Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Evaluasi Proses Pengambilan Keputusan Partisipatif dalam Organisasi Sekolah Dwi Iriyani,
Pendidikan Sekolah Dasar Vol 4, No 5 (2006)
Publisher : Pendidikan Sekolah Dasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan dan mengevaluasi proses pengambilan keputusan partisipatif di sekolah dasar, (2) menentukan cara-cara memperbaiki kelemahan-kelemahan pengambilan keputusan, dan (3) mengetahui perbedaan pengambilan keputusan di dua sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif naturalistik dengan jenis penelitian evaluasi. Subjek penelitian terdiri atas penilik sekolah, kepala sekolah, guru,dan orang tua siswa yang diwakili pengurus komite sekolah. Data diperoleh melalui observasi partisipan, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Analisis data dimulai dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan partisipatif sudah dilakukan dengan benar, yaitu sebagian besar keputusan dihasilkan dengan melibatkan stakeholders melalui proses analisis
Penerapan Pembelajaran Yang Berbasis Pendekatan Scientific bagi Guru Iriyani, Dwi; Anshori, Sodiq
Civic-Culture : Jurnal Ilmu Pendidikan PKN dan Sosial Budaya Vol 1 No 1 (2017): Juli 2017
Publisher : Penerbit STKIP PGRI Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini merupakan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan terjadinya peningkatan keterampilan masyarakat mitra sehingga guru-guru SMP Negeri 2 Balongbendo bias merumuskan desain pembelajaran yang baik dan memadai sesuai dengan pendekatan ilmiah dan relevan dengan pemenuhan kebutuhan lokal serta dapat melaksanakan penilaian autentik pada siswa didiknya. Adapun manfaat dari kegiatan abdimas ini antara lain: (1) Guru SMP Negeri 2 Balongbendo mempunyai pemahaman tentang pentingnya konsep rancangan dan aplikasi pembelajaran yang berbasis pada pendekatan scientific; (2) Guru di SMP Negeri 2 Balongbendo mampu menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran; dan (3) Guru di SMP Negeri 2 Balongbendo mampu melaksanakan penilaian autentik pada siswanya sesuai pencapaian kompetensi siswa serta relevan dengan strategi pemenuhan kebutuhan lokal. Pelatihan dan pendampingan dilakukan dengan metode ceramah, pemutaran video, tanya jawab, dialog interaktif, curah pendapat dan praktik kerja. Kegiatan abdimas secara keseluruhan dilaksanakan dalam rentang waktu 7 bulan ( Mei – Nopember 2016), mulai dari tahap perencanaan, persiapan, hingga pelaksanaan.
Penggunaan E-Learning Berbasis Media Sosial Edmodo bagi Guru Sekolah Dasar Negeri Mulyorejo I Surabaya Hatip, Ahmad; Anshori, Sodiq; Iriyani, Dwi
KEGURU "Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar" Vol 2 No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Penerbit STKIP PGRI Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article presents the findings of community service program conducted by UPBJJ-UT Surabaya for teachers in fiscal year 2017. This program includes the efforts to improve the quality of education, and public welfare. Based on the analysis with the teacher partner, the community service focuses on “The training of using social media-based e-learning “edmodo” on teachers of Sekolah Dasar Negeri Mulyorejo I Surabaya” This program was held in six months during June-November 2017 and started by some steps such as: planning, preparation, and implementation. The findings of this program can be obtained through the evaluation process, the products, and the participants’ responses toward the implementation of Edmodo by conducting the satisfaction questionnaire. It can be concluded that the teachers partner are very enthusiastic and interested in participating this training.
Karakterisasi Faktor Sosial Ekonomi Berdasarkan Analisis Komponen Principal pada Pertanian Periurban Kota Surabaya Iriyani, Dwi; Nugrahani, Pangesti
Rekayasa Vol 9, No 1: April 2016
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1126.615 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v9i1.3327

