cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian
ISSN : 19789726     EISSN : 25410717     DOI : -
Al-Izzah receive article from academics, researchers, and students national and international in the field of Muslim community, education, culture, gender, and any social religious issues. The articles published in the journal Al-Izzah covers scientific research result as a priority research, scientific articles review, and responses or critics to the existing the prior researches. Journal Al Izzah published twice a year by Intitute of Research and Community Development (LP2M) IAIN Kendari and always places Islam and Muslim society in the central focus of academic inquiry. Article submitted in the form of original ideas, based on research result (both library as well as fieldwork), and not yet ever published in journal anywhere. The manuscript submitted to Al-Izzah is independently reviewed by at least two reviewers in the form of "double-blind review". Decision for publication, amendment, or rejection is based upon their reports/recommendation. In certain cases, the editor may submit an article for review to another, third reviewer before making a decision, if necessary.
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No. 2, November 2015" : 11 Documents clear
EKSISTENSI BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH (BAP S/M) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MADRASAH DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA Zulkifli. M.
Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Vol 10, No. 2, November 2015
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.288 KB) | DOI: 10.31332/ai.v10i2.344

Abstract

Abstract The focuses of this research are to know the performance of  Provincial Accreditation Board for Schools/Madrasah (BAP S/M) at Southeast Sulawesi province in enhancing  education quality, the picture of madrasah education quality assurance, and the factors supporting and hindering the implementation of madrasah education quality assurance. Data collection technique is using interview and documentation which are processed by qualitative approach. The  result shows that the BAP S/M atSoutheast Sulawesi province has done the planning in counting up and allocation of school/Islamic School accreditation, Announcement of accreditation registration, proposal for accreditation, accreditation set of equipment delivery, instrument of collecting data filling, supporting information,   shipment of accreditation instrument, evaluation of instrumentresult and document audit, feasibility decree, Visitation to school/Islamic school, Validation process and visitation result, verification of validation result and recommendation arranging, result and accreditation recommendation, publishing of accreditation certificate, data reporting and socialization of school accreditation result, and has accredited schools/madrasah during the year of 2006-2014 for 5660 schools/madrasah.They are 5109 schools (90,3%) and 551 madrasah (9.7%). For a picture of madrasah education quality assurance, BAP S/M at Southeast Sulawesi province, as an institution accrediting schools/madrasah, has been implementing the program by mapping schools/madrasah as one of the components in improving schools/madrasah education quality referring to the national standard of education. While, the factors supporting the implementation of accreditation for schools/madrasah are the formation of BAP S/M manager at Southeast Sulawesi province, Accreditation Implementation Unit (UPA) for regency/city, good coordination establishment with the Department of National Education and Department of Religious Affairs, the number of assessors in various levels of education, the availability of an adequate budget from central and local government,while the inhibiting factors are the awareness of madrasah leaders are still low and some of them still do not know that there is an accreditation for madrasah, and madrasah management is still poor.Keyword: BAP S/M, Madrasah Education Quality.AbstrakFokus penelitian adalah bagaimanakah kinerja Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/Madrasah (BAP S/M) Provinsi Sulawesi Tenggara dalam meningkatkan mutu pendidikan, dan bagaimanakah potret penjaminan mutu pendidikan Madrasah, serta faktor-faktor apakah yang mendukung dan menghambat pelaksanaan kebijakan penjaminan mutu pendidikan Madrasah?  Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi yang diolah dengan cara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kinerja BAP S/M Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan rencana jumlah dan alokasi akreditasi sekolah/madrasah, pengumuman pendaftaran akreditasi, pengusulan untuk akreditasi., penyampaian perangkat akreditasi, pengisian instrument pengumpulan data dan informasi pendukung, pengiriman isian instrument akreditasi, evaluasi isian instrument dan audit dokumen, penetapan kelayakan, visitasi ke sekolah/madrasah,  validasi proses dan hasil visitasi, verifikasi hasil validasi dan penyusunan rekomendasi, penetapan hasil dan rekomendasi akreditasi, penerbitan sertifikat akreditasi, pelaporan data dan sosialisasi hasil akreditasi sekolah/madrasah, dan telah berhasil mengakreditasi S/M sepanjang tahun 2006-2014 sebanyak 5660 sekolah/madrasah, yakni 5109 sekolah atau90,3% dan 551 madrasah atau 9,7%, dan Potret penjaminan mutu pendidikan, BAP S/M Provinsi Sulawesi Tenggara, sebagai lembaga yang mengakreditasi Sekolah/Madrasah telah melaksanakan programnya dengan memetakan sekolah/madrasah sebagai salah satu komponen peningkatan mutu pendidikan sekolah/madrasah dengan mengacu pada standar nasionalpendidikan. Sedangkan faktor pendukung pelaksanaan akreditasisekolah/madrasah adalah terbentuknya pengurus BAP S/M Provinsi Sulawesi Tenggara, Unit Pelaksana Akreditasi (UPA) Kab/Kota, terjalinnya koordinasi yang baik dengan Diknas dan Depag, asesor yang cukup dalam berbagai jenjang pendidikan, tersedianya anggaran yang memadai dari pemerintah pusat dan daerah, sedangkan factor penghambat adalah kesadaran pimpinan madrasah masih rendah dan masih ada di antaranyayang belum mengetahui adanya akreditasi madrasah, serta lemahnya manajemen madrasah.Kata Kunci: BAP S/M, Mutu Pendidikan Madrasah
PROBLEMATIKA DAN SOLUSI HUKUM PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 14/PUU-XI/2013 TENTANG PENGUJIAN UNDANG-UNDANG PILPRES NOMOR 48 TAHUN 2008 Ahmadi .
Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Vol 10, No. 2, November 2015
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.473 KB) | DOI: 10.31332/ai.v10i2.335

