cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi
Published by Universitas Terbuka
ISSN : 14111934     EISSN : 24429147     DOI : -
Merupakan media informasi dan komunikasi para praktisi, peneliti, dan akademisi yang berkecimpung dan menaruh minat serta perhatian pada pengembangan Matematika, ilmu pengetahuan dan teknologi. Diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Terbuka.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 18 No. 1 (2017)" : 6 Documents clear
LAJU EKSPLOITASI IKAN TENGGIRI DAN TONGKOL DI KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA Ernik Yuliana; Nurhasanah Nurhasanah
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 18 No. 1 (2017)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/jmst.v18i1.176.2017

Abstract

Karimunjawa National Park (KNP) is a marine protected area established to preserve ecosystems and natural resources. Scomberomorus commerson (tenggiri) and Euthynnus affinis (tongkol) arethe two species of pelagic fish which are the main catches for artisanal fishery in KNP. This study was aimed to analyze the exploitation rate of S. commerson and E. affinis. Field survey was conducted in KNP District of Jepara, Central Java, in June-September 2016. The exploitation rate is measured by analytical method based on fish’s growth and mortality, through measuring the length of the fish for three months. Totally, as many as 314 individuals of S. Commersonand 499 individuals of E. Affinis were measured. The data were analyzed using Fish Stock Assessment Tools (FISAT II) statistical program. The results indicated that S. Commerson have a body-size trend that tends to increase, with the rate of exploitation (E) was 0,29 (under-exploited), which means there is anopportunity to increase it’s utilization. At the other hand, the size of E. Affinis tends to decrease, with the rate of exploitation (E) = 0,5. It means that the condition of utilizationof E. Affinis was at alarming position. It is necessary to control the tongkol fishing by regulating fishing gear, in order to avoid overfishing situation. Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) merupakan salah satu kawasan konservasi yang bertujuan melindungi kelestarian ekosistem dan sumber daya alam. Ikan tenggiri (Scomberomorus commerson)dan tongkol (Euthynnus affinis) adalah ikan pelagis yang merupakan tangkapan utama di TNKJ. Tujuan studi ini adalah menganalisis laju eksploitasi ikan tenggiri dan tongkol. Penelitian dilakukan pada bulan Juni-September 2016. Pengukuran laju eksploitasi menggunakan metode analitik didasarkan pada pertumbuhan dan mortalitas ikan, dengan mengukur panjang ikan hasil tangkapan selama tiga bulan. Jumlah ikan tenggiri yang diukur adalah 314 ekor, dan ikan tongkol adalah 499 ekor. Analisis data menggunakan program Fish Stock Assessment Tools (FISAT II). Hasil penelitian menunjukkan tren ukuran ikan tenggiri cenderung meningkat, dengan laju eksploitasi (E) = 0,29 (under exploited), sehingga pemanfaatannya dapat ditingkatkan. Sementara ukuran ikan tongkol cenderung menurun, dengan laju eksploitasi (E) = 0,5. Kondisi pemanfaatan ikan tongkol berada pada posisi mengkhawatirkan. Sehingga perlu dilakukan pengelolaan terhadap penangkapan ikan tongkol agar tidak mengarah ke penangkapan berlebih, dengan mengatur alat tangkap nelayan.
PENGGUNAAN METODE ARIMA DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI Hartati Hartati
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 18 No. 1 (2017)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.822 KB) | DOI: 10.33830/jmst.v18i1.163.2017

