cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Mesencephalon
ISSN : 22525637     EISSN : 22525637     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Mesencephalon merupakan jurnal yang memuat artikel ilmiah dalam bidang kesehatan baik dari hasil penelitian, studi kasus maupun literature review. Jurnal ini diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen Malang dan terbit sebanyak dua kali dalam setahunnya yaitu pada bulan April dan Oktober. Redaksi Jurnal Kesehatan Mesencephalon menerima artikel ilmiah yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Artikel ilmiah yang masuk ke Tim redaksi akan dilakukan proses penyuntingan oleh tim redaksi dan tim reviewer. Artikel ilmiah yang memenuhi tata aturan, akan dipublikasikan dalam jurnal kesehatan mesencephalon.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017" : 9 Documents clear
STRESS, INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI KABUPATEN MALANG Lilik Supriati
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.592 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i1.36

Abstract

Abstract : The elderly was the last human development phase causing change on all aspects of physical ,psychological , social and economic. The most problem of  physical disorders in  elderly was hypertension.  Hypertension was condition that  systole blood pressure higher than 140 mmHg relating to psychological stress .Other modification factor relating to hypertension prevalence  was the body mass index .The purpose of this research knew the relation between  stress and body mass index  to hypertension prevalence. The method  used analytic correlational with cross sectional design. Techniques sampling used  purposive sampling included 81 respondents. Research instruments variable stress used  quisioner modification of HARS. BMI  and blood pressure was obtained through assessing directly. Statistical analysis used the correlation spearman .The result showed that stress elderly mostly in category moderate  stress. Mean of  score BMI is  23,53 that in nomal category  ( 60,49 % ). Based on the bivariat statistic show there is significant relation between stress with hypertension ( r = 0,723 ) and there is  significant correlation between  BMI  with hypertension ( r = 0,486 ) .The Nurse must do implementation  stress  management in elderly to lower the risk of a rise in blood pressure like  techniques of relaxation progressive and nurse must give information to elderly to control weight to prevent increasing  in BMI with the activity like doing  sports and having  good eating habit.Keywords : stress , body mass index , hypertension Abstrak : Lansia merupakan fase tahap tumbuh kembang terakhir manusia menyebabkan perubahan pada semua aspek fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Permasalahan gangguan fisik terbanyak lansia adalah hipertensi.Kejadian  Hipertensi pada lansia dengan kondisi peningkatan tekanan darah sistol > 140 mmHg berkaitan dengan kondisi psikologis stress lansia. Faktor modifikasi lain yang berkaitan dengan kejadian hipertensi adalah indeks masa tubuh. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan stress dan IMT dengan kejadian hipertensi.  Rancangan penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan jumlah 81 responden. Instrumen penelitian variabel stress dengan menggunakan kuisioner modifikasi HARS. IMT dan tekanan darah didapatkan dengan melakukan pengukuran langsung kepada lansia. Analisis statistik menggunakan uji korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stress lansia sebagian besar dalam kategori stress sedang (53,53%), rata-rata score IMT sebesar 23,53 dengan kategori normal (60,49%). Berdasarkan uji bivariat menunjukkan ada hubungan signifikan antara stress dengan kejadian hipertensi (r = 0,723) dan ada hubugan signifikan IMT dengan hipertensi (r = 0,486). Untuk itu perlu melakukan manajemen stress lansia untuk menurunkan resiko peningkatan tekanan darah seperti teknik relaksasi progresif serta pengontrolan berat badan lansia untuk mencegah peningkatan IMT dengan aktivitas olah raga dan pola makan yang baik.Kata kunci : stress, indeks masa tubuh, kejadian hipertensi
KORELASI ANTARA BEBAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI KELUARGA PADA PENDERITA SKIZOFRENIA Faizatur Rohmi
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.185 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i1.23