Abstract

AbstractThis paper raised the theme "Problems and Solutions of Law Constitutional Court Decision No. 14 / PUU-XI / 2013 About Testing Act - President ial Election Law No. 48 of 2008". This paper classified into two (2) substance; 1. Uncover  systematic Legal Problems posed by the Decision, 2. exploressolutions to overcome these problems. The finding showed that the formal and practical This ruling has fundamental problems: 1. The Election Law was based on legal norms that have been canceled and declared contradictory to the 1945 Constitution, 2. The Court's argument ignores the principles of Justice that upholds the rule of law and justice. Court Decision does not resolve the Election Law clearly but create the new problems. The solution of these problems can be done through the fulfillment of the lawenforcement and the authorit y of the Constitutional Court through the amendment of the 1945 Constitution to accommodate the idea of nonabsolutism of the Constitutional Court particularly the implementation of the Test Act, so the mistakes that occurred in the decision have its own instrument repair.Keywords: Problems, Solutions, Law, Judgment, the Constitutional Court ABSTRAK Tulisan ini mengangkat Tema “Problematika dan Solusi Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-XI/2013 Tentang Pengujian UndangUndang Pilpres Nomor 48 Tahun 2008” dengan focus penelaahan pada Problem Fundamental yang terkandung dalam putusan Nomor 14/PUUXI/2013 tentang Pengujian Konstitusional Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Isi Tulisan diklasifikasi dalam dua substansi yakni; 1. Mengungkap secaraSistematik Problematika Hukum yang dit imbulkan oleh Putusan tersebut, 2. Mengetengahkan solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi problematika tersebut. Hasil penelaahan menunjukan bahwa secara formal dan Praktis hukum Putusan ini memiliki permasalahan mendasar yakni 1. Landasan Hukum Pemilu disandarkan pada pasal-pasal dan ayat-yat yang sudah dibatalkan dan secara substansi dinyatakan bertentangan dengan UUD 1945, 2. Argumentasi Mahkamah mengabaikan Prinsip-Prinsip Peradilan yang menjunjung tinggi kepastian hukum dan keadilan. Putusan Mahkamah tersebut tidak menyelesaikan Hukum Pemilu secara Clear tetapi menimbulkan masalah baru. Solusi hukum dari berbagai masalah tersebut dapat dilakukan melalui pemenuhan keteraturan hukum dan penataan kewenangan Mahkamah Konstitusi,  melalui Amandemen UUD 1945 yang secara substansi mengakomodir gagasan non Absolutisme  lembaga Mahkamah Konstitusi khususnya pelaksanaan kewenangan PengujianUndang-Undang, sehingga kekeliruan-kekeliruan yang terjadi dalam putusan memiliki instrumen tersendiri dalam perbaikannya.Kata Kunci : Problematika, Solusi, Hukum, Putusan, Mahkamah Konstitusi
DAMPAK PEMBANGUNAN PESISIR PANTAI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN DI KECAMATAN ABELI KOTA KENDARI Samsu .
Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Vol 10, No. 2, November 2015
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.597 KB) | DOI: 10.31332/ai.v10i2.340