Abstract

Inflation is a problem which haunts the economy of each country. Its development is which continually increasing make a drag on economic growth to a better direction. Inflation tends to occur in developing countries like Indonesia which is an agricultural country. To overcome the instability of inflation, one way to do is to predict the time series data. Methods Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) has the ability to capture the necessary information about the wood as well as able to cope with the instability of inflation of inflation. This is because ARIMA is a method of forecasting time series are suited to predict the number of variables in a fast, simple, inexpensive, accurate, and only requires the data variables to be predicted. Inflasi merupakan suatu masalah yang menghantui perekonomian setiap negara. Perkembangannya yang terus-menerus mengalami peningkatan menjadi hambatan pada pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih baik. Perubahan laju inflasi cenderung terjadi pada negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia yang merupakan negara agraris. Untuk menanggulangi terjadinya ketidakstabilan laju inflasi, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meramalkan data time series. Metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) memiliki kemampuan untuk menangkap informasi-informasi yang diperlukan mengenai laju inflasi serta mampu menanggulangi ketidakstabilan dari laju inflasi. Hal ini dikarenakan ARIMA merupakan suatu metode peramalan time series yang cocok digunakan untuk meramal sejumlah variabel secara cepat, sederhana, murah, dan akurat serta hanya membutuhkan data variabel yang akan diramal.
STRATEGI PENINGKATAN RESILIENSI MASYARAKAT PESISIR TERHADAP TEKANAN SOSIO-EKOLOGIS (Studi Kasus Pesisir Kota Semarang) Agus Susanto
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 18 No. 1 (2017)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.577 KB) | DOI: 10.33830/jmst.v18i1.170.2017

Abstract

Popularity of the Coastal of Semarang city coused of rob that has occurred since the 1970s, and lately getting worse in terms of both area and time (duration) puddle. This is the result of global warming impact on sea level rise. In addition, the coastal city of Semarang was under pressure socio-ecological form of floods, land use, soil degradation, water use conflicts and water pollution. As for the most vulnerable population exposed to pressures socio-ecological are: fishermen / farmers, factory workers, employees, and services. Based on these reasons, done the research resilience of communities from coastal of Semarang city with the aim of knowing the forms of resilience and treatment strategies based on the dimensions of sustainability (ecological, economic and social). The method used is descriptive explorative, data collection with quantitative and qualitative approaches. Analysis of the data used were: descriptive, vulnerability and resilience refers to the IPCC (2001), whereas the strategy to improve resilience using Multi Criteria Decission Making (MCDM) with weighting. The result of analysis is, there are, 3 (three) options strategies for improving resilience, namely: (a) the development of human resources (HR) is through community empowerment, (b) provision of incentives that can be done directly in the form of assistance, and indirectly in the form of regulating the use land, the improvement of facilities and infrastructure, as well as the improvement of social infrastructure, and (c) the manufacture dike embankment can be making a dike in the side of the river and the elevation of the road that can touch on the fundamental aspects of the physical and ecological. Pesisir Semarang populer karena rob yang sudah terjadi sejak tahun 1970an, dan akhir-akhir ini bertambah parah baik dari segi luasan maupun waktu (durasi) genangannya. Hal ini akibat pemanasan global yang berdampak pada kenaikan permukaan laut. Disamping itu, pesisir Kota Semarang mengalami tekanan sosio-ekologi yang berupa: banjir, alih fungsi lahan, penurunan tanah, konflik penggunaan air, dan pencemaran perairan. Adapun kelompok masyarakat yang rentan terpapar tekanan sosio-ekologi adalah: nelayan/petani, buruh pabrik, karyawan, dan jasa. Untuk itu dilakukan penelitian Resiliensi (ketahanan) masyarakat pesisir Kota Semarang dengan tujuan mengetahui bentuk-bentuk resiliensi dan strategi penanganan berdasarkan dimensi keberlanjutan (ekologi, ekonomi, dan sosial). Metode yang digunakan adalah deskriptif eksploratif, pengambilan data dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Analisis data yang digunakan adalah: deskriptif, kerentanan, dan resiliensi yang mengacu pada IPCC (2001), sedangkan untuk strategi peningkatan resiliensi menggunakan Multi Criteria Decission Making (MCDM) dengan pembobotan. Hasil analisis: terdapat 3 (tiga) pilihan strategi peningkatan resiliensi yaitu: (a) pengembangan sumberdaya manusia (SDM), yaitu melalui pemberdayaan masyarakat, (b) pemberian insentif yang dapat dilakukan secara langsung, yaitu berupa pemberian bantuan dan tidak langsung yang berbentuk pengaturan penggunaan lahan, peningkatan sarana dan prasarana, serta perbaikan infrastruktur sosial, dan (c) pembuatan tanggul, dapat berupa pembuatan tanggul di sisi sungai dan peninggian jalan yang dapat menyentuh aspek mendasar pada sisi fisik dan ekologis.
PERAN KELUARGA DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA Dody Ariyantho Kusma Wijaya
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 18 No. 1 (2017)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.982 KB) | DOI: 10.33830/jmst.v18i1.172.2017

