cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
ARKAVI [Arsip Kardivaskular Indonesia)
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 71 Documents
Studi Pendahuluan: Perbandingan Fungsi Sistolik Dan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri Pada Pasien Kardiomiopati Dilatasi Dengan Fraksi Ejeksi Kurang Dari 30 % Dan Lebih Dari 30% Aufa Safira Putri; Nisha Aulia Fitriani
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 2 No. 2 (2017): Arkavi: Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.052 KB)

Abstract

ABSTRAK Dilated Cardiomiopathy (DCM) merupakan penyakit pada otot jantung, yang ditandai dengan dilatasi (pelebaran) ruang jantung dan penipisan dinding ventrikel, tanpa disertai penyakit arteri koroner, penyakit jantung katup atau penyakit jantung lainnya. Tatalaksana kardiomiopati dilatatif memerlukan pemeriksaan lanjutan dengan menggunakan alat ekokardiografi, guna menilai fungsi sistolik dan fungsi diastolik ventrikel kiri. Pada penelitian ini menggunakan data sekunder dengan mengambil data dari berkas rekam medis RS. Jumlah pengumpulan data ekokardiografi terdiri dari 10 pasien dengan kardiomiopati dilatatif yang menjalani prosedur pemeriksaan ekokardiografi. Kemudian secara deskriptif dibandingkan fungsi diastolik LV pada kasus kasus dengan fungsi sistolik (Fraksi Ejeksi) LV <30% dan >30%. Hasil penelitian ini menunjukan pasien dengan EF ≥ 30% gangguan relaksasi (derajat 1) terdapat pada 60%, 20% memiliki gangguan compliance pseudonormal (derajat 2) dan 20% lainnya dengan gangguan restriktif (derajat 3). Pada pasien dengan EF < 30% gangguan relaksasi (derajat 1) hanya terjadi pada 20% kasus, sedangkan gangguan restriktif (derajat 3) teriadi pada 80% kasus. Dapat disimpulkan bahwa pasien Kardiomiopati dilatatif dengan EF < 30% lebih banyak mengalami gangguan disfungsi diastolik restriktif (derajat 3-4), sedangkan pada pasien dengan EF ≥ 30% lebih banyak mengalami gangguan disfungsi diastolik gangguan relaksasi (derajat 1). Kata Kunci : DCM, Fungsi Sistolik dan Fungsi Diastolik
Laporan Kasus : Teknik Pengukuran Derajat Keparahan Regurgitasi Aorta Claudia Arantha Sinar; Fadila Annisa
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 2 No. 2 (2017): Arkavi: Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.457 KB)

Abstract

Abstrak Regurgitasi aorta atau insufisiensi aorta dalah kelainan pada katup aorta yang menjadi lemah ataupun membesar sehingga katup tidak dapat menutup dengan baik. Hal ini mengakibatkan jumlah darah berlebihan pada ventrikel kiri, yang diterima baik dari atrium kiri maupun dari volume regurgitan aorta melalui katup aorta yang inkompeten, yang dikarenakan aliran balik darah dari aorta ke ventrikel kiri. Ekhokardiografi berguna dalam menentukan penyebab AR, dengan mendeteksi terjadinya dilatasi annulus dan pangkal aorta, diseksi aorta, atau patologi kuspis katup primer. Laporan Kasus ini bertujuan untuk mempelajari diagnosis dan menentukan derajat Regurgitasi Aorta dengan metode (Pressure Half Time) PHT pada ekhokardiografi. Hasil pemeriksaan Ekhokardiografi, terlihat peningkatan ketebalan dan massa ventrikel kiri disertai peningkatan volume dan tekanan diastolik ventrikel kiri yang dapat disebut LVH Konsentrik serta regurgitasi aorta. Hasil pengamatan ini disimpulkan bahwa teknik yang digunakan dalam ekhokardiografi berpengaruh untuk mengukur derajat keparahan regurgitasi aorta. Kata Kunci : Regurgitasi Aorta , Ekhokardiografi, Pressure Half Time
Hasil Tindakan Percutaneous Coronary Intervention Pada Pasien Chronic Total Occlusion Hanifah Mardiyyah; Bagus Rahmat F; Difa Raisatul Ummah
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 2 No. 2 (2017): Arkavi: Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.392 KB)