Abstract

AbstractThis paper focuses on the impact of coastal development on thesocioeconomic conditions of fishing communities in Abeli district, Kendari of Southeast Sulawesi. This study resulted the finding that the coastal development activities have an impact on changes in socio-economic conditions of fishing communities which include: Coastal development leads to increasing income of fishing communities of Punggawa-Sawi generally above the high category. This has implications on the socioeconomic changes of fishing communities towards a better, improved housing conditions, improving the conditions of public health,environmental hygiene, the network system of production and distribution of seafood, there are opportunities for fishing product, as well as the modernization of the system of fishing. Key Words: Fishing Community, environment, production anddistribution, system of fishing. Abstrak Tulisan ini difokuskan pada bagaimana dampak pembangunan pesisir pantai terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kecamatan Abeli Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa kegiatan pembangunan pesisir pantai berdampak pada perubahankondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan yang meliputi: Pembangunan pesisir pantai mendorong terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat nelayan Punggawa-Sawi yang pada umumnya berada di atas kategori tinggi. Kondisi ini berimplikasi pada terjadinya perubahan sosial ekonomi masyarakat nelayan ke arah yang lebih baik, perbaikan kondisi perumahan, semakin membaiknya kondisi kesehatan masyarakat, kebersihan lingkungan, sistem jaringan produksi dan distribusi hasil laut, terbuka peluang usaha perikanan, serta terjadinya modernisasi pada sistem penangkapan ikan. Hambatan nelayan dalam memperbaiki taraf ekonominya adalah tingkat pendidikan dan pelatihan yang rendah, kurangnya alat produksi, sistem bagi hasil, serta faktor pemasaran dan harga ikan. Faktor pemasaran di lokasi ini relatif dapat teratasi dengan baiknya jalur transportasi, banyaknya usaha pengeringan ikan, dan dimanfaatkannya ikan kecil sebagai pakan udang. Kata Kunci: Dampak pembangunan, Pesisir Pantai, produksi dan distribusi, sistem perikanan
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 2 WAKORUMBA SELATAN KABUPATEN MUNA Ety Nur Inah; Ratna Dewi
Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Vol 10, No. 2, November 2015
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31332/ai.v10i2.336