Abstract

Abstract : Schizophrenia is one of the diseases that are chronic. Approximately 40% -90% of people with schizophrenia live with their family, So the family to be part of the most responsible for the condition or the treatment in patients. In providing care to the patient, a lot of experience perceived them is the perceived burden of the family. One aspect of the care provided in schizophrenics is to conduct an effective and efficient communication in order to improve the quality of the care provided. The purpose of this study was to determine the Family Burden Correlates With Family Communication Capabilities In Schizophrenia Patients District of Bantur Bantur In the village of Malang. The study design using correlative, with sampling using purposive sampling technique. A number of research subjects 14. Based on test results obtained with Lamda p value of <0.05, which means that there is a correlation between Family Burden With Family Communication Skill In Patients with Schizophrenia. The conclusion of this study is experienced and perceived burden of families in caring for patients with schizophrenia have a positive correlation to the family skills when interacting with patients. Suggestions in this research is done psychoeducation program to be used to help families cope with the perceived burden of caring for family members with schizophrenia.Keywords : burden family, communication, schizophreniaAbstrak : Skizofrenia merupakan salah satu jenis penyakit yang bersifat kronis. Sekitar 40%-90% penderita skizofrenia tinggal dengan keluarga Sehingga keluarga menjadi bagian yang paling bertanggung jawab terhadap kondisi ataupun perawatan pada penderita. Dalam memberikan perawatan pada penderita, banyak pengalaman yang dirasakan diantaranya adalah beban yang dirasakan keluarga. Salah satu aspek  perawatan yang diberikan pada penderita skizofrenia adalah melakukan komunikasi yang efektif dan efisien guna meningkatkan kualitas perawatan yang diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Korelasi Antara Beban Keluarga Dengan Kemampuan Komunikasi Keluarga Pada Penderita Skizofrenia Di Desa Bantur Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Desain penelitian menggunakan korelatif, dengan teknik sampling menggunakan purposive sampling. Jumlah subyek penelitian sejumlah 14. Berdasarkan hasil uji dengan Lamda didapatkan nilai p value< 0.05 yang berarti bahwa terdapat Korelasi Antara Family Burden Dengan Communication Skill Keluarga Pada Penderita Skizofrenia. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah beban yang dialami dan dirasakan keluarga dalam merawat penderita dengan skizofrenia memiliki korelasi yang positif terhadap keterampilan keluarga pada saat beinteraksi dengan penderita. Saran dalam penelitian ini adalah dilakukannya Program psikoedukasi untuk diterapkan guna membantu keluarga dalam mengatasi beban yang dirasakan dalam merawat anggota keluarga dengan skizofrenia.      Kata kunci : beban keluarga, komunikasi, skizofrenia
PERAN WARGA PEDULI AIDS CAHAYA CARE TUREN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP ODHA Tri Nurhudi Sasono
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.761 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i1.37