Abstract

This research study the role of Family and Government Policy of Palangka Raya in Household Waste Managementin order to see whowas the most responsible for decision-makers in the process of waste management in households, and examines the role of families in the process of waste management before disposal into the trash. Data collection was done through observation and interview on the studied variables. The research was conducted in the district of Pahandut, district of Jekan Raya and district of Sebangau Palangka Raya in April till June 2011. The Source of data or respondents in the research community is engaged in managing and disposing of garbage. The community is a society of each chosen houshold. Sampling was done purposively stratified. The results showed that the head of the family was instrumental in the process of garbage disposal. Garbage disposal decision makers is the father of 68.9% (31 respondents) and the mothers of 31,1% (14 respondents). In the waste management at household level was the comparison between wet waste and dry waste that is equal to ⅓ most was 54% (7 respondents. This indicates that the household waste produced is a dry waste. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran keluarga dan kebijakan pemerintah Kota Palangka Raya dalam pengelolaan sampah rumah tangga agar dapat melihat siapa yang paling berperan sebagai pengambil keputusan dalam proses pengelolaan sampah di dalam rumah tangga, serta mengkaji peranan keluarga dalam proses pengelolaan sampah sebelum dibuang ke tempat sampah. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan atau observasi (observation) dan wawancara (interview) terhadap variabel yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pahandut, Kecamatan Jekan Raya dan Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya pada bulan April hingga bulan Juni 2011. Sumber data atau responden dalam penelitian adalah masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan dan pembuangan sampah. Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat dari masing-masing rumah tangga terpilih. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive berstrata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala keluarga sangat berperan dalam proses pembuangan sampah, pengambil keputusan pembuangan sampah adalah Bapak sebesar 68,9% (31 responden) dan Ibu sebesar 31,1% (14 responden), Dalam pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga ternyata perbandingan antara sampah basah dan sampah kering terbanyak adalah ⅓ yaitu sebesar 54% (7 responden). Hal ini menunjukkan bahwa sampah rumah tangga yang dihasilkan adalah berupa sampah kering.
KOMPARASI NILAI GIZI SAYURAN ORGANIK DAN NON ORGANIK PADA BUDIDAYA PERTANIAN PERKOTAAN DI SURABAYA Dwi Iriyani; Pangesti Nugrahani
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 18 No. 1 (2017)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.682 KB) | DOI: 10.33830/jmst.v18i1.173.2017