Abstract

AbstractThis paper adresses the learning outcomes of Islamic educat ion lesson in cooperative learning model between the type of teams games tournament (TGT) and the type of Jigsaw for students of class X at SMA 2 in south Wakorumba Muna regency. The issues were examined in this study whether there are difference in learning out comes in cooperative learning model  between the t ype teams games tournament (TGT) and the t ype of Jigsaw instudy Islamic educat ion. In this paper, the author uses data collection techniques by dcumentation and the test result study with quantitative method. The population of this study is all the students of class X at SMA 2 at south wakorumba. Sampling technique using a random sampling which is taken two classes in class X 1 through cooperative learning model using teams games tournament (TGT) as class A treatment and the students of class X3 as a class B treatment using Jigsaw model. The results of thestudents learning through cooperative learning model, show the maximum value  is 97 and the minimum value is 77, (X)=86,84, varians (S)=32,63 and a standard deviation (S) = 5,38. The results study of islamic religious education through cooperative learnimg model of jigsaw, shows a maximum value is 90 and a minimum value is 70, the average (X)=78,54, varians (S2)=26,24 and the standard deviation (S) = 5,04. Testing the hypothesis used t-test and obtained t = 5,09 >  = 1,68. Then, the hypothesisreject H o counting or accept H. This shows that the use of cooperativelearning model teams games tournament improve learning outcomes of islamic education lesson rather than using the cooperative learning model of jigsaw.                                     Keyword: learning outcomes, Islamic education lesson, cooperative a learning model, type teams games tournament (TGT), cooperative learning model of jigsaw.Abstrak Penelit ian ini membahas masalah perbandingan hasil belajar Pendidikan Agama Islam melalui model pembelajaran koopratif t ipe Teams Games Tournament (TGT) dan tipe Jigsaw pada Siswa kelas X di SMA Negeri 2 Wakorumba Selatan Kabupaten Muna. Yang dikaji dalam penelit ian ini adalah apakah ada perbedaan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif  t ipe TGT dan t ipe Jigsaw pada bidang studi Pendidikan Agama Islam. Dalam penelit ian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi dan tes hasil belajar dengan metode pengolahan data kuant itatif. Populasi dalam penelit ian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 2 Wakorumba Selatan. Teknik pengambilan sampel menggunakan Random Sampling, sampel sebanyak 2 kelas yaitu siswa kelas X1 sebagai kelas perlakuan A melalui model pembelajaran kooperatif t ipe TGT dan siswa kelas X3 sebagai kelas perlakuan B melalui model pembelajaran kooperatif t ipe Jigsaw. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif t ipe TGT menunjukkan nilai maksimum 97 dan nilai minimum 77, (X)=86,84, varians (S2)=32,63 dan standar deviasi (S) = 5,38. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa melalui model pembelajaran kooperatif t ipe Jigsaw menunjukkan nilai maksimum 90 dan nilai minimum 70, rata-rata (X)=78,54, varians (S2)=26,24 dan standar deviasi (S) = 5,04. Pengujian hipotesis digunakan uji-t, dan diperoleh  = 5,09 >  = 1,68. Maka, hipotesis menolak  atau menerima . Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam daripada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.Kata Kunci:  Hasil belajar Pendidikan Agama Islam, model pembelajaran  kooperatif tipe Teams Games Tournament(TGT), model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Al-‘Azl (Senggama Terputus) dalam Perspektif Hadis (Disyarah Secara Tahlili) Sulaemang L
Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Vol 10, No. 2, November 2015
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.656 KB) | DOI: 10.31332/ai.v10i2.341

Abstract

Abstract This Research is about Al-‘Azl in Hadist perspective in Tahlili’s method. The Method is library research with tahlili method in order to interprete and examine some aspects of Hadithes, its means, contents, asbabul wurud, intertextual, and contextual, that alled to understand hadit hes about al-‘Azl. Some methods and models to limit birth is family planning, drink pill (medicine) and others, even doing al-‘Azl (cut-off coitus), means penis pull off before spattering sperm. It means that coitus is not complete, as one way of prevent ing pregnancy of women. Al-‘Azl Method in prevention pregnancy has been done since Prophet Muhammad t ime. Hadithes about al-‘Azl both allowed to do and forbiden. To answer the problems, this research is going to explain the Hadithes which is allowed al-‘Azl method and forbiden it. Research Result show that there are Hadit hes allowing al ‘Azl and forbiden n to do it, as one of prevent the pregnancy o f women. Theimplication of research are; (1) To know the Hadithes as the prevent ion pregnacy way for couple; (2) To reduce the hesitancy about hadithes that allowing al-‘Azl and forbidden it; (3) To understand the Islamic law about al-‘Azl; (4) To know that the most safest birth control in Islamic perspective is doing al-‘Azl.Key words: birth control, al ‘Azl, cut-off coitus.  AbstrakPenelit ian ini mengulas tentang “Al-‘Azl (senggama terputus) Dalam Perspektif Hadist (Disyarah Secara Tahlili). Metode yang digunakan adalah penelitian pustaka yang bersifat kualitatif, dengan menerapkan metode tahlili yakni akan mensyarah hadis-hadis dengan meneliti aspeknya, maksudnya, kosa katanya, asbabul wurudnya, tekstual, intertekstual, dan kontekstual, yang kesemuanya bertujuan untuk memahami hadis-hadis tentang al-‘Azl. Beberapa metode dan model yang dilakukan dalammembatasi kelahiran anak di antaranya keluarga berencana, minum pil (obat) dan lain-lain, bahkan melakukan al-‘Azl (senggama terputus) artinya menarik zakar sebelum terjadinya pencaran sperma, hal ini berarti senggama tidak lengkap atau terputus, sebagai salah satu cara pencegahan kehamilan. Metode al-‘Azl dalam pencegahan kehamilan sudah menjadi wacana sejak masa Rsulullah saw. Sehingga hadis-hadis tentang al-‘Azl adayang membolehkan dan ada yang t idak membolehkan. Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka dalam penelitian ini, akan diuraikan dan dijelaskan kedudukan hadis-hadis al-‘Azl baik yang membolehkan maupun  yang melarang melakukan al-‘Azl. Hasil penelit ian menunjukkan bahwa terdapat hadis-hadis tentang kebolehan dan larangan melakukan ‘Azl, sebagai salah satu wujud mengatur jarak dan pencegahan kehamilan seorangibu. Implikasi penelit ian ini adalah; (1) Untuk mengetahui hadis-hadis Nabi saw. sebagai dasar melakukan al-‘Azl pasangan suami istri; (2) Untuk menghilangkan keraguan tentang hadis-hadis al-‘Azl apakah dibolehkan melakukannya atau dilarang; (3) Untuk memahami kandungan hukum hadis tentang al-‘Azl; (4) Untuk mengetahui bahwa dari seluruh alat KB yang digunakan, yang paling aman dari segi kesehatan, dan hukum Islam adalah melakukan al-‘Azl.             Kata Kunci : pengaturan kelahiran, Al-‘Azl, senggama terputus)
KONTRIBUSI GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA BELAJAR SISWA SMK NEGERI 3 KOTA KENDARI Faizah Binti Awad
Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Vol 10, No. 2, November 2015
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.389 KB) | DOI: 10.31332/ai.v10i2.337

