cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. indragiri hilir,
Riau
INDONESIA
SYAHADAH : Jurnal Ilmu Al-Qur?an & Keislaman
ISSN : 23380349     EISSN : 23380349     DOI : -
Jurnal Syahadah merupakan jurnal Ilmu al-Qur’an dan keislaman dengan kajian multidisipliner, terbit dua kali dalam satu tahun (April dan Oktober), dikelola oleh Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri Tembilahan. Redaksi menerima tulisan yang relevan selama mengikuti petunjuk penulisan yang ditetapkan.
Arjuna Subject : -
Articles 109 Documents
Living Quran: Studi Kasus Pembacaan al-Ma’tsurat di Pesantren Khalid Bin Walid Pasir Pengaraian Kab. Rokan Hulu Syahrul Rahman
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.477 KB) | DOI: 10.32495/.v4i2.119

Abstract

Artikel ini merupakan sebuah laporan penelitian lapangan tentang al-Quran yang ‘hidup’ di Pesantren Khalid Bin Walid.Spesifikasinya ayat al-Quran yang termuat dalam al-Ma’tsurat yang menjadi bacaan rutin santri setiap pagi dan sore. Penelitian ini tidak mengkaji ayat al-Quran sebagai teks yang harus difahami dengan menggunakan beberapa disiplin keilmuan, akan tetapi penelitian ini menggunakan pendekatan metode living al-Quran. Pendekatan ini berusaha mengkaji bentuk interaksi kelompok muslim terhadap al-Quran pada aspek penerapan teks al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.
Karakteristik Tafsir Sastra Kontemporer: Telaah Konsep Kunci Tafsir al-Bayni li al-Qur’an al-Karim karya ‘Aisyah Abdul Rahman Bint al-Syati’ Fadli Lukman
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 2 No 1 (2014): mazahib Tafsir
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.883 KB) | DOI: 10.32495/.v2i1.34

Abstract

Tulisan ini membahas tentang Karakteristik Tafsir Sastra Kontemporer:Telaah Konsep Kunci Tafsir al-Bayni li al-Qur’an alKarim karya ‘Aisyah Abdul Rahman Bint al-Syati’. Diantara karakteristi tafsir ini adalah Bint Syati’ sebagai seorang Muslim memandang Alquran sebagai kitab ibadah agama yang dibaca, sementara sebagai akademisi ia menekankan pendekatan sastra untuk mengungkap makna terdalam dari bayanAlquran. Tafsir bagi Bint Syati’ adalah upaya untuk mengungkap makna objektif Alquran sebagaimana orang Arab pada zamannya memahaminya. Oleh sebab itu ia mengkritisi tafsir yang didasari kepada data-data ekstra-Qur’ani. Metode yang ia gunakan terlihat bawa Bint Syati’ menempatkan wahyu dan akal pada posisi yang seimbang.
TAFSIR AL-AZHAR (Suatu Tinjauan Biografis dan Metodologis) Dewi Murni
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 3 No 2 (2015)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2233.297 KB) | DOI: 10.32495/.v3i2.81

Abstract

Tafsir Al-Azhar adalah salah satu tafsir buah tangan salah satu putra terbaik bumi pertiwi, mufasirnya, Prof, Dr. Haji Abdul Malik Karim  Amrullah  (HAMKA).  Beliau  telah  membuktikan  bahwa seorang  muslim  non-  Arab  pun  mampu  menghasilkan  sebuah karya tafsir yang cukup membanggakan, sekurangnya bagi kaum cerdik  –  cendekia  muslim  Indonesia.  Nama  Al-Azhar  diambil dari nama Mesjid tempat kuliah- kuliah tafsir yang disampaikan oleh Hamka sendiri, yakni Mesjid Al-Azhar kebayoran baru pada tahun 1959. Jenis penafsiran yang digunakan di dalam tafsir AlAzhar adalah ar-ra’yi, yaitu menafsirkan ayat-ayat mendominasi malalui pemahaman atau pemikirannya. Metodenya memakai tahlily.  Dalam  arti  menafsir  ayat  demi  ayat  sesuai  urutannya dalam  mushaf  serta  menganalisis  hal-hal  penting  yang  terkait langsung dengan ayat, baik dari segi makna, atau aspek-aspek lain yang dapat memperkaya wawasan pembaca tafsirnya. Sedangkan corak  tafsir  yang  mendominasi  penafsiran  Hamka  adalah aladab  al-ijtima’i,  dimana  ia  senantiasa  merespons  kondisi  sosial masyarakat  dan  mengatasi  problem  yang  timbul  di  dalamnya. Sedangkan  yang  menjadi  sistematika  penulisan  beliau  adalah dengan  menggunakan tartib  utsmani  yaitu  menafsirkan  ayat berdasarkan  penyusunan  mushaf  utsmani.  Keistimewaan  yang didapatkan  dari  tafsir  ini  dapat dilihat dari   pendahuluan  yang banyak berbicara tentang ilmu-ilmu Al-Quran, seperti definisi AlQuran,  Makkiyah  dan  Madaniyah,  Nuzul  Al-Quran,  Pembukuan Mushaf, I’jaz dan banyak lagi
MAKNA IMAM MENURUT AL-THABATHABA’I DALAM KITAB AL-MIZAN FI TAFSIR AL-QUR’AN Fiddian khairudin
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 5 No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.284 KB) | DOI: 10.32520/syhd.v5i1.67

