cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Mesencephalon
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Mesencephalon merupakan jurnal yang memuat artikel ilmiah dalam bidang kesehatan baik dari hasil penelitian, studi kasus maupun literature review. Jurnal ini diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen Malang dan terbit sebanyak dua kali dalam setahunnya yaitu pada bulan April dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 43 Documents
KORELASI ANTARA BEBAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI KELUARGA PADA PENDERITA SKIZOFRENIA Rohmi, Faizatur
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.185 KB)

Abstract

Abstract : Schizophrenia is one of the diseases that are chronic. Approximately 40% -90% of people with schizophrenia live with their family, So the family to be part of the most responsible for the condition or the treatment in patients. In providing care to the patient, a lot of experience perceived them is the perceived burden of the family. One aspect of the care provided in schizophrenics is to conduct an effective and efficient communication in order to improve the quality of the care provided. The purpose of this study was to determine the Family Burden Correlates With Family Communication Capabilities In Schizophrenia Patients District of Bantur Bantur In the village of Malang. The study design using correlative, with sampling using purposive sampling technique. A number of research subjects 14. Based on test results obtained with Lamda p value of <0.05, which means that there is a correlation between Family Burden With Family Communication Skill In Patients with Schizophrenia. The conclusion of this study is experienced and perceived burden of families in caring for patients with schizophrenia have a positive correlation to the family skills when interacting with patients. Suggestions in this research is done psychoeducation program to be used to help families cope with the perceived burden of caring for family members with schizophrenia.Keywords : burden family, communication, schizophreniaAbstrak : Skizofrenia merupakan salah satu jenis penyakit yang bersifat kronis. Sekitar 40%-90% penderita skizofrenia tinggal dengan keluarga Sehingga keluarga menjadi bagian yang paling bertanggung jawab terhadap kondisi ataupun perawatan pada penderita. Dalam memberikan perawatan pada penderita, banyak pengalaman yang dirasakan diantaranya adalah beban yang dirasakan keluarga. Salah satu aspek  perawatan yang diberikan pada penderita skizofrenia adalah melakukan komunikasi yang efektif dan efisien guna meningkatkan kualitas perawatan yang diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Korelasi Antara Beban Keluarga Dengan Kemampuan Komunikasi Keluarga Pada Penderita Skizofrenia Di Desa Bantur Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Desain penelitian menggunakan korelatif, dengan teknik sampling menggunakan purposive sampling. Jumlah subyek penelitian sejumlah 14. Berdasarkan hasil uji dengan Lamda didapatkan nilai p value< 0.05 yang berarti bahwa terdapat Korelasi Antara Family Burden Dengan Communication Skill Keluarga Pada Penderita Skizofrenia. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah beban yang dialami dan dirasakan keluarga dalam merawat penderita dengan skizofrenia memiliki korelasi yang positif terhadap keterampilan keluarga pada saat beinteraksi dengan penderita. Saran dalam penelitian ini adalah dilakukannya Program psikoedukasi untuk diterapkan guna membantu keluarga dalam mengatasi beban yang dirasakan dalam merawat anggota keluarga dengan skizofrenia.      Kata kunci : beban keluarga, komunikasi, skizofrenia
PENGARUH TERAPI FAMILY PSYCHOEDUCATION (FPE) TERHADAP KECEMASAN DAN BEBAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN SKIZOFRENIA DI KECAMATAN BOLA KABUPATEN SIKKA, NUSA TENGGARA TIMUR Herminsih, Adelheid Riswanti; Barlianto, Wisnu; Kapti, Rinik Eko
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - Oktober 2017
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.749 KB)