Abstract

Oklusi total kronis koroner biasanya ditemukan pada pasien dengan penyakit arteri koroner. Tindakan Percutaneous Coronary Intervension (PCI) merupakan salah satu tindakan yang baik dalam menangani CTO. PCI dilakukan pada 30% pasien CTO dengan tinghkat keberhasilan 70%. Metode laporan kasus menggunakan narasi deskriptif dengan studi kasus data primer, pada pasien 59 tahun dengan karakteristik dan adanya dugaan CAD. Intervensi PCI berhasil dilakukan dengan pemasangan predilatasi pada LAD, tidak mengalami kendala, tidak ada perubahan hemodinamik, tidak ada perubahan EKG yang mengancam jiwa dan tidak timbul komplikasi
Peranan Telemedicine Pada Penatalaksanaan Penyakit Jantung Koroner Akut Hamed Omar
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 2 No. 2 (2017): Arkavi: Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.984 KB)

Abstract

Peranan telemedicine dalam menurunkan angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) penyakit jantung koroner telah terbukti dari sejumlah penelitian yang berbobot, baik di negara berkembang, maupun di negara-negara maju. Dengan mengirimkan data citraan rekaman EKG saat serangan jantung –misalnya miokard infark akut - ke pusat data di RS maka bisa dengan cepat pasien atau keluarganya diarahkan menuju ruang gawat darurat dan pada masa yang sama operator, perawat dan dokter di rumah sakit telah menyiapkan terapi dan rencana kegiatan medik pertolongan selannjutnya. Kata Kunci: Telemedicine, Jeda waktu intervensi, Thrombolysis, Miokard infark.
Pemantauan Kateterisasi Jantung Pada Tindakan Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty Terhadap Pasien Coronary Artery Disease Fuji Pratiwi
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 3 No. 1 (2018): Arkavi: Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.857 KB) | DOI: 10.22236/arkavi.v3i1.3686

Abstract

Coronary Artery Disease (CAD) merupakan kondisi dimana terjadi penumpukan plak pada arteri koroner yang menyebabkan arteri koroner menyempit. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh terkumpulnya kolestrol sehingga membentuk plak pada dinding arteri dalam jangka waktu yang cukup lama yang disebut aterosklerosis. CAD dapat menyebabkan otot jantung melemah, dan menimbulkan komplikasi seperti gagal jantung dan gangguan irama jantung. Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty (PTCA) atau dikenal juga dengan sebutan Percutaneous Coronary Intervention (PCI) adalah tindakan minimal invasif dengan melakukan pelebaran dari pembuluh darah koroner yang menyempit dengan balon dan dilanjutkan dengan pemasangan stent (gorong-gorong) agar pembuluh darah tersebut tetap terbuka. Tindakan dilakukan dengan hanya insisi kulit (Percutaneous) yang kecil, kemudian dimasukkan kateter ke dalam pembuluh darah (Transluminal) sampai ke pembuluh koroner dan dilakukan tindakan intervensi dengan inflasi balon dan pemasangan stent (Coronary Angioplasty) agar melebarkan pembuluh darah koroner kembali. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dari laporan kasus seorang pasien dengan usia 70 tahun, laki – laki dengan diagnosa pasien CAD. Pengambilan data angiografi dilakukan langsung dari ruang Kateterisasi Jantung Rumah Sakit. Berdasarkan hasil tindakan Percutaneous Coronary Intervantion (PCI) telah mampu membuka aliran darah yang mengalami penyempitan untuk dapat menyalurkan darah ke otot jantung. Aliran pembuluh darah diperlihatkan dari hasil Angiografi. Hasil gambaran Angiorgrafi menunjukan perbedaan perubahan penyempitan pada pembuluh darah arteri koroner pasca PCI. Kata Kunci : CAD, PTCA, PCI
Tindakan Percutaneous Coronary Intervention Pada Pasien Stenosis Arteri Koroner Kanan Suci Harselia
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 3 No. 1 (2018): Arkavi: Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.956 KB) | DOI: 10.22236/arkavi.v3i1.3687