Abstract

Dalam  dunia  Islam,  terdapat  perbedaan  pendapat  yang sangat  mencolok  antar  mazhab-mazhab  dalam  Islam.Perbedaan  tersebut  pada  awalnya  bertendensi  politis. Namun  watak  politik  dalam  Islam  berhubungan  erat dengan  agama,  sehingga  dalam  orientasinya  sering dilakukan  pembahasan  terhadap  masalah-masalah  yang berkaitan dengan pokok-pokok agama (usul al-din) sekitar keimanan dan akidah. Permasalahan imam  atau imamah yang  selalu  diperdebatkan  oleh  mazhab-mazhab  politik, berusaha ditelaah dalam pembahasan ini. Kitab tafsir alMizan  fi  Tafsir  al-Qur’an  karya  Muhammad  Husain  alTabataba’i  menjadi  sumber  primernya.  Penafsiran  alTabataba’i memiliki orientasi penafsiran bi al-ra’yi sangat mempengaruhi  penafsiran-penafsiran  makna  imam  di dalam  al-Qur’an.  Dari  aspek  substansi  penafsiran,  alTabataba’i menafsirkan kata imam  dan bentukannya yang terdapat dalam al-Qur’an pada tujuh ayat. Dalam bentuk mufrad  maupun  jama’  kata  imam  menurut  al-Tabataba’i memilki  makna  satu  gelar  bagi  nabi-nabi  dan  penerus risalah kenabian; pemimpin yang diikuti dalam kebaikan atau keburukan; yang awal atau terdahulu; contoh dalam kebaikan; jalan yang jelas;  kitab pedoman suatu kaum; dan al-lawh al-mahfudz.
URGENSI SINERGITAS METODE DAN PENDEKATAN TAFSIR KITAB SUCI Nasrullah Nasrullah
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 1 No 2 (2013)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.39 KB) | DOI: 10.32520/syhd.v1i2.63

Abstract

Usaha  penafsiran    kitab  suci  Al-Qur’an  sejak  era  klasik  sampai  era sekarang  terus  dilakukan.  Penafsiran  Al-Qur’an  dilakukan  dalam  konteks urgensitas dalam kehidupan manusia untuk menemukan makna-makna  (meaning) berdasarkan  koridor  petunjuk  (hudan)  kitab  suci  tersebut.  Penafsiran  terhadap kitab  suci  pada  tataran  prosesnya  menuntut  adanya  seperangkat  metode  dan pendekatan.  Kebutuhan  akan  metode  dan  pendekatan  merupakan  suatu  yang niscaya bagi diri seorang mufassir. Dengan metode dan pendekatan tafsir yang relevan  sang  mufassir  baru  bisa  bekerja  dalam  praksis  penafsiran.  Salah  satu metode  tafsir  yang  praktis  dan  fokus  dalam  menguraikan  tema-tema  dalam  AlQur’an  adalah  metode  tafsir  maudhu’i.  Sedangkan  pendekatan  kontemporer dalam  memahami  dan  menafsirkan  kitab  suci  adalah  hermeneutika,  yang merupakan  suatu  aturan,  sistem,  sekaligus  pembimbing  bagi  mufassir  dalam kegiatan  penafsiran.  Pendekatan  hermeneutika  memberikan  suatu  wahanakegiatan pembacaan  dan dialog  secara triadik bagi komponen; pembuat/penulis (author),  pembaca  (reader),  dan   teks  (text)  itu  sendiri  dalam  rangka  upaya penggalian  makna  terdalam  pada  proses  pemahaman  yang  kemudian menghasilkan kontekstualisasi makna penafsiran.
PARADIGMA TAFSIR AHKAM KONTEMPORER Studi Kitab Rawai’u al-Bayan Karya ‘Ali al-Shabuniy Syafril Syafril; Fiddian Khairudin
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 5 No 1 (2017)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.537 KB) | DOI: 10.32520/syhd.v5i1.129