Abstract

Abstract : Indicator of the health welfare through Sustanable Development Goals (SDGs) is to reduce the incidence of HIV-AIDS, decrease the rate of the epidemic and maintain the quality of life of people living with HIV-AIDS (PLWHA). Trend cases of HIV-AIDS is the most recent spread among people, especially housewives. In Malang until 2015 found 278 Housewife of 409 cases of AIDS. The prevalence of HIV-AIDS in Malang Regency is ranked second after Surabaya city in East Java. For the importance of public participation and citizen care AIDS Cahaya Care Turen take responsibility for the condition. Determination Rule Goverment number 2 2015 year on the Participation of the community response to HIV-AIDS in Malang as a legal rule. Concerned Citizens activities AIDS (WPA). WPA Cahaya Care Turen is increases HIV risk and quality of life PLWHA. The purpose of this study was to determine the role of Citizens AIDS Cahaya Care Quality of Care Turen against people living with HIV in Puskesmas Turen Malang. The study design using a quasi-experimental, with purposive sampling using a sampling technique. Total number of research subjects 23. Based on test results obtained with the Wilcoxon p value <0.005, which means that there is a significant difference before and after PLWHA joining participated in the WPA Cahaya Care Turen. The conclusion of this study is WPA activities involving people living with HIV and at risk groups can optimize compliance with antiretroviral drugs that have an impact on improving the quality of life of PLHIV. Suggestions in this research is done WPA Program activities are structured and ongoing cross-sector in order to improve the quality of life and empower PLWHA.Keywords : WPA Cahaya Care Turen, Quality of life, PLWHA Abstrak : Salah satu indikator kesejahteraan kesehatan melalui Sustanable Development Goals (SDGs) adalah menekan angka kejadian HIV-AIDS, menurunkan laju epidemik dan mempertahankan kualitas hidup Orang dengan HIV-AIDS (ODHA). Trend kasus HIV-AIDS terkini terbanyak adalah menjangkit dikalangan masyarakat khususnya pada ibu rumah tangga. Kabupaten Malang sampai dengan tahun 2015 ditemukan 278 Ibu Rumah Tangga dari 409 kasus AIDS. Prevalensi HIV-AIDS di Kabupaten Malang ini merupakan peringkat kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Untuk itu pentingnya peran serta masyarakat dan warga peduli AIDS Cahaya Care Turen ikut bertanggung jawab terhadap kondisi tersebut. Penetapan Peraturan Bupati Malang no.2 th.2015 tentang Peran serta masyarakat penanggulangan HIV-AIDS di Kabupaten Malang diharapkan dapat mengurangi risiko penularan HIV dan meningkatkan kualitas hidup ODHA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Warga Peduli AIDS Cahaya Care Turen terhadap Kualitas ODHA Di Wilayah Kerja Puskesmas Turen Kabupaten Malang. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen, dengan teknik sampling menggunakan purposive sampling. Jumlah subyek penelitian sejumlah 23. Berdasarkan hasil uji dengan Wilcoxon didapatkan nilai p value < 0.005 yang berarti bahwa terdapat perbedaan bermakna sebelum dan sesudah ODHA bergabung mengikuti kegiatan WPA Cahaya Care Turen. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kegiatan WPA dengan melibatkan ODHA dan kelompok beresiko dapat mengoptimalkan kepatuhan obat ART sehingga berdampak terhadap peningkatan kualitas hidup ODHA. Saran dalam penelitian ini adalah dilakukannya Program kegiatan WPA yang terstruktur dan berkesinambungan lintas sektor guna meningkatkan kualitas hidup dan memberdayakan ODHA.     Kata kunci : WPA Cahaya Care Turen, kualitas hidup, ODHA
ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP KEMAMPUAN NON TEKNIS DALAM PELAKSANAAN KEGAWATAN NEONATAL Ni Luh Diah Ayu Sita Dewi; Ali Haedar, Ahsan
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.076 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i1.28

Abstract

Abstract : The ratio of neonatal mortality rate increases with the number of births. The quality of the emergency of neonatal treatment with adequate facilities supported capacity of health personnel in the management of neonatal emergency is very important. Emergency nurse competence consists of: cognitive, clinical skills, and non-technical skills. Non-technical skills or soft skills, namely: communication, teamwork, situation awareness, leadership and decision-making and stress management. They still lack the training and learning curriculum non technical capability in the handling of the emergency of neonatal into inaccuracies in implementing the emergency of neonatal handling competence. Characteristics demographic is very influential in the implementation of the competence and performance of the emergency of neonatal nurses. The aim of this research is to analyze the characteristics of nurses to non technical capabilities in the implementation of the emergency of neonatal health center PONED. The design was cross-sectional sampling using purposive sampling technique. The number of study subjects consisted of 153 respondents. Instruments used in the form Closed Ended instrument. Based on the test results with Cross Table p value p> 0.05 characteristics of the training and continuing education, long work experience, and employment status of nurses is not related to the ability of non-technical nurses. Characteristics middle adulthood, the sex of male nurses (p <0.05) related to the non-technical abilities of nurses though not significant. Characteristics of respondents with education level S1 nursing significantly related to non technical capabilities of nurses in the decision-making capability variables. The conclusion of this study is characteristic of primary education nursing nurses correlate significantly on the ability of non-technical in neonatal emergency handler. Nursing implications of this research are expected to be upgraded non-technical ability to repair competence in the handling of the emergency of neonatal nurses.Keywords : demographics, skills, neonatal, non-technical, emergency, nurse Abstrak : Rasio angka mortalitas neonatal meningkat seiring peningkatan jumlah kelahiran. Kualitas penanganan kegawatan neonatal dengan fasilitas memadai ditunjang  kemampuan tenaga kesehatan dalam penanganan kegawatan  neonatal sangat penting. Kompetensi perawat kegawatan terdiri dari : kognitif, keterampilan klinis, dan keterampilan non teknis. Keterampilan non teknis atau soft skill yaitu :komunikasi, kerjasama tim, kesadaran situasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan, dan manajemen stres. Masih minimnya pelatihan dan kurikulum pembelajaran kemampuan non teknis dalam penanganan kegawatan neonatal menjadi ketimpangan dalam melaksanakan kompetensi penanganan kegawatan neonatal. Karakteristik demografi sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kompetensi dan performa perawat kegawatan neonatal. Tujuan dari penelitian ini menganalisis karakteristik perawat terhadap kemampuan non teknis dalam pelaksanaan kegawatan neonatal di Puskesmas PONED. Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik sampling menggunakan purposive sampling. Jumlah subyek penelitian terdiri dari 153 responden. Instrumen yang digunakan berupa Closed Ended Instrumen. Berdasarkan hasil uji dengan Cross Table nilai p value p>0.05 karakteristik pelatihan dan pendidikan lanjut, lama pengalaman kerja, dan status kepegawaian perawat tidak berhubungan terhadap kemampuan non teknis perawat. Karakteristik usia dewasa pertengahan, jenis kelamin laki-laki perawat (p<0,05) berhubungan terhadap kemampuan non teknis perawat walau tidak signifikan. Karakteristik responden dengan tingkat pendidikan S1 keperawatan berhubungan secara signifikan terhadap kemampuan non teknis perawat pada variabel  kemampuan pengambilan keputusan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah karakteristik  pendidikan dasar keperawatan perawat berhubungan secara signifikan terhadap kemampuan non teknis dalam penanganan kegawatan neonatal. Implikasi keperawatan dalam penelitian ini adalah diharapkan kemampuan non teknis ditingkatkan untuk perbaikan kompetensi perawat dalam penanganan kegawatan neonatal. Kata kunci : demografi, ketrampilan, neonatal, non teknis, kegawatan, perawat
PERAN KELUARGA DALAM MEMANTAU KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI PADA MASYARAKAT Saiful Nurhidayat
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.379 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i1.38