Abstract

Pertanian di sekitar wilayah perkotaan ("periurban agriculture") mempunyai prospek ekonomis yang tinggi dan dapat dipacu menjadi tipe usahatani komersial. Usahatani yang demikian sangat cocok dikembangkan bagi masyarakat sekitar perkotaan yang pemilikan lahan umumnya sempit. Adanya pertanian di sekitar wilayah perkotaan, berarti akan mendekatkan produsen dengan konsumen, sehingga dapat mengurangi kerusakan produk dan biaya transportasi. Pengembangan pertanian periurban perlu dilengkapi dengan data sosial ekonomi usahatani dan karakteristik petani, dalam mengembangkan usahatani ke dalam bentuk agribisnis.    Produktivitas dan kualitas sumber daya manusia, dalam hal ini petani pada pertanian periurban, merupakan indikator dari komponen faktor sosial yang menjadi ciri karakter kawasan periurban. Sedangkan indikator komponen faktor ekonomi meliputi pertumbuhan ekonomi dan struktur ekonomi. Ada beberapa teknis analisis faktor, satu diantaranya adalah menggunakan metode analisis komponen utama (Principal Component Analysis).  Metode ini merupakan cara untuk mengekstraksi variabel asli, di mana terbentuknya faktor-faktor atau variabel laten baru adalah bersifat acak, yang selanjutnya dapat diinterpretasi sesuai dengan faktor atau komponen atau konstruk yang terbentuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter petani dan faktor-faktor yang menjadi latar belakang (konteks sosial ekonomi) serta pertimbangan petani untuk menekuni dan mengembangkan pertanian periurban.
Pelatihan Penyusunan Alat Evaluasi Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi ( Program Wondershare Quiz Creator) Untuk Guru SDN Airlangga I Surabaya Iriyani, Dwi; Popiyanto, Yudha; Anshori, Sodiq
Abdiku : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2019): Jurnal Abdiku
Publisher : Penerbit LPPM- STKIP PGRI Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.552 KB)

Abstract

The community service program in the 2018 budget year was carried out with the aim of organizing community empowerment programs throughout the UPBJJ-UT region which included efforts to improve education and community welfare. Based on a description of the situation analysis of the partners/ assisted communities, the community service activities carried out were training in the development of information and communication technology-based evaluation tools (Wondershare Quiz Creator Program) for teachers of Airlangga I Elementary School in Surabaya. The implementation of this training activity is to provide understanding and skills on how to design and apply the wondershare quiz creator program in the development of evaluation tools for student learning outcomes. One of the targets to be achieved through community service activities is the change in attitude and improvement of the skills of partner communities so that the teachers of Airlangga I Elementary School Surabaya can develop evaluation tools for student learning outcomes using software wondershare quiz creator. The training was conducted with lecture methods, slide and video screenings, question and answer, interactive dialogue, opinion sharing and work practices.Community service activities as a whole are carried out in a span of 6 months (June - November 2018), starting from the planning, preparation, and implementation stages. In implementing community service, the team collaborated with lecturers from University of Wijaya Kusuma Surabaya namely the Language and Science Faculty as keynote speakers and instructors. The target community are teachers at Airlangga I Elementary School Surabaya and several teachers from Public and Private Elementary Schools from Gubeng District, Surabaya. The results of community service can be seen from the results of evaluating the processes, products, and participants' responses to the implementation of the training collected through the satisfaction questionnaire. In the process of implementing the training, partners generally have a great willingness and interest to take part in the training.
KOMPARASI NILAI GIZI SAYURAN ORGANIK DAN NON ORGANIK PADA BUDIDAYA PERTANIAN PERKOTAAN DI SURABAYA Dwi Iriyani; Pangesti Nugrahani
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 18 No. 1 (2017)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.682 KB) | DOI: 10.33830/jmst.v18i1.173.2017