Abstract

Dalam sejarahnya, perkembangan penafsiran al-Qur’an dapat dipetakan dalam tiga periode; klasik, pertengahan dan modern/kontemporer. Tafsir al-Qur’an yang lahir dari ketiga periode tersebut memiliki karakteristik dan paradigma yang berbeda-beda. Perbedaan itu disebabkan setting sosial-kultural masyarakat yang menjadi background pemikiran mufasir dan kecenderungan serta keilmuan yang ditekuninya. Tulisan ini akan mengkaji pemikiran seorang mufasir kontemporer- ‘Ali al-Shabuniy dalam kitab tafsirnya yang berjudul Rawai’u al-Bayan. Secara lebih spesifik, tulisan ini menelisik karakteristik dan paradigma tafsir ahkam karya al-Shabuniy dan perbedaannya dengan tafsir-tafsir ahkam yang muncul pada periode sebelumnya. Sebagai seorang mufasir kontemporer, al-Shabuniy sudah membangun suatu paradigma baru dalam penafsiran ayat-ayat hukum, baik secara teologis, metodologis, maupun aksiologis.
Konsep Keadilan dan Indeterminasi Menurut al-Zamakhsyari (Analisis Terhadap Kisah Nabi Adam dan Hawa dalam Tafsir al-Kasysyaf) Lenni Lestari
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 2 No 2 (2014)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.595 KB) | DOI: 10.32520/syhd.v2i2.86

Abstract

Tafsir al-Kasysyafdikenal sebagai salah satu karya tafsir ideologis yang memiliki keunikan tersendiri. Selain pesona linguistik yang begitu kental, tafsir ini juga sarat akan penanaman prinsip-prinsip Mu’tazilah. Tulisan ini mengkaji salah satu dari prinsip Mu’tazilah yang diusung al-Zamakhsyari dalam tafsirnya. Fokus masalah terletak pada; 1) Bagaimana prinsip keadilan dan indeterminasi menurut alZamakhsyari?, 2) Bagaimana prinsip ini diterapkan dalam ayat-ayat kisah Nabi Adam dan Hawa? Penulis menyimpulkan; 1) Konsep keadilan menurut al-Zamakhsyari adalah Tuhan harus adil dalam memberikan hukuman bagi orang yang melakukan keburukan dan memberikan pujian bagi orang yang melakukan kebaikan. Tuhan juga harus memberikan kebebasan bagi manusia untuk memilih jalan kebaikan atau keburukan. 2) Prinsip ini menempati posisi yang tepat dalam penafsiran al-Zamakhsyari terhadap kisah Nabi Adam dan Hawa. Mereka dipandang telah melakukan kedzaliman atas diri mereka sendiri dan wajar mendapat hukuman dari Allah swt.
AHLI KITAB DALAM PERDEBATAN: Kajian Survei Beberapa Literatur Tafsir Al-Qur’an Nasrullah Nasrullah
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 3 No 2 (2015)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2025.607 KB) | DOI: 10.32520/syhd.v3i2.77

