cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
ISSN : 23388528     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Ranah: Journal of Language Studies is published by the National Agency for Language Development and Cultivation. It is a research journal which publishes various research reports, literature studies and scientific writings on phonetics, phonology, morphology, syntax, discourse analysis, pragmatics, anthropolinguistics, language and culture, dialectology, language documentation, forensic linguistics, comparative historical linguistics, cognitive linguistics, computational linguistics, corpus linguistics, neurolinguistics, language education, translation, language planning, psycholinguistics, sociolinguistics and other scientific fields related to language studies. It is published periodically twice a year in June and December. Each article published in Ranah will undergo assessment process by peer reviewers.
Arjuna Subject : -
Articles 248 Documents
Ranah: Volume 7, Nomor 1, Juni 2018 Cover Belakang
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 7, No 1 (2018): Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.089 KB)

Abstract

DIASPORA ETNIK JAWA DAN TRANSMISI BAHASA JAWA ANTARGENERASI DI SUMATRA UTARA Wawan Prihartono
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 5, No 1 (2016): Jurnal Ranah
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.872 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v5i1.36

Abstract

Diaspora Javanese ethnic to North Sumatra driven at the time of the Dutch government in large quantities create their identity loss there now . Java language in North Sumatra did not survive as it should be. Javanese ethnic, prefers to use the Indonesian language in everyday communication rather than the Javanese language as a consequence of assimilation with the local culture, namely the Malay culture. This study aimed to describe the intergenerational transmission of the Java language in North Sumatra as a reference for the vitality of the Java language in there . The study used a qualitative descriptive method . As a result, intergenerational transmission of the Java language in North Sumatra show gradations drastic decline from generation to generation . The older generation does not transmit an javanese language to the next generation so well that indicated the Java language in North Sumatra are threatened with extinction.    ABSTRAKDiaspora etnik Jawa ke Sumatra Utara dalam jumlah yang cukup besar yang digerakkan pada zaman pemerintah Hindia Belanda membuat etnik Jawa di sana kehilangan identitas bahasanya. Bahasa Jawa di Sumatra Utara tidak bertahan sebagaimana mestinya. Etnik Jawa lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia dalam komunikasi sehari-hari daripada bahasa Jawanya sebagai konsekuensi pembauran dengan kebudayaan lokal, yaitu budaya Melayu. Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan transmisi bahasa Jawa antargenerasi di Sumatra Utara sebagai acuan vitalitas bahasa Jawa di sana. Kajian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasilnya, transmisi bahasa Jawa antargenerasi di Sumatra Utara menunjukkan gradasi penurunan yang drastis dari generasi ke generasi. Generasi tua etnik Jawa tidak mentransmisikan bahasanya kepada generasi berikutnya dengan baik sehingga diindikasikan bahasa Jawa di Sumatra Utara sekarang dalam kondisi terancam punah.
Keberlakuan Nomina sebagai Predikat dalam Kalimat Bahasa Indonesia: Kajian Sintaksis Mujahid Zenul Ambiya
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 7, No 1 (2018): Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.561 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v7i1.543

Abstract

In Indonesian language, there are noun that occupy predicate. However, noun are often not considered as predicate by linguists. This day, generaly speaking that verba occupy predicate. Purpose of this research is to describe (1) character of noun, (2) noun that occupy predicate and subject, (3) influence of noun predicate on role argument, (4) presence of copula in sentence with noun as predicate. This type of research is qualitative research. Data analysis method is distribution method. Data analysis techniques is divide direct elements, insert, extend, and reverse. Result of this research is predicate noun has characteristic can be inserted with bukan, dari, yang, menjadi, merupakan, adalah, ialah, dan, hanya, and atau. Noun that occupy predicate are less individual than it subject. Noun occupying predicate also influence role semantic arguments around it. Sentence with noun predicate can be inserted with copula, but sentence is different from sentence with noun predicate. AbstrakDalam bahasa Indonesia, terdapat nomina yang menduduki predikat. Namun, nomina sering tidak diperhitungkan dalam posisinya sebagai predikat oleh ahli bahasa. Dewasa ini, umum dibicarakan verba yang menduduki sebagai predikat. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan (1) ciri nomina, (2) nomina yang menduduki predikat dan subjek, (3) pengaruh predikat nomina terhadap peran argumen, (4) kehadiran kopula dalam kalimat dengan nomina sebagai predikat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang mengandung predikat yang berkelas kata nomina dalam bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini, sumber data primer adalah Solopos dan Kompas. Metode yang digunakan adalah metode simak. Teknik pengumpulan data adalah teknik catat. Metode analisis data adalah metode agih. Teknik analisis data menggunakan teknik bagi unsur langsung, sisip, perluas, dan balik. Hasil dari penelitian ini adalah nomina yang menduduki predikat memiliki ciri dapat disisipi dengan bukan, dari, yang, menjadi, merupakan, adalah, ialah, dan, hanya, dan atau. Nomina yang menduduki predikat lebih tidak individual daripada subjeknya. Kemudian, nomina yang menduduki predikat juga mempengaruhi peran semantis argumen di sekitarnya. Kalimat berpredikat nomina dapat disisipi dengan kopula, tetapi kalimat tersebut berbeda dengan kalimat berpredikat nomina.   
PEMERTAHANAN BAHASA JAWA PADA INTERAKSI SISWA DAN GURU DALAM PEMBELAJARAN KAJIAN SOSIOLINGUISTIK DI MTS AL-HIKMAH PASIR DEMAK Umi Kholidah
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Ranah
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4458.819 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v4i2.27