Abstract

AbstractProblems of learning is the obstacles and distractions, even make difficult for students to achieve learning goals. Problems of learning does not stand alone but always highly correlated wit h other things,  such as biological, psychological and social aspects. Problems of learning often faced by the students require the contributions from teacher of counseling and guidence(BK) to solve it. From the result of study at SMK 3 Kota Kendari, was found that problems of learning are caused by: 1. The friendship relationship among students, 2. the relationship between students and parents, 3. the relationship between students and teachers, 4. economic factors; 5. domicile factors;  and 6. the habit of getting up in the morning. Source of data analysis which is uses a qualitative descriptive, show thatcounseling and guidance teachers has applicative contribution through some kinds of communication relationship, namely: a. build communication between counseling and guidance teachers and school staff, b. build communication between counseling and guidance teachres and students, and c. building a harmonious communication between teachers and parents. Key words: problems of learning, counseling and guidanceAbstrakProblematika belajar merupakan hambatan dan gangguan, bahkan dapat mempersukar usaha peserta didik untuk mencapai tujuan belajarnya. Problematika belajar juga t idak berdiri sendiri akan tetapi senant iasa sangat berkaitan dengan hal-hal lainnya, seperti aspek biologis, psikologis dan sosial.  Problematika belajar yang sering dihadapi peserta didik menuntut kontribusi guru Bimbingan Konseling (BK) dalam memecahkan problemdimaksud. Dari hasil penelit ian di SMK 3 Kota Kendari, diperoleh bahwa problematika belajar disebabkan oleh: 1. hubungan pertemanan antar peserta didik, 2. hubungan peserta didik dengan orang tuanya, 3. hubungan peserta didik dengan guru, 4. faktor ekonomi, 5. faktor domisili, dan 6. kebiasaan bangun pagi. Sumber data penelit ian yang menggunakan jenis diskriptifkualitatif ini menuturkan  bahwa guru BK telah berkontribusi secara aplikatif melalui beberapa bentuk hubungan komunikasi, yaitu: a. membangun komunikasi antar guru BK dengan personel sekolah, b. membangun komunikasi antar guru BK dengan peserta didik, dan c. membangun komunikasi yang harmonis antar guru dengan orang tua peserta  didik.    Kata Kunci : Problematika Belajar, bimbingan dan konseling
Pilihan Bahasa pada Komunitas Tutur Pasar Baruga Laode Abdul Wahab
Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Vol 10, No. 2, November 2015
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.27 KB) | DOI: 10.31332/ai.v10i2.342

