeri psikologis pasien sehingga kenyamanan dan menurunkan nyeri lebih optimal. Kata Kunci : Nyeri, Tindakan Invasif, Anak, Kenyamanan
SENSITIFITAS DAN SPESIFISITAS RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL TERHADAP INDEKS MASSA TUBUH DALAM MENENTUKAN OBESITAS Rachmawati, Septi Nur
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2018
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.153 KB)

Abstract

Abstract : The most common indicator for detecting obesity is Body Mass Index (BMI). Besides BMI, the other indicator that is considered sensitive in detecting obesity is waist-to-hip ratio. How big the ability of this indicator in determining obesity truly need further testing. This study aims to test the sensitivity and specificity of waist-to-hip ratio in detecting obesity compared to BMI in women of childbearing age. This study is obsevational study with cross-sectional design. The sample was 100 women of childbearing age, 19-49 years old. The sensitivity and specificity tests were performed using Receiver Operator Characteristic (ROC) Curve. Cut-off to determine obesity is> 27 kg / m2 calculated with BMI and> 0.85 calculated with waist-hip-ratio. Sensitivity value of waist-to-hip ratio is 74% (good enough) and the specificity value is 51% (less good). Based on ROC curve, Area Under Curve of waist-to-hip is 0,65 (poor). Waist-to-hip ratio has a poor ability to detect obesity in women of childbearing age. It is recommended to use other indicators to detect obesity in women of childbearing age. Keywords : BMI, obesity, sensitivity, spesificity, waist-hip ratio Abstrak : Indikator yang sering digunakan dalam menentukan obesitas adalah Indeks Massa Tubuh (IMT). Selain IMT, indikator lain yang dianggap sensitif dalam mendeteksi obesitas adalah rasio lingkar pinggang-panggung (RLPP). Seberapa besar kemampuan suatu indikator dalam menentukan yang benar-benar gemuk perlu dilakukan pengujian lebih lanjut.Penelitian ini bertujuan untuk menguji sensitifitas dan spesifisitas RLPP dalam mendeteksi obesitas dibandingkan dengan IMT pada wanita usia subur. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian adalah 100 orang wanita usia subur berusia 19-49 tahun. Uji sensitifitas dan spesifisitas dilakukan menggunakan Receiver Operator Characteristic (ROC) Curve.Cut-off untuk menentukan obesitas adalah >27 kg/m2 dengan perhitungan IMT dan >0,85 dengan perhitungan RLPP. RLPP mempunyai nilai sensitifitas 74% (cukup baik) dan spesifisitas 51% (kurang baik). Berdasarkan kurva ROC, Area Under Curve RLPP adalah 0,65 (jelek). RLPP memiliki kemampuan yang kurang baik dalam mendeteksi obesitas pada wanita usia subur. Disarankan untuk menggunakan indikator lain untuk mendeteksi obesitas pada wanita usia subur. Kata Kunci : IMT, obesitas, sensitifitas, spesifisitas, RLPP
HUBUNGAN INTENSI DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT Kurniawan, Ardhiles Wahyu
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2018
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.252 KB)

Abstract

Abstract : The complex IGD work environment will affect the quality of care, health care, including inaccurate or incomplete documentation. Incomplete nursing documentation indicates that the nursing care process is not working properly and continuously. Intentionin documenting can predict the appearance of person behavior including the behavior of nurses, especially in documenting nursing care. The purpose of this study was to analyze correlation intention with nurse behavior in documenting nursing care in Emergency Installation. The research design used correlational analysis with cross sectional approach. The sample in this research is part of nurse of executing at IGD Rumkit TK II dr Soepraoen, IGD RS Panti Waluya Sawahan and IGD RS Islam Malang. The sample of 45 nurses IGD and 341 documents were selected according to inclusion and exclusion criteria. The result of statistical analysis of gamma that there is a significant correlation between intention and nursing documentation behavior evidenced by value of p = 0,000, positive correlation direction and strong correlation value is proved by r = 0,739. Hospital and nurse IGD is expected to develop a good intention then formed good nursing documenting behavior as well.Keywords : Nurse IGD, Intention, Nursing Documentation. Abstrak: Lingkungan kerja IGD yang kompleks akan mempengaruhi kualitas perawatan, pelayanan kesehatan, termasuk dokumentasi yang dilakukan tidak tepat atau tidak lengkap. Dokumentasi keperawatan yang tidak lengkap menunjukkan proses asuhan keperawatan tidak berjalan dengan baik dan berkesinambungan. Intensi dalam pendokumentasian dapat memprediksi munculnya perilaku seseorang termasuk perilaku perawat khususnya dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Tujuan penelitian ini untuk menganalis hubungan intensi dengan perilaku perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Instalasi Gawat Darurat. Desain penelitian menggunakan analysis correlationaldengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian perawat pelaksana di IGD Rumkit TK II dr Soepraoen, IGD RS Panti Waluya Sawahan Malang dan IGD RS Islam Malang. Sampel berjumlah 45 perawat IGD dan 341 dokumen dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil analisis statistik uji gammamenunjukkan terdapat hubungan signifikan antara intensi dengan perilaku pendokumentasian keperawatan dibuktikan dengan nilai p = 0,000, arah korelasi positif, dan nilai korelasi kuat dibuktikan dengan nilai r = 0,739. Rumah Sakit dan perawat IGD diharapkan mengembangkan intensi yang baik sehingga diharapkan terbentuk perilaku pendokumentasian keperawatan yang baik pula. Kata Kunci : Perawat IGD, Intensi, Dokumentasi Keperawatan.
HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM KESEHATAN DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTIVITAS SEHARI-HARI Ahsan, Ahsan; Kumboyono, Kumboyono; Faizah, Melida Nur
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2018
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.083 KB)