Abstract

Pemertahanan bahasa Jawa dilakukan agar masyarakat memiliki sikap positif terhadap penggunaan bahasa Jawa. Pemertahanan bahasa bertujuan agar kedudukan bahasa Jawa kembali dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa sebagai interaksi dalam pembelajaran atau komunikasi dengan sesama masyarakat Jawa. Perlunya pemertahanan bahasa Jawa adalah karena kenyataan membuktikan bahwa masyarakat pengguna bahasa Jawa dewasa ini sangat memprihatinkan, banyak yang tidak mengerti bahasa Jawa, khususnya bahasa Jawa Krama. Pemertahanan bahasa ini dilakukan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat agar mereka dapat melestarikan bahasa daerah yang dipakainya sebagai identitas masyarakat Jawa.
PENGUNGKAPAN MODALITAS CAN DAN COULD PADA PENERJEMAHAN BAHASA INGGRIS KE DALAM BAHASA INDONESIA R. Renny Soelistiyowati
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 5, No 2 (2016): Jurnal Ranah
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.65 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v5i2.150

Abstract

This paper is aimed to disclose the modality elements of English that are translated into Indonesia language based on the meaning derived from its context, such as the difference between the units and part of speech; the equivalence of the modality elements of primary modifier verb can and secondary modifier verb could translated from English to Indonesian language, and also the probability of the translation of primary modifier verb can and secondary modifier verb could translated from English to Indonesian language. The source of the data is The Naked Face novel and its translation version, Muka Telanjang. It was found that 54 sentences contain can and could. It was also found 57 modifier verbs can and could that consist of 18 primary modifier verbs can and 39 modifier verbs could. In addition, there were also units shifting from (could) to phrase (bisa saja), part of speech shifting such as modifier verb (I can’t) into adjective (tidak pandai), equivalence from (can) and (could) into some vocabularies of Indonesian language and also translation equivalence probability of modality can and could into some vocabularies in Indonesian language with their respective frequencies. ABSTRAKPenyusunan makalah ini bertujuan untuk mengungkapkan unsur modalitas bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berdasarkan makna yang diperoleh dari konteksnya. Misalnya, perbedaan unit dan kelas kata; kesepadanan unsur modalitas verba pewatas primer can dan verba pewatas sekunder could yang diterjemahkan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia; serta probabilitas penerjemahan unsur modalitas bahasa Inggris verba perwatas primer can serta verba pewatas sekunder could yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Sumber data dalam makalah ini diambil dari novel The Naked Faced serta terjemahannya Muka Telanjang. Dari proses penelitian yang dilakukan, ditemukan 54 kalimat yang mengandung modalitas can dan could. Ditemukan pula 57 verba pewatas pewatas can dan could yang terdiri dari 18 verba pewatas primer can dan 39 verba pewatas sekunder could. Selain itu, terdapat pergeseran unit seperti dari kata (could) menjadi frasa (bisa saja) serta terdapat pergeseran kelas kata, seperti dari verba pewatas (I can’t) menjadi adjektiva (tidak pandai); terdapat kesepadanan dari (can) dan (could) ke dalam beberapa kosakata bahasa Indonesia; serta terdapat probabillitas kesepadanan penerjemahan modalitas can dan could menjadi beberapa kosakata bahasa Indonesia dengan frekuensinya masing-masing.
Pengetahuan Masyarakat Sunda Perdesaan Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur Jawa Barat tentang Peraturan Kebahasaan Dindin Samsudin
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 6, No 2 (2017): Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.603 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v6i2.257