Abstract

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit nomor satu di dunia yang menyebabkan kematian. Proses ateroskelrosis pada PJK yang berbahaya sehingga menimbulkan kejadian penyempitan pada arteri koroner kanan maupun arteri koroner kiri. Tindakan Percutaneous Coronary Intervention (PCI) dan Coronary Arteri Bypass Graft (CABG) merupakan pengobatan yang paling akurat dalam mengobati PJK baik pada stenosis arteri koroner kanan maupun arteri koroner kiri. Tindakan PCI merupakan terapi pilihan selain CABG untuk pelebaran dan penyempitan arteri koroner kanan maupun kiri. Agar mendapatkan hasil yang baik, penentuan pemasangan stent harus diperhatikan panjang stent dan tekanan yang dibutuhkan untuk pengembangan stent tersebut harus sesuai panjang lesi dan keras lesi. Penelitian ini merupakan laporan kasus seorang pasien Rumah Sakit. Kasus yang diambil pada pasien yang dilakukan tindakan PCI. Tujuannya adalah mendapatkan gambaran proses tindakan dan hasil dari kasus PCI. Gambaran karakteristik adalah pasien usia tua, terjadinya stenosis RCA di daerah distal sebelum percabangan sebesar 95%. Stenosis RCA di bagian distal sebelum percabangan dilakukan pemasangan stent secara langsung. Hasil tindakan PCI tidak terdapat komplikasi dengan kondisi pasien dikembalikan ke ruangan dengan keadaan umum baik. Kata Kunci: PJK, Tindakan PCI, Stenosis Arteri Koroner Kanan
Tindakan Percutaneous Coronary Interventio Pada Penilaian Grade Disfungsi Diastolik dan Tekanan Pengisian Ventrikel Kiri pada Pasien Gagal Jantung Siti Chumairoh
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 3 No. 1 (2018): Arkavi: Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.657 KB) | DOI: 10.22236/arkavi.v3i1.3688

Abstract

Gagal jantung merupakan kumpulan gejala kompleks yang dihasilkan dari gangguan struktural atau fungsional dari pengisian ventrikel kiri atau pemompaan ventrikel kiri. Disfungsi diastolik mempunyai pengaruh besar pada status keluhan, kapasitas fungsional, terapi, dan prognosis baik pada gagal jantung diastolik maupun gagal jantung sistolik terlepas dari etiologi dasar. Variabel kunci yang direkomendasikan untuk penilaian kelas disfungsi diastolik ventrikel kiri yaitu rasio E/A, rasio E/e’ dan Left Atrial Volume Indeks (LAVI). Penulisan menggunakan metode deskriptif. Dengan total jumlah 100 pasien gagal jantung sistolik dan diastolik. Berdasarkan total pasien, didapatkan 83% pasien dengan Heart Failure with reduced Ejection Fraction (HFrEF) EF < 50% dan 17% pasien dengan Heart Failure with perserved Ejection Fraction (HFpEF) EF ≥ 50%. Pada HFrEF 19.3% pasien dikategorikan grade I, 7.2% pasien grade II, 30.1% pasien dengan grade III, dan 42.2% pasien mengalami disfungsi diastolik. 80% pasien mengalami peningkatan pengisian ventrikel kiri dan 20% pasien dengan pengisian ventrikel kiri normal. Sedangkan pada HFpEF 17.5% pasien grade I, 23.5% pasien grade II, 6% pasien grade III, dan 53% pasien disfungsi diastolik. 47% pasien dengan pengisian ventrikel kiri normal dan 53% pasien dengan pengisian ventrikel kiri meningkat. Sebanyak 99% pasien mengalami disfungsi diastolik, dan 75% pasien mengalami peningkatan pengisian ventrikel kiri. KataKunci: Gagal Jantung, Disfungsi Diastolik, Tekanan Pengisian Ventrikel Kiri, Ekokardiografi
Efektivitas Bantuan Hidup Dasar Untuk Teaga Kesehatan Indonesia Nyityasmono Tri Nugroho
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 3 No. 1 (2018): Arkavi: Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.382 KB) | DOI: 10.22236/arkavi.v3i1.3689

Abstract

Indonesia merupakan negara yang luas dengan populasi beragam pulau berpenghuni membutuhkan banyak pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi tenaga kesehatan. Organisasi kemanusiaan non pemerintahan yaitu Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Jakarta Raya menyelenggarakan pelatihan tunggal di sejumlah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di seluruh Indonesia. Tujuan pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan tenaga ahli kesehatan dalam kemampuan BHD di Indonesia. Studi ini merupakan penelitian operasional yang dilakukan untuk mengukur karakteristik dan efektivitas pelatihan BHD pada tenaga kesehatan. Data yang digunakan adalah seluruh peserta pelatihan dari RSUD. Pemilihan RSUD dilakukan sesuai dengan kriteria inklusi, sedangkan pemilihan peserta pelatihan dipilih oleh komite lokal di RSUD setempat dengan metode simple consecutive sampling. Data dianalisa menggunakan perangkat lunak statistik. Karakteristik peserta didominasi perempuan, tenaga kesehatan perawat dan bidan, tingkat pendidikan terakhir diploma dan belum pernah mengikuti pelatihan BHD. Hasil evaluasi pelatihan menunjukan peningkatan signifikan antara nilai test sebelum dan sesudah pelatihan. Kesimpulan pelatihan BHD tunggal dalam satu hari penuh mencakup ujian teori dan praktikum RJP dinilai efektif untuk tenaga kesehatan. Pelatihan BHD ini diselenggarakan dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja di RSUD di Indonesia. Kata kunci: BHD, Pelatihan, Rumah Sakit, Tenaga Kesehatan, Indonesia
Deteksi Dini Pencegahan Penyakit Jantung Koroner di Baktijaya, Sukmajaya Kota Depok, Jawa Barat hidayani fazriah sitompul
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 3 No. 1 (2018): Arkavi: Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.781 KB) | DOI: 10.22236/arkavi.v3i1.4179