Abstract

Abstract : Physical changes make elderly limited in performing activities of daily living (ADL) and tend to depend on the family cause the closest has an important role in maintaining the health of the elderly. It can be seen from the implementation of family task in health. The purpose of this study was to determine the correlation implementation of family task in health with independence of elderly in ADL compliance using cross sectional method. Samples were selected by purposive sampling technique with the inclusion criteria and obtained a sample of 40 people. The results showed the number of families who carry out the task of the family in good health with the independence of the elderly category independent category as many as 22 people (55%). While on a family who carry out tasks in the family health category with the independence of the elderly poor are as many categories 1 (2.5%). Based on using the Spearman rank test p-value 0.000 <0.05, which means there is a very strong correlation between the two variables. In addition, because the correlation coefficient 0.817 and the results obtained are positive, so we can conclude that the relationship between the two variables is the direction in which the better execution of tasks in the family health, the higher the independence of the elderly in meeting the ADL. Keywords : family, family task, elderly, ADL independence  Abstrak : Perubahan fisik menjadikan lansia terbatas dalam melakukan activity of daily living (ADL) dan cenderung tergantung keluarga karena paling dekat sehingga berperan penting dalam menjaga kesehatan lansia. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan tugas keluarga dalam kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pelaksanaan tugas keluarga dalam kesehatan dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL dengan menggunakan metode cross sectional. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan didapatkan sampel sejumlah 40 orang. Hasil penelitian didapatkan jumlah keluarga yang melaksanakan tugas keluarga dalam kesehatan kategori baik dengan kemandirian lansia kategori mandiri sebanyak 22 orang (55%). Sedangkan pada keluarga yang melaksanakan tugas keluarga dalam kesehatan kategori kurang baik dengan kemandirian lansia kategori sedang sebanyak 1 orang (2,5%). Berdasarkan uji rank spearman menggunakan p-value 0,000 < 0,05, berarti ada hubungan yang sangat kuat antara dua variabel. Selain itu, karena koefisien korelasi didapatkan hasil 0,817 dan bernilai positif, jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kedua variabel adalah searah dimana semakin baik pelaksanaan tugas keluarga dalam kesehatan, semakin tinggi kemandirian lansia dalam memenuhi ADL. Kata kunci: keluarga, tugas keluarga, lansia, kemandirian ADL
HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT STRES PADA REMAJA Ahsan, Ahsan; Ilmy, Ahofi Khaqul
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2018
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.527 KB)

Abstract

Abstract : One of the stress experienced by adolescents is development. Adolescent development task focused in efforts to leave the attitude and behaviour of the childhood to adulthood.Thus, the task of adolescent emotional development became one of the sources stressor in adolescents.This study aims to know the relationship between the fullfilment of emotional development task with levels of stress in SMA Negeri 1 Sumberpucung’s adolescents.Observational studies using cross-sectional design conducted to adolescents in SMA 1 Sumberpucung.The sampling technique used is stratified random sampling with a total of 222 respondents and divided in each class and program. Results showed the correlation value is -0.519. This study concluded there is a relationship between the fulfillment of emotional development task with level of stress in SMA Negeri 1 Sumberpucung’s adolescents by moderate level in correlation and inverse relationship. Based on these results, it is recommended to use design with a more objective measurement, instrument which is more specific and objective, and applied to other development phases. Keywords : emotional development tasks, stress, adolescents. Abstrak : Stres yang dialami oleh remaja salah satunya adalah perkembangan. Tugas perkembangan remaja difokuskan upaya meninggalkan sikap dan perilaku masa anak-anak dan menuju masa dewasa. Sehingga tugas perkembangan emosional remaja menjadi salah satu sumber stresor pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemenuhan tugas perkembangan emosional dengan tingkat stres pada remaja SMA Negeri 1 Sumberpucung. Studi observasional menggunakan desain cross-sectional dilakukan pada remaja SMA Negeri 1 Sumberpucung. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling dengan total sebanyak 222 orang responden dan dibagi dalam setiap kelas dan program. Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi sebesar -0,519. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pemenuhan tugas perkembangan emosional dengan tingkat stres pada remaja SMA Negeri 1 Sumberpucung dengan tingkat korelasi sedang dan hubungan yang  terbalik. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar menggunakan desain dengan pengukuran yang lebih objektif, instrumen yang lebih spesifik dan objektif, dan diterapkan pada fase perkembangan yang lain. Kata kunci : tugas perkembangan emosional, stres, remaja

Page 1 of 1 | Total Record : 8