Abstract

The reality of the language usage that exists in Indonesia is still apprehensive. If we observed, until now there are so many language usages in public spaces, both billboards and instructional boards still use foreign languages or a mix between Indonesian language and foreign languages. That reality of language is not relevant with the legislations which prevail in Indonesia because the legislations stipulate the preferential using of Indonesian language in public space. However, the legislations about language are not well known by the society, so they still prefer using the foreign languages. This research aimed to reveal the knowledge of rural Sundanese society in Garut and Cianjur Regency, West Java about the language regulations. This research used quantitative approach with survey method. The result showed that in general the knowledge of rural Sundanese society in Garut and Cianjur Regency, West Java about language regulations can be categorized not good because the average value only reached 34.25% of the ideal standard. AbstrakKenyataan kebahasaan yang ada di Indonesia masih saja memprihatinkan. Jika diamati, hingga kini masih banyak pemakaian bahasa di ruang publik, baik papan nama maupun papan petunjuk, yang menggunakan bahasa asing atau campuran bahasa Indonesia dan bahasa asing. Kenyataan kebahasaan tersebut tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia karena peraturan perundang-undangan mengharuskan pengutamaan penggunaan bahasa Indonesia dalam ranah publik. Namun, peraturan perundang-undangan tentang kebahasaan tersebut sepertinya belum diketahui oleh masyarakat sehingga mereka masih mengutamakan bahasa asing. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengetahuan masyarakat Sunda pedesaan di Kabupaten Garut dan Cianjur Jawa Barat tentang peraturan kebahasaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum pengetahuan masyarakat Sunda pedesaan di Kabupaten Garut dan Cianjur di Jawa Barat tentang peraturan kebahasaan dapat dikategorikan tidak baik sebab rata-ratanya baru mencapai 34,25% dari ideal. 
Analisis Wacana Kritis terhadap Iklan-Iklan Pajak dalam Pembentukan Realitas pada Kehidupan Masyarakat Agung Suryo Nugroho
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Ranah
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.946 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v1i1.18

Abstract

Iklan pajak umumnya merupakan iklan yang bertujuan untuk menghimbau dan mengajak masyarakat untuk membayar pajak. Berbagai pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat teks iklan mendapatkan pengaruh yang signifikan dari institusi yang memesannya, yaitu institusi pajak. Disadari atau tidak, realitas tertentu dibentuk atau terbentuk melalui teks tersebut, namun realitas seperti apa yang dibentuk atau terbentuk melalui iklan ini dan apa implikasinya terhadap khalayak umum? Penelitian pada makalah ini akan mengkaji tiga iklan pajak yang pernah ditayangkan di media TV. Iklan ini dianalisis menggunakan Analisis Wacana Kritis (AWK) yang ditawarkan oleh Norman Fairclough. Fairclough (1995: 23) membagi AWK dalam tiga dimensi yang saling berhubungan; text, discourse practice dan sociocultural practice. Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada ketiga dimensi tersebut, teks iklan ini didominasi untuk tujuan pencitraan. Selain itu, teks ini juga dibuat dengan mengangkat realitas yang ada serta membentuk realitas tertentu di dalam masyarakat.
BENTUK-BENTUK EKSPRESI KEKERASAN VERBAL TERHADAP PEREMPUAN DI TAYANGAN TELEVISI Iqbal Nurul Azhar
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 1, No 2 (2012): Jurnal Ranah
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v1i2.50

Abstract

Penelitian ini mengkaji bentuk-bentuk kekerasan verbal terhadap perempuan di beberapa program televisi popular. Pertimbangan umum diambilnya topik ini adalah karena isu-isu terkait kekerasan verbal terhadap perempuan masih sangat hangat dibicarakan. Studi ini menggunakan linguistik sebagai alat analisisnya. Dengan demikian, fokus kajian ini adalah ekspresi-ekspresi verbal yang digunakan untuk mengasari perempuan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode untuk mengumpulkan data adalah observasi nonpartisipan dengan metode sadap sebagai teknik dasarnya dan metode rekam dan catat sebagai teknik lanjutannya. Metode untuk menganalisis data adalah metode identitas. Metode untuk menyajikan hasil analisis data adalah metode informal. Studi ini dilakukan selama bulan Agustus 2012 pada empat stasiun televisi swasta yaitu RCTI, SCTV, AnTV and TransTV. Beberapa temuan telah didapat yaitu: (1) banyak ekspresi kekerasan verbal dijumpai di program-program televisi (2) ekspresi-ekspresi tersebut beraneka ragam bentuknya
PERAN KUNCI DAN INSPIRASI “SANG PUTRI SEJATI”: ANALISIS WACANA KRITIS ATAS SURAT-SURAT KARTINI P. Ari Subagyo
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Ranah
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9785.075 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v3i2.41