Abstract

Penyakit tidak menular secara global merupakan penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya yaitu penyakit kardiovaskular khususnya penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner merupakan masalah kesehatan yang harus diupayakan dengan melakukan upaya kuratif namun harus dilakukan upaya preventif dan promotif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui deteksi dini terhadap penyakit jantung koroner di Kelurahan Baktijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Metode penelitian ini merupakan studi deskripsi dengan sampel 54 orang. Hasil pemeriksaan tahap pertama menunjukan tingginya risiko potensi terkena penyakit kardiovaskular yaitu kurang dalam beraktifitas fisik (69%), memiliki riwayat keluarga yang terpapar rokok (65%), kolesterol tidak normal (57%). Hasil pemeriksaan kedua menunjukan hasil kolesterol dan pemeriksaan indeks masa tubuh sebesar 63% dan 55,6% berisiko terkena penyakit kardiovaskular, sedangkan tekanan pemeriksaan darah sistolik dan gula darah cenderung menurun potensi risiko terkena penyakit kardiovaskular, yaitu sebesar 70.4% dan 81,5%. Dapat disimpulkan pola pencegahan perilaku pencegahan kardiovaskular melalui pemberian informasi belum sepenuhnya berhasil menurunkan seluruh potensi terkena penyakit jantung jangka panjang.
Measurement Of The Stenosis Mitral by Using The Method Flow Convergence Or Proximal Isovelocity Area (PISA) And Planimetri Erika Rizky Rumanti
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 3 No. 2 (2018): ARKAVI: Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Mitral Stenosis merupakan penyempitan aliran pada darah yang mengalir dari atrium kiri ke ventrikel kiri. Penyempitan terjadi karena penebalan dan pergerakan katup yang tidak sama, penebalan dan fusi dari tendineae dari annular mitral dan commisural kalsifikasi. Banyak parameter untuk mengukur seberapa berat derajat Stenosis pada Mitral Stenosis diantaranya yakni Planimetri, dan Flow Convergence atau Proximal Isovelocity Area (PISA). Penelitian dilakukan dari bulan Januari-Februari 2018 di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karawang. Sampel Studi kasus yaitu Pasien Mitral Stenosis. Teknik Pengambilan data menggunakan data primer yakni melakukan pemeriksaan secara langsung. Berdasarkan hasil penelitian ini dibandingkan dengan tinjauan kasus, Perhitungan metode Proximal Isovelocity Surface Area (PISA) dengan Planimetri didapat hasil yang tidak jauh berbeda dan hanya selisih sedikit. Maka dengan ini metode Proximal Isovelocity Surface Area (PISA) jauh lebih baik dibanding dengan metode planimetri, Karna metode planimetri tingkat keakuratannya cenderung kurang valid. Kata Kunci: Mitral Stenosis, Proximal Isovelocity Surface Area (PISA), Planimetri Mitral Stenosis is the narrowing of the flow of blood that flows from left atrium to left ventricle. Narrowing of the case because the thickening and the valve are not the same, thickening and fusion of chords tendineae of annular prolapse and commissural calcification takes. A lot of parameters to measure how heavy degree stenosis on stenosis mitral, including planimetric and Flow Convergence or Proximal Isovelocity Area (PISA). This research starts from January to February 2018 at the Karawang District Regional General Hospital. The sample Case study is Mitral Stenosis Patients. Data retrieval techniques use primary data, which is to conduct a direct examination. Based on the results of this study compared with case reviews, the calculation of the Proximal Isovelocity Surface Area (PISA) method with Planimetry obtained results that were not much different and only a slight difference. This method, the Proximal Isovelocity Surface Area (PISA) is much better than the planimetric method, because the planimetric method of accuracy is less valid. Keywords: Stenosis Mitral, Proximal Isovelocity Surface Area (PISA), Planimetri