Abstract

Dalam  kajian  ini,  bertujuan  ingin  mengeksplorasi  berbagai pendapat  dari  kalangan  ulama  dalam  kitab-kitab  tafsir  yang mereka  tulis.  Dari  survei  literatur  beberapa  tafsir,  baik  yang klasik  maupun  kontemporer,  dapat  dipetakan  dua  tipologi atau  corak  perbedaan  penafsiran  dari  sudut  tinjauan  makna maupun  cakupan  serta  konsekuensi  status  keimanan  bagi kalangan ahli kitab tersebut. Pertama, ulama yang menafsirkan ahli  kitabhanya  mencakup  dua  komunitas  agama  Yahudi  dan Nasrani. Kedua, adalah ulama yang memahami bahwa ahli kitab tidak hanya teruntuk kepada dua agama Ibrahim di atas, namun bisa  menjangkau  kepada  agama-agama  lain  di  luar  agamaagama Ibrahim yang disebut sebagai syibh ahli kitab. Alasannya berdasarkan ijtihad penafsiran dan indikasi dari petunjuk salah satu  ayat  dalam  al-Qur’an  yang  berbunyi,  bahwa,  “setiap  umat telah  diutus  seorang  Rasul  yang  menyampaikanwahyu”.  Jadi menurut  golongan  ini,  ahli  kitab  adalah  suatu  pemahaman dari interpretasi yang menyatakan bahwa di luar kedua agama tersebut, agama-agama lain juga bisa disebut sebagai ahlikitab, yang  dalam  persyaratannya  terdapat  indikator  dalam  agama tersebut, sebuah kitab suci. Corak interpretasi ini, pada dasarnya adalah  anti-tesis  terhadap  corak  berpikir  pertama.  Adapun masalah  status  keimanan  ahli  kitab,  kelompok  ulama  pertama menganggap  kaum  ahli  kitab  adalah  kafir  sekaligus  musyrik. Sedangkan  kelompok  ulama  kedua  berpendapat,  bahwa  ahli kitab, bukan sebagai musyrik, namun hanya berstatus kafir
Kemukjizatan Al-Qur'an Muhammad Yusuf
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 1 No 1 (2013)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.585 KB) | DOI: 10.32520/syhd.v1i1.58

Abstract

Al-Qur‟an  merupakan  mukjizat  abadi  Nabi  Muhammad  Saw.  Terdapat  dua pendapat yang berbeda  tentang kemukjizatan Al-Qur‟an,  yang satu  mengatakan bahwa  kemukjizatan  Al-Qur‟an  berasal  dari  luar  (faktor  eksternal),  bukan  dari Al-Qur‟an itu sendiri. Sementara yang lain  berpendapat bahwa  kemukjizatan AlQur‟an   berasal  dari  Al-Qur‟an  itu  sendiri  (faktor  internal).  Fakta  sejarah  dan dalil-dalil Al-Qur‟an telah jelas menerangkan bahwa kemukjizatan Al-Qur‟an itu berasal  dari  Al-Qur‟an  itu  sendiri.  Adapun  Kemukjizatan  Al-Qur‟an  dapat ditinjau  dari  beberapa  segi  diantaranya;  keindahan  bahasa,  munasabah,  berita gaib, informasi sejarah, ilmu pengetahuan, hukum dan bilangan.
Paradigma Umat Beragama tentang living Quran (Menautkan antara Teks dan Tradisi Masyarakat) Dewi Murni
SYAHADAH : Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fak. Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.179 KB) | DOI: 10.32520/syhd.v4i2.120

Abstract

Kajian di bidang Living Quran memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan wilayah objek kajian al-Quran. Jika selama ini ada kesan bahwa tafsir dipahami harus berupa teks grafis (kitab atau buku) yang ditulis oleh seseorang maka makna tafsir sebenarnya bisa diperluas. Tafsir bisa berupa respons atau praktik prilaku suatu masarakat yang diinspirasi oleh kehadiran al-Quran. Caranya dengan tidak mengabaikan sisi lain yang lebih penting dari pola hubungan dengan al-Quran, yaitu sisi pengkajian, pemaknaan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan. Memperlakukan al-Quran sebagai panduan hidup yang dekat, akrab, mengayomi, dan bersahabat, dengan demikian eksitensi ajaran al-Quran secara fungsional benar-benar dapat membumi (empiris realistis), tidak hanya pada dataran normatif-idealis. Selain kaum muslim yang melakukaan penelitian terhadap al-Quran, para orientalis memilki paradigma memperlakukan al-Quran sebuah kitab suci yang hanya menarik untuk diteliti saja.

Page 2 of 11 | Total Record : 109