Abstract

R.A. Kartini dijuluki “pendekar bangsa, pendekar kaumnya untuk merdeka”. Kepahlawanan Kartini secara formal diakui melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia (Ir. Soekarno). Namun, kepahlawanan Kartini disangsikan oleh sejumlah pihak dalam media sosial. Kesangsian itu menunjukkan bahwa kepahlawanan Kartini tidak/kurang dipahami oleh masyarakat Indonesia. Apa sesungguhnya peran kunci dan inspirasi dari seorang Kartini? Melalui analisis wacana kritis (AWK) atas kehidupan Kartini sebagai teks, terungkap bahwa peran kunci Kartini dalam konteks zamannya adalah keberaniannya memperjuangkan emansipasi, mendobrak kekolotan adat, dan menentang penjajahan. Adapun lewat AWK atas surat-suratnya, terlacak bahwa Kartini menawarkan inspirasi mengenai (1) visi kebangsaan, (2) vitalnya pendidikan, (3) pentingnya membaca dan menulis, (4) sikap kritis dan berani, (5) kesederhanaan dan kerendahan hati, (6) keselarasan dalam keluarga, serta (7) kepercayaan diri membangun relasi. Melalui surat-suratnya yang analitis dan menyentuh, Kartini tampil mewujudkan kepemimpinan wacana (discursive leadership) bagi kaum hawa dan bangsanya.
KOSAKATA SISTEM PERTANIAN TRADISIONAL SUNDA: KAJIAN STRUKTUR DAN MAKNA Taufik Setyadi Aras
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 6, No 1 (2017): Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.935 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v6i1.294

Abstract

Identity of Indonesia as agrarian country begins fading. A lot of the traditional farmers change their job to industrial sectors then impacting on behavior patterns of society to the environment and reducing the knowledge and skills in the traditional farming. The issues examined are the vocabulary of Sundanese traditional agricultural systems by using study the structure and semantics. The method used in this research is a qualitative descriptive method. This research applies some theories from Djajasudarma (2009 and 2013), Kridalaksana (2005), and Ramlan (1991). The results of this study that a category of vocabulary of Sundanese traditional agriculture systems divide into four classes, verbs and verbal, nouns and nominal, numeralia, derivative formand adjectives. The structure divides into two forms; base form and derivative form. Derivative form has four types, affixation, reduplication, acronym, and the combined of word. The meaning of vocabulary referring to tools and equipment, cultivation activities, circumstances and conditions of paddy, planting, place and crock, time, traditional ceremonies, community leaders’ rice pests, and size or dosage.ABSTRAKIdentitas Indonesia sebagai negara agraris mulai luntur. Tidak sedikit petani tradisional beralih pekerjaan ke sektor industri sehingga berdampak pada pola perilaku masyarakat terhadap lingkungan serta mengikis pengetahuan dan keterampilan dalam tata cara bertani tradisional. Masalah yang diteliti adalah kosakata sistem pertanian tradisional berbahasa Sunda dengan menggunakan kajian struktur dan makna. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan yaitu teori Djajasudarma (2009 dan 2013), Kridalaksana (2005), dan Ramlan (1991) . Berdasarkan penelitian, diketahui empat kelas kata yang ditemukan, yaitu verba(l), nomina(l), numeralia, dan adjektiva. Struktur kosakata ada dua bentuk, yaitu bentuk dasar dan turunan. Bentuk turunan ada empat, yaitu berdasarkan afiksasi, reduplikasi, akronim, dan gabungan kata. Makna kosakata mengacu pada peralatan dan perkakas, aktivitas penggarapan, keadaan dan kondisi padi, proses penanaman, nama tempat dan wadah, nama waktu, upacara tradisional, tokoh masyarakat, hama padi, serta ukuran atau takaran.

Page 3 of 25 | Total Record : 248