Abstract

The developing of urban agriculture is having an important contribution in food supply to the citizen. One of urban agriculture commodity which is marketable is leaf vegetable, as the sources of protein, vitamin, minerals, essential amino acids that is cheap and available everydays. Even though the developing of urban agriculture commodity in the marginal land condition, but the result is a good product. This research conducted to make a comparison of nutrition value the leaf vegetable which planted in surabaya urban agriculture, such as Kangkung (Ipomea aquatic forsk), Mustard green (Brassica rapa), and Spinach (Spinacea oleracea L.), with its similar products which are produced organically. The method used is descriptive quantitative. The total chlorophyll content and carotenoids are be measured by using spectrophotometric method at a wavelength of 480 nm, 645nm, and 663 nm.The content of vitamin C be measured by using the titration methods solution of Dichlorophenol Indophenol (DCPIP). The findings indicated that vegetable which planed in non organic agriculture, or organic, is having high enough in water content, more than 80%. The high vitamin C level is in non organic Mustard green (2,45 µg/g) and the lowest one in organic spinach (0,68 µg/g). The high chlorophyll level is in non organic spinach (23,81 mg/L) and the lowest one in non organic kangkung (3,29 mg/L). Likewise, the high carotene level is in non organic spinach (263,52 μmol/L) and the lowest one in non organic mustard green (168,02 μmol/L). The results of this study indicate that there is no particular type of leaf vegetables that has all the best nutrition value, both organic and non-organic. Pertanian perkotaan dikembangkan agar dapat memiliki kontribusi penting dalam memasok bahan pangan penduduk kota. Salah satu komoditi pertanian perkotaan yang cukup marketable adalah sayuran daun. Sayuran daun adalah sumber protein, vitamin, mineral, dan asam amino esensial paling murah dan tersedia setiap saat. Meskipun komoditi pertanian perkotaan dikembangkan di lahan yang marjinal, namun menghasilkan produk yang cukup baik. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan nilai gizi sayuran daun yang ditanam di pertanian perkotaan kota Surabaya, yaitu kangkung (Ipomea aquatic Forsk), sawi hijau (Brassica rapa), dan bayam (Spinacea oleracea L.), dengan produk serupa yang dihasilkan secara organik. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Kandungan klorofil total dan karotenoid diukur dengan menggunakan metode spektrofotometri pada panjang gelombang 480 nm, 645 nm, dan 663 nm. Kandungan vitamin C diukur dengan metode titrasi larutan Dichlorophenol Indophenol (DCPIP). Hasil penelitian menunjukkan sayuran yang ditanam pada pertanian non organik, maupun organik, memiliki kadar air yang cukup tinggi, yakni lebih dari 80%. Kadar vitamin C tertinggi pada Sawi non organik (2,45 µg/g) dan terendah pada bayam organik (0,68 µg/g). Kadar klorofil tertinggi pada bayam non organik (23,81 mg/L) dan terendah pada kangkung non organik (3,29 mg/L). Demikian juga kadar karoten tertinggi pada bayam non organik (263,52 μmol/L) dan yang terendah pada sawi non organik (168,02 μmol/L). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada jenis sayuran daun tertentu yang memiliki seluruh nilai gizi terbaik, baik yang organik maupun yang non organik.
KERAGAAN PROSES PEMBELAJARAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Nurul Huda; Ludivica Endang Setijorini; Diarsi Eka Yani; Idha Farida
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 18 No. 1 (2017)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.441 KB) | DOI: 10.33830/jmst.v18i1.180.2017

Abstract

Agricultural extension workers who study at Universitas Terbuka (UT), which is a distance education institution,were to obtain the necessary competencies. By studying at UT, they can improve their competencies without leaving their duties. The purpose of this study was to analyze the profile of learning process of agricultural extension workers in distance education, particularly in terms of interaction with modules, tutorial activities,the scope of learning materials, independent learning, and learning facilities. Designed as an exploratory research, this study was supported by qualitative approach to obtain information that was not obtained through surveys. Respondents were agricultural extension workers in the regions of Bengkulu, Samarinda, Serang, Pontianak, Jambi, Jakarta, and Bogor. The data collected in this study were primary and secondary data. Primary data were collected using a questionnaire and indepth interviews using interview guidelines. Secondary data were obtained through the collection of documentation. Quantitative data were analyzed using descriptive statistical analysis, while qualitative information was analyzed qualitatively. The results indicated that the profile of the learning process of agricultural extension workers graduated from distance education is quite good, as seen from the high-intensity interactions between agricultural extension workers with learning materials or modules. Their participation in tutorials were also good, especially in face to face tutorials. Online tutorials were generally not been widely used. The scope of learning materials also need to accommodate in accordance to the needs of their independent learning. However, to improve the quality of service, there are several things in the learning process that needs to be addressed, such as learning facilities and interaction with modules. Para penyuluh belajar di Universitas Terbuka (UT), yang merupakan institusi pendidikan jarak jauh, untuk mendapatkan kompetensi yang dibutuhkan. Dengan belajar di UT, penyuluh dapat meningkatkan kompetensinya tanpa meninggalkan tugas pekerjaannya. Tujuan penelitian adalah menganalisis keragaan proses pembelajaran penyuluh pertanian dalam sistem belajar jarak jauh, khususnya dalam hal interaksi penyuluh dengan modul, partisipasinya dalam kegiatan tutorial, cakupan materi dalam kurikulum, kemandirian belajar, dan pemanfaatan fasilitas belajar. Rancangan penelitian ini adalah exploratory research, didukung dengan pendekatan kualitatif untuk memperoleh informasi yang tidak diperoleh melalui survei. Sampel penelitian ini adalah penyuluh di wilayah Bengkulu, Samarinda, Serang, Pontianak, Jambi, Jakarta, dan Bogor. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner melalui survei dan wawancara mendalam. Data sekunder diperoleh melalui pengumpulan dokumentasi dengan cara mencatat data yang tersedia di instansi-instansi, dan kajian pustaka yang relevan dengan penelitian. Data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis statistika deskriptif, sedangkan informasi kualitatif dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaan proses pembelajaran penyuluh pertanian lulusan pendidikan jarak jauh UT cukup baik, yang terlihat dari intensitas interaksi yang tinggi antara penyuluh dengan bahan belajar atau modul. Disamping itu, partisipasi penyuluh dalam kegiatan tutorial juga baik, khususnya pada kegiatan tutorial tatap muka. Tutorial onlineumumnya belum banyak dimanfaatkan penyuluh mengingat ketika mereka belajar dulu layanan tutorial online yang disediakan UT masih terbatas. Kurikulum yang digunakan juga sudah mengakomodasi kebutuhan penyuluh yang mendukung kemandirian belajar mereka. Namun demikian, untuk meningkatkan kualitas layanan yang lebih baik, ada beberapa hal dalam proses pembelajaran yang perlu dibenahi, yaitu fasilitas belajar dan interaksi dengan bahan ajar.