Abstract

Abstract : Hypertension or high blood pressure is an abnormal increase in blood pressure in the arteries continuously over a period. The dangers of hypertension can lead to damage to various organs including kidneys, brain, heart, eye, causing vascular resistance and stroke. Hypertension takes care of the old and continuously. One effective way to lower blood pressure is to obediently take medicine so that it takes the role of families in monitoring patients taking the medication. With the participation of the family are expected to hypertension sufferers can be controlled. This study aims to determine the family's role in monitoring the adherence of hypertensive patients. The study was conducted in rural communities Slahung Ponorogo, a representative sample of 53 respondents taken by purposive sampling. Quantitative design with cross sectional design of the study the family's role in monitoring the adherence of hypertensive patients. Instruments in this study using questionnaires and observation sheets. The results of 53 respondents obtained the majority of the 29 respondents (55%) has the role of both families and 24 respondents (45%) families have a bad role in monitoring medication adherence. Age and education contribute to determining the role family. Intermediate (41-60 years old) and college education contribute to determining the role well. Conversely > 61 years of elementary education and contribute in a bad role.Keywords : the role of the family, medication adherence, hypertension. Abstrak : Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Bahaya hipertensi dapat memicu rusaknya berbagai organ tubuh diantaranya: ginjal, otak, jantung, mata, menyebabkan resistensi pembuluh darah dan stroke. Penyakit hipertensi membutuhkan perawatan yang lama dan terus menerus. Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan patuh minum obat sehingga dibutuhkan peran keluarga dalam memantau minum obat penderita. Dengan adanya peran serta keluarga diharapkan penyakit hipertensi penderita dapat terkontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran keluarga dalam memantau kepatuhan minum obat penderita hipertensi. Penelitian dilakukan pada masyarakat desa Slahung Ponorogo,sampel representatif sejumlah 53 responden diambil secara Purposive Sampling. Desain kuantitatif dengan rancangan Cross sectional yang mempelajari peran keluarga dalam memantau kepatuhan minum obat penderita hipertensi. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Hasil penelitian dari 53 responden didapatkan sebagian besar 29 responden (55 %) keluarga mempunyai peran baik dan 24 responden (45 %) keluarga mempunyai peran buruk dalam memantau kepatuhan minum obat. Faktor usia dan pendidikan berkontribusi dalam menentukan peran keluarga. Usia madya (41-60 tahun) dan jenjang pendidikan perguruan tinggi berkontribusi dalam menentukan peran baik. Sebaliknya > 61 tahun dan jenjang pendidikan SD berkontribusi dalam peran buruk.Kata Kunci : peran keluarga, kepatuhan minum obat, penyakit hipertensi.
HUBUNGAN DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DENGAN TINGKAT STRES PASIEN HIV/AIDS Pria Wahyu Romadhon Girianto, Wiwik
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.279 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i1.29