Abstract

Abstract : Schizophrenia is a disease process that affects perceptions, emotions, social behavior and the ability to accept reality correctly. Families with schizophrenics often feel anxiety and burdens associated with client care. The problem can be solved by giving FPE therapy. This study aims to explain the effect of Family Psychoeducation (FPE) therapy on anxiety and family burden in caring for family members with schizophrenia. This research uses quasi experiment research pre-post test with control group. The number of respondents in this study were 18 respondents for the control group and 18 respondents for the treatment group. The study was conducted in District Bola from 24 May to 28 June 2017. Giving therapy done by the researchers themselves who have obtained a license from nurse specializing in mental health nursing. Data analysis used in this research is dependent t test and independent t test. The result of dependent t test of anxiety and load test was obtained significance value <0,05, this result showed significant decrease of anxiety and load after FPE therapy. While the results of independent t test showed that the significance of anxiety and family burden <0.05 which means that there is a significant difference in reducing anxiety and family burden between the treatment and control group after being given FPE therapy, that is, with an average decrease in anxiety and burden For the treatment and control groups of 10.11 and 3.5, respectively. This means that FPE is more effective in reducing family anxiety. Thus it is expected that FPE can be applied as an alternative therapy in reducing the anxiety of families who care for people with schizophrenia.Keywords : family psychoeducation,  anxiety, family burden Abstrak : Skizofrenia merupakan proses penyakit yang mempengaruhi persepsi, emosi, perilaku sosial dan kemampuan menerima realita dengan benar. Keluarga dengan penderita skizofrenia seringkali merasakan kecemasan dan beban yang berkaitan dengan perawatan klien. Masalah tersebut dapat diatasi dengan pemberian terapi FPE. Penlitian ini bertujuan menjelaskan pengaruh terapi Family Psychoeducation (FPE) terhadap kecemasan dan beban keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan skizofrenia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experiment pre-post test with control group. Jumlah responden dalam penelitian ini 18 responden untuk kelompok kontrol dan 18 responden untuk kelompok perlakuan. Penelitian dilakukan di Kecamatan Bola mulai tanggal 24 Mei-28 Juni 2017. Pemberian terapi dilakukan oleh peneliti sendiri yang telah mendapatkan lisensi dari perawat spesialis jiwa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dependent t test dan independen t test. Hasil analisis dependent t test kecemasan dan beban didapatkan nilai signifikansi< 0,05, hasil ini menunjukkan penurunan kecemasan dan beban secara bermakna setelah diberikan terapi FPE. Sedangkan hasil analisis independent t test menunjukkan bahwa nilai signifikansi kecemasan dan beban keluarga < 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna dalam menurunkan kecemasan dan beban kelurga antara kelompok perlakuan dan kontrol setelah diberikan terapi FPE, yaitu dengan rata-rata penurunan kecemasan dan beban untuk kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing yakni 10,11 dan 3,5. Hal ini berarti bahwa FPE lebih efektif dalam menurunkan kecemasan keluarga. Dengan demikian diharapkan bahwa FPE bisa diaplikasikan sebagai alternative terapi dalam menurunkan kecemasan keluarga yang merawat penderita skizofrenia.Kata Kunci : family psychoeducation, kecemasan, beban keluarga
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTCOME PASIEN CEDERA KEPALA BERDASARKAN FUNCTIONAL INDEPENDENCE MEASURE (FIM) Faqih, Moh. Ubaidillah; Nasution, Ahsan, Tina Handayani
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 2, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.766 KB)

Abstract

Abstrak: Kinerja perawat merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan pelayanan di rumah sakit. Kinerja dipengaruhi oleh kemampuan tenaga kerja, motivasi kerja, dukungan yang diterima (kepemimpinan), keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan organisasi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi kinerja perawat gawat darurat. Rancangan penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan waktu (Cross Sectional). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat instalasi gawat darurat RSUD dr. R. Koesma Tuban, RSNU Tuban dan RS Medika Mulia Tuban. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 perawat dengan menggunakan teknik probability sampling yaitu simple random sampling. Uji bivariat yang digunakan adalah uji Spearmen dan menggunakan uji regresi linier sebagai uji multivariat. Dari hasil analisis diketahui faktor yang berhubungan adalah kemampuan dan keterampilan (p=0,000) dan memiliki tingkat korelasi kuat (r =0,678), faktor Kepemimpinan (p=0,000) dan memiliki tingkat korelasi yang kuat (r=0,662), faktor budaya organisasi (p=0,000) dan memiliki tingkat korelasi yang sangat kuat (r=0,854), sedangkan faktor yang tidak berhubungan adalah pengalaman (p=0,872). Faktor yang berhubungan dengan kinerja adalah kemampuan dan keterampilan, kepemimpinan, budaya organisasi, sedangkan yang tidak berhubungan adalah pengalaman. Sebaiknya perawat Instalasi Gawat Darurat lebih memahami dan mampu menerapkan metode pendekatan budaya organisasi dalam malaksanakan tugas dan kinerja sehari-hari, sehingga dapat menjadi contoh untuk petugas kesehatan yang lain. saran untuk penelitian selanjutnya adalah menggunakan pendekatan teori tentang budaya organisasi dan kinerja yang lain. Kata kunci: kinerja, kemampuan, keterampilan, budaya organisasi, kepemimpinan
PERAN WARGA PEDULI AIDS CAHAYA CARE TUREN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP ODHA Sasono, Tri Nurhudi
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.761 KB)