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol. 24 No. 2 (2023) Vol. 24 No. 1 (2023) Vol. 23 No. 2 (2022) Vol. 23 No. 1 (2022) Vol. 22 No. 2 (2021) Vol. 22 No. 1 (2021) Vol. 21 No. 2 (2020) Vol. 21 No. 1 (2020) Vol 20 No 2 (2019) Vol. 20 No. 2 (2019) Vol 20 No 1 (2019) Vol 20 No 1 (2019) Vol. 20 No. 1 (2019) Vol 19 No 2 (2018) Vol. 19 No. 2 (2018) Vol 19 No 1 (2018) Vol. 19 No. 1 (2018) Vol. 18 No. 2 (2017) Vol 18 No 2 (2017) Vol 18 No 1 (2017) Vol. 18 No. 1 (2017) Vol 17 No 2 (2016) Vol. 17 No. 2 (2016) Vol 17 No 1 (2016) Vol. 17 No. 1 (2016) Vol. 16 No. 2 (2015) Vol 16 No 2 (2015) Vol 16 No 1 (2015) Vol. 16 No. 1 (2015) Vol 15 No 2 (2014) Vol. 15 No. 2 (2014) Vol 15 No 1 (2014) Vol. 15 No. 1 (2014) Vol 14 No 2 (2013) Vol. 14 No. 2 (2013) Vol 14 No 1 (2013) Vol. 14 No. 1 (2013) Vol. 13 No. 2 (2012) Vol 13 No 2 (2012) Vol. 13 No. 1 (2012) Vol 13 No 1 (2012) Vol 12 No 2 (2011) Vol. 12 No. 2 (2011) Vol. 12 No. 1 (2011) Vol 12 No 1 (2011) Vol. 11 No. 2 (2010) Vol 11 No 2 (2010) Vol. 11 No. 1 (2010) Vol 11 No 1 (2010) Vol. 10 No. 2 (2009) Vol 10 No 2 (2009) Vol. 10 No. 1 (2009) Vol. 9 No. 2 (2008) Vol 9 No 2 (2008) Vol 9 No 1 (2008) Vol. 9 No. 1 (2008) Vol 8 No 2 (2007) Vol. 8 No. 2 (2007) Vol. 8 No. 1 (2007) Vol 8 No 1 (2007) Vol. 7 No. 2 (2006) Vol 7 No 2 (2006) Vol 7 No 1 (2006) Vol. 7 No. 1 (2006) Vol 6 No 2 (2005) Vol. 6 No. 2 (2005) Vol. 6 No. 1 (2005) Vol 6 No 1 (2005) Vol. 5 No. 2 (2004) Vol 5 No 2 (2004) Vol 5 No 1 (2004) Vol. 5 No. 1 (2004) Vol. 4 No. 2 (2003) Vol. 4 No. 1 (2003) Vol 4 No 1 (2003) More Issue