Abstract

Abstract : HIV/AIDS was one of psychosocial stressors in a person's life, because the disease was classified as chronic. The aims to determine the correlation between family support and HIV/AIDS patient stress level in Melati Ward Kediri General Hospital. Design was used correlation analytic with cross sectional approach. 20 respondents was taken by accidental sampling technique. Data were analyzed with Spearman rank test  0.05. The results showed nearly all respondents 80.0% less to get psychological support from family, and nearly half of the respondents 30.0% with moderate stress levels. Spearman rank test was obtained p value =0.024 that means there is a correlation between family support and HIV/AIDS patient stress level. Correlation coefficient was moderate (r = -0.503) with a negative direction. The level of stress on HIV/AIDS patient depends on their family support. The family as a support system of HIV/AIDS patient should be provide both moriil and material support to prevent high level of stress on HIV/AIDS.Keywords : family support, stress levels, HIV/AIDS Abstrak : Penyakit HIV/AIDS merupakan salah satu stressor psikososial dalam kehidupan seseorang, karena penyakit ini tergolong kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stres pasien HIV/AIDS di Ruang Melati RSUD Kab Kediri. Desain penelitian menggunakan analitik korelasional dengan pendekatan cross Sectional. Didapatkan sampel 20 respondendengan teknik accidental sampling. Data di analisis dengan uji rank spearman dengan =0,05. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh responden (80%) kurang mendapatkan dukungan psikososial dari keluarga dan hampir setengah responden 30,0% dengan tingkat stress sedang. Hasil uji statistik diperoleh p value = 0,024 artinya ada hubungan dukungan psikososial keluarga dengan tingkat stres pada HIV/AIDS dengan nilai kekuatan hubungan sedang dan arah negative (r = -0,503). Tingkat stress pasien HIV tergantung padakoping masing-masing individu, dan dukungan keluarga hanya dapat sedikit membantu meringankan beban pasien. Keluarga sebagai pendamping terdekat pasien harus selalu siap memberikan bantuan baik moriil maupun materiil.Kata kunci : dukungan keluarga, tingkat stres, HIV/AIDS
PENGARUH DONGENG TERHADAP PERUBAHAN GANGGUAN TIDUR ANAK USIA PRASEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI DI RUMAH SAKIT Rinik Eko Kapti; Ahsan, Siti Nur Rizky Setianingrum
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.742 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i1.33