Abstract

Abstract : Indicator of the health welfare through Sustanable Development Goals (SDGs) is to reduce the incidence of HIV-AIDS, decrease the rate of the epidemic and maintain the quality of life of people living with HIV-AIDS (PLWHA). Trend cases of HIV-AIDS is the most recent spread among people, especially housewives. In Malang until 2015 found 278 Housewife of 409 cases of AIDS. The prevalence of HIV-AIDS in Malang Regency is ranked second after Surabaya city in East Java. For the importance of public participation and citizen care AIDS Cahaya Care Turen take responsibility for the condition. Determination Rule Goverment number 2 2015 year on the Participation of the community response to HIV-AIDS in Malang as a legal rule. Concerned Citizens activities AIDS (WPA). WPA Cahaya Care Turen is increases HIV risk and quality of life PLWHA. The purpose of this study was to determine the role of Citizens AIDS Cahaya Care Quality of Care Turen against people living with HIV in Puskesmas Turen Malang. The study design using a quasi-experimental, with purposive sampling using a sampling technique. Total number of research subjects 23. Based on test results obtained with the Wilcoxon p value <0.005, which means that there is a significant difference before and after PLWHA joining participated in the WPA Cahaya Care Turen. The conclusion of this study is WPA activities involving people living with HIV and at risk groups can optimize compliance with antiretroviral drugs that have an impact on improving the quality of life of PLHIV. Suggestions in this research is done WPA Program activities are structured and ongoing cross-sector in order to improve the quality of life and empower PLWHA.Keywords : WPA Cahaya Care Turen, Quality of life, PLWHA Abstrak : Salah satu indikator kesejahteraan kesehatan melalui Sustanable Development Goals (SDGs) adalah menekan angka kejadian HIV-AIDS, menurunkan laju epidemik dan mempertahankan kualitas hidup Orang dengan HIV-AIDS (ODHA). Trend kasus HIV-AIDS terkini terbanyak adalah menjangkit dikalangan masyarakat khususnya pada ibu rumah tangga. Kabupaten Malang sampai dengan tahun 2015 ditemukan 278 Ibu Rumah Tangga dari 409 kasus AIDS. Prevalensi HIV-AIDS di Kabupaten Malang ini merupakan peringkat kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Untuk itu pentingnya peran serta masyarakat dan warga peduli AIDS Cahaya Care Turen ikut bertanggung jawab terhadap kondisi tersebut. Penetapan Peraturan Bupati Malang no.2 th.2015 tentang Peran serta masyarakat penanggulangan HIV-AIDS di Kabupaten Malang diharapkan dapat mengurangi risiko penularan HIV dan meningkatkan kualitas hidup ODHA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Warga Peduli AIDS Cahaya Care Turen terhadap Kualitas ODHA Di Wilayah Kerja Puskesmas Turen Kabupaten Malang. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen, dengan teknik sampling menggunakan purposive sampling. Jumlah subyek penelitian sejumlah 23. Berdasarkan hasil uji dengan Wilcoxon didapatkan nilai p value < 0.005 yang berarti bahwa terdapat perbedaan bermakna sebelum dan sesudah ODHA bergabung mengikuti kegiatan WPA Cahaya Care Turen. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kegiatan WPA dengan melibatkan ODHA dan kelompok beresiko dapat mengoptimalkan kepatuhan obat ART sehingga berdampak terhadap peningkatan kualitas hidup ODHA. Saran dalam penelitian ini adalah dilakukannya Program kegiatan WPA yang terstruktur dan berkesinambungan lintas sektor guna meningkatkan kualitas hidup dan memberdayakan ODHA.     Kata kunci : WPA Cahaya Care Turen, kualitas hidup, ODHA
ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP KEMAMPUAN NON TEKNIS DALAM PELAKSANAAN KEGAWATAN NEONATAL Sita Dewi, Ni Luh Diah Ayu; Ahsan, Ali Haedar,
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.076 KB)