Abstract

The developing of urban agriculture is having an important contribution in food supply to the citizen. One of urban agriculture commodity which is marketable is leaf vegetable, as the sources of protein, vitamin, minerals, essential amino acids that is cheap and available everydays. Even though the developing of urban agriculture commodity in the marginal land condition, but the result is a good product. This research conducted to make a comparison of nutrition value the leaf vegetable which planted in surabaya urban agriculture, such as Kangkung (Ipomea aquatic forsk), Mustard green (Brassica rapa), and Spinach (Spinacea oleracea L.), with its similar products which are produced organically. The method used is descriptive quantitative. The total chlorophyll content and carotenoids are be measured by using spectrophotometric method at a wavelength of 480 nm, 645nm, and 663 nm.The content of vitamin C be measured by using the titration methods solution of Dichlorophenol Indophenol (DCPIP). The findings indicated that vegetable which planed in non organic agriculture, or organic, is having high enough in water content, more than 80%. The high vitamin C level is in non organic Mustard green (2,45 µg/g) and the lowest one in organic spinach (0,68 µg/g). The high chlorophyll level is in non organic spinach (23,81 mg/L) and the lowest one in non organic kangkung (3,29 mg/L). Likewise, the high carotene level is in non organic spinach (263,52 μmol/L) and the lowest one in non organic mustard green (168,02 μmol/L). The results of this study indicate that there is no particular type of leaf vegetables that has all the best nutrition value, both organic and non-organic. Pertanian perkotaan dikembangkan agar dapat memiliki kontribusi penting dalam memasok bahan pangan penduduk kota. Salah satu komoditi pertanian perkotaan yang cukup marketable adalah sayuran daun. Sayuran daun adalah sumber protein, vitamin, mineral, dan asam amino esensial paling murah dan tersedia setiap saat. Meskipun komoditi pertanian perkotaan dikembangkan di lahan yang marjinal, namun menghasilkan produk yang cukup baik. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan nilai gizi sayuran daun yang ditanam di pertanian perkotaan kota Surabaya, yaitu kangkung (Ipomea aquatic Forsk), sawi hijau (Brassica rapa), dan bayam (Spinacea oleracea L.), dengan produk serupa yang dihasilkan secara organik. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Kandungan klorofil total dan karotenoid diukur dengan menggunakan metode spektrofotometri pada panjang gelombang 480 nm, 645 nm, dan 663 nm. Kandungan vitamin C diukur dengan metode titrasi larutan Dichlorophenol Indophenol (DCPIP). Hasil penelitian menunjukkan sayuran yang ditanam pada pertanian non organik, maupun organik, memiliki kadar air yang cukup tinggi, yakni lebih dari 80%. Kadar vitamin C tertinggi pada Sawi non organik (2,45 µg/g) dan terendah pada bayam organik (0,68 µg/g). Kadar klorofil tertinggi pada bayam non organik (23,81 mg/L) dan terendah pada kangkung non organik (3,29 mg/L). Demikian juga kadar karoten tertinggi pada bayam non organik (263,52 μmol/L) dan yang terendah pada sawi non organik (168,02 μmol/L). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada jenis sayuran daun tertentu yang memiliki seluruh nilai gizi terbaik, baik yang organik maupun yang non organik.
KANDUNGAN KLOROFIL, KAROTENOID, DAN VITAMIN C BEBERAPA JENIS SAYURAN DAUN PADA PERTANIAN PERIURBAN DI KOTA SURABAYA Dwi Iriyani; Pangesti Nugrahani
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 15 No. 2 (2014)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.03 KB)