Abstract

Abstract : Sleep disorder is one of the effects in a preschool children who are undergoing hospitalization. Fulfilling sleep and rest need for children is important to support the recovery of his health status. Activities such Storytelling is one of the non-pharmacological treatment of sleep disorders that use the principles of distraction. This study aims to determine the effect of a Storytelling to the change of preschooler sleep disorders. This study uses a true experimental design with a method called as pretest posttest control group design which is conducted on 10 respondents control group and 10 respondents treatment groups by providing a storytelling activity in the treatment group. The sampling was taking by using probability sampling with a method called as simple random sampling. The results of this study show about the control group with 70% of respondents who experienced a decrease in sleep disorders but not significant and 30% of respondents did not experience a decrease in sleep disorders. In the treatment group, the results showed that 100% of respondents decreased sleep disorders. Based on the results of the analysis of the dependent T test showed a significant result (p = 0.000 <0.05) in the treatment group, but the analysis results dependent T test did not show significant results (p = 0.326> 0.05) in the control group and independent T test of the difference between the results of control and treatment groups showed significant values (p = 0.002 <0.05). The conclusion, there are significant influences of storytelling to the change of preschooler sleep disorders due to the hospitalization. The advice for this study, from now hospitals can use the method of storytelling as a way to resolve children’s sleep disorders which is caused by hospitalization.Keywords : sleep disorders, preschooler, hospitalization, storytelling Abstrak : Gangguan tidur merupakan salah satu dampak yang sering muncul pada populasi anak usia prasekolah yang sedang menjalani hospitalisasi. Dalam keadaaan sakit, pemenuhan kebutuhan anak terkait tidur dan istirahat sangatlah penting untuk mendapatkan energi demi mendukung pemulihan status kesehatannya. Aktivitas membacakan dongeng merupakan salah satu terapi non-farmakologis gangguan tidur yang dilakukan dengan  prinsip distraksi atau pengalihan perhatian anak terhadap sakitnya dengan cara membacakan dongeng yang menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dongeng terhadap perubahan gangguan tidur anak usia prasekolah akibat hospitalisasi. Penelitian ini menggunakan desain true experimental dengan metodepretest posttest control group design dilakukan pada 10 responden kelompok kontrol dan 10 responden kelompok perlakuan.Pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan metode simple random sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pada kelompok kontrol terdapat 70% responden yang mengalami penurunan gangguan tidur namun tidak signifikan dan 30% responden tidak mengalami penurunan gangguan tidur. Pada kelompok perlakuan, hasil menunjukkan 100% responden mengalami penurunan gangguan tidur.Bedasarkan hasil analisis uji T dependen menunjukkan hasil signifikan (p=0,000<0,05) pada kelompok perlakuan, hasil analisis uji T dependen menunjukkan hasil yang tidak signifikan (p=0,326 > 0,05) pada kelompok kontrol  dan uji T independen antara selisih hasil kelompok kontrol dan perlakuan menunjukkan nilai signifikan (p=0,002< 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh dongeng  terhadap perubahan gangguan tidur  anak usia prasekolah akibat hospitalisasi secara nyata. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah agar rumah sakit dapat menggunakan metode mendongeng sebagai salah satu upaya mengatasi gangguan tidur anak akibat hospitalisasi.Kata kunci : gangguan tidur, anak Usia prasekolah, hospitalisasi, dongeng
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPARAHAN PMS DENGAN TINGKAT KECEMASAN DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA PUTRI Henny Dwi Susanti; Reni Ilmiasih; Ari Arvianti
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.431 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i1.32

Abstract

Abstract : Pre Menstrual Syndrome (PMS) is a collection of physical symptoms, psychological, and emotions associated with the woman's menstrual cycle and consistently occur during the luteal phase of the menstrual cycle due to hormonal changes associated with the current cycle of ovulation (release of eggs from the ovary) and menstruation. Some of the complaints were felt during PMS, such as headache, back pain, breast pain, sleep disorders, and more than a few complaints can cause anxiety in women with PMS. This research was conducted observational analytic with cross sectional method. levels of anxiety and sleep quality in adolescent girls (as dependent variable). The sample used in this research were 30 students. Total sampling is a sampling technique in which the number of samples is equal to the population. there is a significant correlation between the severity of PMS with the level of anxiety. A positive correlation coefficient indicates that the relationship between the severity of PMS with anxiety levels. The more severe or severe PMS level, the level of anxiety is also heavier. Conversely, the mild severity of PMS, the anxiety level is also lighter. There is a significant correlation between the severity of PMS with the quality of sleep.Keywords : severity PMS, level of anxiety, quality sleep, adult Abstrak : Pre Menstrual Syndrome (PMS) merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita dan secara konsisten terjadi selama tahap luteal dari siklus menstruasi akibat perubahan hormonal  yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan menstruasi. Beberapa keluhan yang dirasakan saat PMS yaitu sakit kepala, sakit punggung, nyeri pada payudara, gangguan tidur, dan lain-lain.Akibat dari beberapa keluhan yang dirasakantersebut dapat menimbulkan kecemasan pada wanita yang mengalami PMS. Penelitian ini dilakukan secara observasional analitik dengan metode pendekatan cross sectional. tingkat kecemasan dan kualitas tidur pada remaja putri (sebagai variabel dependen). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 siswi. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi. terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat keparahan PMS dengan tingkat kecemasan. Koefisien korelasi yang positif menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat keparahan PMS dengan tingkat kecemasan. Semakin parah atau berat tingkat PMS, maka tingkat kecemasan juga semakin berat. Sebaliknya, semakin ringan tingkat keparahan PMS, maka tingkat kecemasan juga semakin ringan. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat keparahan PMS dengan kualitas tidur.Kata kunci : tingkat keparahan,PMS, tingkat kecemasan, kualitas tidur, remaja.
IPTEK BAGI MASYARAKAT : “Let’s Be Survivor Cardio” UPAYA REGULASI PERILAKU BERESIKO CARDIOVASCULAR DISEASE TAHUN 2014 Wiwit Nurwidyaningtyas; Siti Kholifah
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.886 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v3i1.34