Abstract

Abstract : The ratio of neonatal mortality rate increases with the number of births. The quality of the emergency of neonatal treatment with adequate facilities supported capacity of health personnel in the management of neonatal emergency is very important. Emergency nurse competence consists of: cognitive, clinical skills, and non-technical skills. Non-technical skills or soft skills, namely: communication, teamwork, situation awareness, leadership and decision-making and stress management. They still lack the training and learning curriculum non technical capability in the handling of the emergency of neonatal into inaccuracies in implementing the emergency of neonatal handling competence. Characteristics demographic is very influential in the implementation of the competence and performance of the emergency of neonatal nurses. The aim of this research is to analyze the characteristics of nurses to non technical capabilities in the implementation of the emergency of neonatal health center PONED. The design was cross-sectional sampling using purposive sampling technique. The number of study subjects consisted of 153 respondents. Instruments used in the form Closed Ended instrument. Based on the test results with Cross Table p value p> 0.05 characteristics of the training and continuing education, long work experience, and employment status of nurses is not related to the ability of non-technical nurses. Characteristics middle adulthood, the sex of male nurses (p <0.05) related to the non-technical abilities of nurses though not significant. Characteristics of respondents with education level S1 nursing significantly related to non technical capabilities of nurses in the decision-making capability variables. The conclusion of this study is characteristic of primary education nursing nurses correlate significantly on the ability of non-technical in neonatal emergency handler. Nursing implications of this research are expected to be upgraded non-technical ability to repair competence in the handling of the emergency of neonatal nurses.Keywords : demographics, skills, neonatal, non-technical, emergency, nurse Abstrak : Rasio angka mortalitas neonatal meningkat seiring peningkatan jumlah kelahiran. Kualitas penanganan kegawatan neonatal dengan fasilitas memadai ditunjang  kemampuan tenaga kesehatan dalam penanganan kegawatan  neonatal sangat penting. Kompetensi perawat kegawatan terdiri dari : kognitif, keterampilan klinis, dan keterampilan non teknis. Keterampilan non teknis atau soft skill yaitu :komunikasi, kerjasama tim, kesadaran situasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan, dan manajemen stres. Masih minimnya pelatihan dan kurikulum pembelajaran kemampuan non teknis dalam penanganan kegawatan neonatal menjadi ketimpangan dalam melaksanakan kompetensi penanganan kegawatan neonatal. Karakteristik demografi sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kompetensi dan performa perawat kegawatan neonatal. Tujuan dari penelitian ini menganalisis karakteristik perawat terhadap kemampuan non teknis dalam pelaksanaan kegawatan neonatal di Puskesmas PONED. Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik sampling menggunakan purposive sampling. Jumlah subyek penelitian terdiri dari 153 responden. Instrumen yang digunakan berupa Closed Ended Instrumen. Berdasarkan hasil uji dengan Cross Table nilai p value p>0.05 karakteristik pelatihan dan pendidikan lanjut, lama pengalaman kerja, dan status kepegawaian perawat tidak berhubungan terhadap kemampuan non teknis perawat. Karakteristik usia dewasa pertengahan, jenis kelamin laki-laki perawat (p<0,05) berhubungan terhadap kemampuan non teknis perawat walau tidak signifikan. Karakteristik responden dengan tingkat pendidikan S1 keperawatan berhubungan secara signifikan terhadap kemampuan non teknis perawat pada variabel  kemampuan pengambilan keputusan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah karakteristik  pendidikan dasar keperawatan perawat berhubungan secara signifikan terhadap kemampuan non teknis dalam penanganan kegawatan neonatal. Implikasi keperawatan dalam penelitian ini adalah diharapkan kemampuan non teknis ditingkatkan untuk perbaikan kompetensi perawat dalam penanganan kegawatan neonatal. Kata kunci : demografi, ketrampilan, neonatal, non teknis, kegawatan, perawat
ANALISIS PERUBAHAN HEMODINAMIKA TUBUH PADA PASIEN HIPERGLIKEMIA DENGAN TERAPI REHIDRASI DI IGD RSUD DR. ISKAK TULUNG AGUNG Lutfi, Erik Irham; Wihastuti, Titin Andri; Kristianto, Heri
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - Oktober 2017
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.305 KB)