Abstract

Periurban agriculture actually means agriculture that is found surrounding urban boundary. Due to heavy load for various non-agricultural activity and transportation, it necessary to pay attention on the agro-ecological conditions where each crop could grows well. The quality of environment for growing plantsin periurban influences on composition of biochemistry in plants’ tissue. The purpose of this study is to determine the chlorophyll, carotenoid, and ascorbic acid contents in three species of vegetables, those are bayam (Amaranthus tricolor, L.), kangkung (Ipomoea reptans) and sawi (Brassica juncea L.) which were cultivated in three periurban agriculture areas of Surabaya. Total contents of chlorophyll and carotenoid was measured by spectrophotometer. Vitamin C contents was analyzed by DCPIP dye method. The results showed that bayam which was cultivated in Bangkingan-Lakarsantri has the highest content of chlorophyll (3.046 mg/g ) and carotenoid (375.33 μmol/L). The highest content (4.55 μg/g) of vitamin C was found on sawi which was cultivated in Wonorejo. There was no significant difference on chlorophyll content, carotenoid content and vitamin C content between organic vegetables labeled and those are cultivated on Bangkingan-Lakarsantri periurban area. Kawasan pertanian periurban merupakan daerah pertanian yang dijumpai di sekitar pinggiran perkotaan. Berkaitan dengan tekanan lingkungan yang berat di kawasan periurban, akibat berbagai kegiatan non pertanian dan transportasi, perlu adanya perhatian terhadap kondisi agro klimat yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Kualitas lingkungan tempat tumbuh tanaman pada kawasan pertanian periurban berpengaruh terhadap komposisi kandungan biokimia jaringan tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan kadar klorofil, karotenoid, dan vitamin C pada sayuran bayam (Amaranthus tricolor, L.), kangkung (Ipomoea reptans) dan sawi (Brassica juncea L.) yang dibudidayakan di tiga kawasan periurban Kota Surabaya. Kadar klorofil dan karotenoid diukur dengan spectrophotometer, sedangkan kandungan vitamin C ditetapkan dengan metode titrasi DCPIP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sayuran bayam yang dibudidayakan di kawasan Bangkingan-Lakarsantri memiliki kadar klorofil (3.046 mg/g) dan karotenoid (375.33 μmol/L) tertinggi. Kandungan vitamin C tertinggi (4.55 μg/g) terdapat pada sayuran sawi yang dibudidayakan di kawasan Wonorejo. Tidak ada perbedaan nyata pada kadar klorofil, karotenoid dan vitamin C antara sayuran organik dengan sayuran yang dibudidayakan di kawasan periurban Bangkingan-Lakarsantri.
PENGARUH LAJU PENUMPUKAN DAN KELEMBABAN FESES BURUNG WALET (Aerodramus Fuciphagus) PADA PERUBAHAN WARNA SARANG WALET Dwi Iriyani; Sunu Kuntjoro
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 13 No. 1 (2012)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini belum banyak diketahui faktor penyebab pembentukan warna merah pada sarang burung walet, dan bagaimana teknik pembentukan warna merah pada sarang burung walet tersebut. Diduga penumpukan feses mempengaruhi perubahan warna pada sarang. Penelitian ini bertujuan mengukur banyaknya feses yang dihasilkan burung walet dalam satu periode pembentukan sarang, mengobservasi pengaruh jumlah dan kelembaban feses terhadap pembentukan warna merah pada sarang. Penelitian eksploratif ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Instrumen Jurusan Kimia FMIPA UNESA dan di rumah burung walet Sidayu Gresik selama 18 minggu (Nopember 2009-Maret 2010). Hasil penelitian menunjukkan feses burung walet pada awal pembentukan sarang menunjukkan jumlah yang sangat sedikit 2,16±0,90 g/minggu (minggu ke-4) dan sarang walet masih menunjukkan warna putih. Sedangkan warna merah terbentuk pada pada minggu ke-14 dengan jumlah feses walet 41,85±4,48 g/minggu. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa dengan feses walet 250 gr dan kelembaban 80% terjadi perubahan warna sarang merah pada hari ke-11. Pembentukan warna merah sarang burung walet terjadi secara bertahap dengan peningkatan jumlah feses. Kesimpulan penelitian ini adalah keberadaan feses dan kelembaban feses walet menjadi faktor penentu dalam pembentukan warna merah pada sarang burung walet. Edible swallow’s nests with red color are rare and preferred by its consumers. Besides factors affecting the coloration of the birds’ nests are not well-known. It issuspected that the amount of bird’s fecal influence the nest color. Therefore, the aim of this research are to prove that swallow’s fecal can influence the establishment of red color in swallow’s nest; to measure the amount of fecal matter produced in a single swallow bird nest formation period; and to observe the effect of the amount of feces and humidity on the formation of red color of the nest. Explorative research was done at the Instrument Laboratory of Chemistry Department in FMIPA UNESA and Gresik Sidayu swiftlet house for 18 weeks (November 2010 to March 2011). The results showed that fecal in the early formation was light (2.16 ± 0.90 g / week at 4th week) and swallow’s nest color was white. The red color was formed on the 14th week with larger amount of fecal (41.85 ± 4.48 g / week). Laboratory test results showed that the 250 gr swallow fecal at 80% humidity has changed the nest color to be red on the 11th day. It can be concluded that the formation of the red color of the bird's nest happens gradually in line with increasing number of bird’s fecal. Meanwhile, humidity of fecal was also influenced the coloration process.