Abstract

Abstract : Various risk factors such as smoking, hypertension, chronic elevated blood sugar levels, increased blood fat levels that not controlled and the lack of sporting activity are directly proportional to the increase in the prevalence of cardiovascular disease (CVD). But people generally do not realize that these risk factors closely related to unhealthy lifestyles inherent in public behavior, including the family environment. Lack of family awareness about  risk of CVD patterns become an important point in the risk factor control strategies through the dissemination and application of a pilot project in a targeted area. This program aims to encourage families built to be able to control or reduce behaviors or habits that lead to CVD risk behavior. In Higher Education program funded IbM we try to apply the smart card on the family built that called logbook for monitoring indicators of risk behavior includes, waist circumference, blood pressure, blood glucose monitoring and blood fat, diet and exercise and smoking habits. This program is facilitated by local cadres who previously had trained  on CVD risk factors during cadre training program in Rampal Celaket Public Health Services working area has been done in 2013. Then family discipline built for the implementation of an advanced program "One card for my neighbor" will be evaluated. Evaluation of the results of the program indicate that the socialization of the healthy heart control card has been given to the family target is not directly proportional to the discipline of monitoring indicators of risky behaviors. This results still far from the expectation, considering the risk factors for CVD inherent in the life behavior is still not a priority needs and yet to be felt as actual symptoms that adversed family.Keywords : cardiovascular disease, risk, regulation Abstrak: Berbagai faktor resiko seperti merokok, hipertensi, peningkatan kadar gula darah kronis, peningkatan kadar lemak darah yang tidak terkontrol dan kurangnya aktivitas olah raga berbanding lurus dengan peningkatan prevalensi cardiovascular disease (CVD). Namun masyarakat pada umumnya tidak menyadari bahwa faktor resiko tersebut erat kaitannya dengan pola hidup tidak sehat yang melekat pada perilaku masyarakat termasuk lingkungan keluarga. Kurangnya kesadaran keluarga akan pola kebiasaan beresiko CVD menjadi poin penting dalam penyusunan strategi pengendalian faktor resiko melalui sosialisasi dan aplikasi pilotproject dalam suatu area binaan. Program ini bertujuan mendorong keluarga binaan untuk dapat mengendalikan atau berupaya mengurangi perilaku atau kebiasaan yang mengarah pada perilaku beresiko CVD. Dalam program IbM yang didanai DIKTI ini kami mencoba mengaplikasikan kartu cerdas pada keluarga binaan yang disebut sebagai logbook untuk pemantauan indikator perilaku beresiko meliputi, lingkar perut, tekanan darah, pemantauan gula darah dan lemak darah, pola makan dan olahraga serta kebiasaan merokok. Program ini difasilitasi oleh kader setempat yang sebelumnya telah dierikan pelatihan tentang faktor resiko CVD pada program pelatihan kader wilayah kerja PKM Rampal Celaket yang telah dilakukan pada tahun 2013. Kemudian akan dievaluasi kedisiplinan keluarga binaan untuk pelaksanaan program lanjutan “Satu kartu untuk tetangga-Ku”. Evaluasi hasil program menunjukkan bahwa sosialisasi kartu kendali jantung sehat yang telah diberikan pada keluarga binaan tidak berbanding lurus dengan kedisiplinan pemantauan indikator perilaku beresiko dengan hasil yang masih jauh dari harapan mengingat faktor resiko CVD yang melekat pada perilaku hidup masyarakat masih belum menjadi prioritas kebutuhan dan belum dirasakan adanya gejala aktual yang merugikan keluarga.Kata kunci :cardiovascular disease, resiko, regulasi

Page 1 of 1 | Total Record : 9