Abstract

Abstract : Disease patterns change in the World led to significant increases of non infectious diseases, one of which is DM hyperglycemia with Indonesian rank fifth in the World. Uncontrolled DM hyperglycemia will lead an increase in osmolarity that will disrupt the bodys fluid and electrolyte balance. The primary management of hyperglycaemia according to ADA is by fluid rehydration therapy. Successful replacement of rehydration fluids can be seen by monitoring continuous and sustained of hemodynamics. This study aims is to analyze the changes in hemodynamics in hyperglycemia patients receiving rehydration therapy.This study included into comparative studies with a cohort approach. The number of samples in this study as many as 56 respondents. Date collection using consecutive sampling technique. From the result of the research based on the bivariate analysis test, there is no change in the hemodynamic variables with p value for each hemodynamic research variable more than 0.005 (p value of pulse frequency variable = 0,825, p value of respiratory frequency = 0,434, p value of systolic blood pressure = 0,534, p value of oxygen saturation = 0,007 and p value of consciousness = 0,368). Changes in osmolarity occur due to a decrease in blood glucose levels after fluid rehydration. This further proves that rehydration therapy is very effective in lowering blood glucose levels (hyperosmolarity) in the blood. Continuous osmolarity and hemodynamic examination is needed for hyperglycemic patients receiving rehydration therapy to determine the effect of rehydration therapy and to know the side effects of rehydration therapy so that prevention can be done to avoid problems causing emergency situations.Keywords : Rehydration Therapy, Osmolarity, Hemodynamics Abstrak : Perubahan pola penyakit di dunia dengan angka penyakit tidak menular mengalami peningkatan. Penyakit tidak menular di Indonesia, yang meningkat salah satunya adalah penyakit DM dengan Indonesia berada pada peringkat ke lima di Dunia. DM Hiperglikemia yang tidak terkontrol akan menyebabkan peningkatan osmolaritas yang akan menganggu keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Tatalaksana utama hiperglikemia menurut ADA adalah dengan terapi rehidrasi cairan. Keberhasilan penggantian cairan rehidrasi dapat dilihat dengan melakukan pemantauan secara berkesinambungan dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan hemodinamika tubuh pada pasien hiperglikemia yang mendapatkan terapi rehidrasi. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian komparatif dengan pendekatan cohort. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak  56 responden dengan pengambilan data menggunakan teknik consecutive sampling. Dari hasil penelitian berdasarkan uji analisis bivariat tidak terlihat perubahan pada variabel hemodinamika tubuh dengan p value untuk masing-masing variabel penelitian hemodinamika lebih dari 0,005 (p value variabel frekuensi nadi = 0,825,  p value frekuensi pernapasan = 0,434, p value variabel tekanan darah sistolik  = 0,534, p value variabel saturasi oksigen = 0,007 dan p value variabel kesadaran = 0,368). Perubahan osmolaritas terjadi  akibat adanya penurunan kadar glukosa darah setelah dilakukan rehidrasi cairan. Hal ini semakin membuktikan bahwa terapi rehidrasi sangat efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah (hiperosmolaritas) di dalam darah. Pemeriksaan osmolaritas dan hemodinamika yang berkesinambungan sangat diperlukan bagi pasien hiperglikemia yang mendapatkan terapi rehidrasi untuk mengetahui efek terapi rehidrasi maupun untuk mengetahui efek samping dari terapi rehidrasi sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan agar tidak menjadi permasalahan yang menimbulkan situasi kegawat daruratan.Kata kunci : Terapi Rehidrasi, Osmolaritas, Hemodinamika
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SELF EFFICACY PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN RESUSITASI PADA PASIEN HENTI JANTUNG Ferianto, Kusno; Rini, Ahsan, Ika Setyo
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 2, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.653 KB)

Abstract

Abstrak : Henti jantung merupakan kasus kegawatdaruratan yang dapat mengancam jiwa jika tidak mendapatkan penanganan yang segera dan baik dari perawat. Self efficacy perawat menjadi fakctor yang berpengaruh terhadap keberhasilan dalam melaksanakan resusitasi henti jantung. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor yang mempengaruhi self efficacy perawat dalam melaksanakan resusitasi pada henti jantung. Desain penelitian yang digunakan  adalah  analitik korelatif dengan  pendekatan  cross  sectional  terhadap 30 Perawat IGD RSUD dr. R. Koesma Tuban. Pengumpulan data menggunakan tehnik total sampling dengan .Iinstrumen yang akan digunakan adalah kuisioner standar Perawat Karir, OSS-3, PSS Score dan GSE Score. Analisis menggunakan uji koefisien kontingensi dan regresi logistik. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan terdapat hubungan antara mastery experience dan verbal persuasif dengan self efficacy perawat dalam melaksanakan resusitasi henti jantung. Koefisien signifikansi yang dihasilkan sebesar 0,015 dan 0,013 dimana lebih kecil dari 0,05 sehingga menimbulkan hubungan yang bermakna. Kesimpulan dari penelitian ini adalah mastery experience dan verbal persuasive merupakan fakctor yang mempengaruhi self efficacy. Oleh karena itu, perawat perlu meningkatkan self efficacy dalam melaksanakan resusitasi pada henti jantung dengan cara pelatihan dan pendidikan yang berkelanjutan.Kata Kunci: self efficacy, henti jantung, perawat, resusitasi
PERAN KELUARGA DALAM MEMANTAU KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI PADA MASYARAKAT Nurhidayat, Saiful
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.379 KB)

Abstract

Abstract : Hypertension or high blood pressure is an abnormal increase in blood pressure in the arteries continuously over a period. The dangers of hypertension can lead to damage to various organs including kidneys, brain, heart, eye, causing vascular resistance and stroke. Hypertension takes care of the old and continuously. One effective way to lower blood pressure is to obediently take medicine so that it takes the role of families in monitoring patients taking the medication. With the participation of the family are expected to hypertension sufferers can be controlled. This study aims to determine the familys role in monitoring the adherence of hypertensive patients. The study was conducted in rural communities Slahung Ponorogo, a representative sample of 53 respondents taken by purposive sampling. Quantitative design with cross sectional design of the study the familys role in monitoring the adherence of hypertensive patients. Instruments in this study using questionnaires and observation sheets. The results of 53 respondents obtained the majority of the 29 respondents (55%) has the role of both families and 24 respondents (45%) families have a bad role in monitoring medication adherence. Age and education contribute to determining the role family. Intermediate (41-60 years old) and college education contribute to determining the role well. Conversely > 61 years of elementary education and contribute in a bad role.Keywords : the role of the family, medication adherence, hypertension. Abstrak : Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Bahaya hipertensi dapat memicu rusaknya berbagai organ tubuh diantaranya: ginjal, otak, jantung, mata, menyebabkan resistensi pembuluh darah dan stroke. Penyakit hipertensi membutuhkan perawatan yang lama dan terus menerus. Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan patuh minum obat sehingga dibutuhkan peran keluarga dalam memantau minum obat penderita. Dengan adanya peran serta keluarga diharapkan penyakit hipertensi penderita dapat terkontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran keluarga dalam memantau kepatuhan minum obat penderita hipertensi. Penelitian dilakukan pada masyarakat desa Slahung Ponorogo,sampel representatif sejumlah 53 responden diambil secara Purposive Sampling. Desain kuantitatif dengan rancangan Cross sectional yang mempelajari peran keluarga dalam memantau kepatuhan minum obat penderita hipertensi. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Hasil penelitian dari 53 responden didapatkan sebagian besar 29 responden (55 %) keluarga mempunyai peran baik dan 24 responden (45 %) keluarga mempunyai peran buruk dalam memantau kepatuhan minum obat. Faktor usia dan pendidikan berkontribusi dalam menentukan peran keluarga. Usia madya (41-60 tahun) dan jenjang pendidikan perguruan tinggi berkontribusi dalam menentukan peran baik. Sebaliknya > 61 tahun dan jenjang pendidikan SD berkontribusi dalam peran buruk.Kata Kunci : peran keluarga, kepatuhan minum obat, penyakit hipertensi.
HUBUNGAN DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DENGAN TINGKAT STRES PASIEN HIV/AIDS Girianto, Wiwik, Pria Wahyu Romadhon
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.279 KB)

Abstract

Abstract : HIV/AIDS was one of psychosocial stressors in a persons life, because the disease was classified as chronic. The aims to determine the correlation between family support and HIV/AIDS patient stress level in Melati Ward Kediri General Hospital. Design was used correlation analytic with cross sectional approach. 20 respondents was taken by accidental sampling technique. Data were analyzed with Spearman rank test  0.05. The results showed nearly all respondents 80.0% less to get psychological support from family, and nearly half of the respondents 30.0% with moderate stress levels. Spearman rank test was obtained p value =0.024 that means there is a correlation between family support and HIV/AIDS patient stress level. Correlation coefficient was moderate (r = -0.503) with a negative direction. The level of stress on HIV/AIDS patient depends on their family support. The family as a support system of HIV/AIDS patient should be provide both moriil and material support to prevent high level of stress on HIV/AIDS.Keywords : family support, stress levels, HIV/AIDS Abstrak : Penyakit HIV/AIDS merupakan salah satu stressor psikososial dalam kehidupan seseorang, karena penyakit ini tergolong kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stres pasien HIV/AIDS di Ruang Melati RSUD Kab Kediri. Desain penelitian menggunakan analitik korelasional dengan pendekatan cross Sectional. Didapatkan sampel 20 respondendengan teknik accidental sampling. Data di analisis dengan uji rank spearman dengan =0,05. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh responden (80%) kurang mendapatkan dukungan psikososial dari keluarga dan hampir setengah responden 30,0% dengan tingkat stress sedang. Hasil uji statistik diperoleh p value = 0,024 artinya ada hubungan dukungan psikososial keluarga dengan tingkat stres pada HIV/AIDS dengan nilai kekuatan hubungan sedang dan arah negative (r = -0,503). Tingkat stress pasien HIV tergantung padakoping masing-masing individu, dan dukungan keluarga hanya dapat sedikit membantu meringankan beban pasien. Keluarga sebagai pendamping terdekat pasien harus selalu siap memberikan bantuan baik moriil maupun materiil.Kata kunci : dukungan keluarga, tingkat stres, HIV/AIDS
EFEKTIFITAS VITALPAC EARLY WARNING SCORING SEBAGAI DETEKSI DINI PERBURUKAN PASIEN ACCESS BLOCK DI IGD dr. ISKAK TULUNGAGUNG Ahmad, Zaky Soewandi; Soeharto, Setyowati; Fathoni, Mukhamad
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - Oktober 2017
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.805 KB)

Abstract

Abstract : The prolongation of length of stay access block patients in emergency department (ED) can cause the risk of deterioration. Currently there is no study to prove the accuracy of any early warning system on a group of patient who are waiting for inpatient beds in ED. The purpose of this study was to validate the performance of detecting patient deterioration using  vitalpac early warning scoring (ViEWS) for inpatient beds in ED. This prospective, an observational study was carried out over 1 month in ED of Dr.Iskak Hospital in adult and older patient presenting to the ED. The VIEWS were calculated using the recorded physiological parameters of patient. Deterioration  were used as the primary outcomes. Out of a total of 75 access block patients, 24% of them had deterioration in ED. Result analysis from Test of Contingency Coefficient in this research represented that significant correlation between ViEWS value with deterioration of access block patients which is p-value <0,05. Comparative results in AUC represented that ViEWS had AUC value (0,967), sensitivity (0,889), specificity (0,965). The conclusion is the composite ViEWS was perform well in detection of early deterioration in ED.Keyword : vitalpac early warning scoring, deterioration, access block Abstrak : Memanjangnya lama waktu tinggal pasien access blockdi IGD dapat menyebabkan resiko perburukan. Saat ini belum ada penelitian yang dapat membuktikan efektifitas dari deteksi dini pada pasien yang menunggu rawat inap di instalasi gawat darurat (IGD). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas vitalpac early warning scoring (ViEWS)sebagai deteksi dini pasien access blockdi IGD. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain studi prospektif yang dilakukan selama 1 bulan di IGD RSUD Dr. Iskak Tulungagung.Skoring VIEWSmenggunakan parameter fisiologis pasien.Outcome utama dari penelitian ini adalah perburukan pasien access block dalam 24 jam.Dari 75 pasien access block, 24% diantaranya mengalami perburukan di IGD. Hasil analisis Uji Koefisien Kontigensi penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara nilai VIEWS dengan perburukan pasien access block dengan p-value< 0,05. Hasil komparatif AUC menunjukkan bahwa ViEWS memiliki nilai AUC (0,967), sensitivitas (0,889), spesifitas (0,965) Oleh karena itu ViEWS efektif sebagai deteksi dini perburukan pasien di IGD.Kata Kunci : vitalpac early warning scoring, perburukan, access block