Abstract

AbstractThe language choice in the Speech Community of Baruga market is an interesting phenomenon. The object of research is the speeches. Data was collected from 70 locus using listening methods both in recording technique and writing technique. Results of the data analysis found that the choice of language in the Speech Community of Baruga market patterned by the useof language in the social interaction. Pattern choice in this speechcommunity appears in the relationship between background, the role of the relationship between the participants, and subject of speech. Language variation as repertoire in the Speech Community of Baruga market include (1) a single variation of language, which includes a) a variation of Indonesian language; b) Javanese language; c) Tolakinese language; d) Bugisnese language; e) Makassarnese language; f) Sundanese language; g)Munanese language; h) Wawoniinese language; i) Erekenese language; j) Ambonese language; k) Wakatobinese language, and 2) variations in the code switching, and 3) variations in the code-mixing. The Speech Community of Baruga market also form diglossia communities and experiencing double overlapping diglossia or different situation degree and language functions which are multiple and double-nested diglossia or the situation in multilanguage societies. There are two languages differentiatedas the high languages in one side and the low languages in other side. Keywords: Language Choice, Speech Community of Baruga market AbstrakPilihan bahasa dalam komunitas tutur Pasar Baruga merupakan fenomena menarik. Objek penelitian adalah tuturan. Data dikumpulkan dari 70 lokus menggunakan metode simak, melalui teknik rekam dan teknik catat. Hasil analisis data menghasilkan temuan bahwa pilihan bahasa dalam komunitas tutur Pasar Baruga terpola berdasarkan ranah pemakaian bahasa dalaminteraksi sosial. Pola pilihan dalam komunitas tutur ini tampak pada hubungan antara latar, hubungan peran antar-peserta tutur, dan pokok pembicaraan. Variasi bahasa sebagai khazanah (repertoar) bahasa komunitas tutur Pasar Baruga mencakup (1) Variasi tunggal bahasa, yang meliputi a) variasi bahasa Indonesia; b) variasi bahasa Jawa (BJ); c) variasi bahasa Tolaki (BT); d) variasi bahasa Bugis (BG); e) variasi bahasa Makassar (BM); f) variasi bahasa Sunda (BS); g) variasi bahasa Muna (BMU); h) variasi bahasa Wawonii (BWW); i) variasi bahasa Ereke (BE); j) variasi bahasa Ambon (BA); k) variasi bahasa Wakatobi (BWK), dan 2) variasi alih kode, dan 3) variasi campur kode. Komunitas tutur Pasar Baruga juga membentuk komunitas yang diglosik dan mengalami double overlapping diglosia atau situasi pembedaan derajat dan fungsi bahasa secara berganda dan double-nested diglosia atau keadaan dalam masyarakat multilingual. Terdapat dua bahasa yang diperbedakan satu sebagai bahasa tinggi, danyang lain sebagai bahasa rendah. Kata Kunci: Pilihan Bahasa, Komunitas Tutur Pasar Baruga
PERAN ALUMNI DALAM PENGEMBANGAN STAIN MENUJU ALIH STATUS Kamaruddin .
Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Vol 10, No. 2, November 2015
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.512 KB) | DOI: 10.31332/ai.v10i2.338

Abstract

Abstract This paper examine the roles of alumni in developing STAIN to get a new status.This research aimed to: (1) know and analyze the roles of alumni of STAIN Kendari; (2) know the sorts of alumni contributions in developing STAIN to get a new status. The result of this research showed that: (1) the roles of alumni of STAIN Kendari were not maximal because there was a lack of  involvement and limitations of information to alumni. (2) the sortsof contributions in developing STAIN Kendari to pursue a new status was to facilitate  a student recruitment, to promote the students outside, to give learning experience of alumni, to become a connection of STAIN Kendari in the society, to become a medias that inform vision of STAIN Kendari to the society. In this case, it is summarized that all alumni, both alumni that are in STAIN Kendari and alumni are outside of STAIN Kendari (including alumni that have not a permanent job) can actively involve in socializingSTAIN Kendari in increasing and developing  especially for obtaining a new status. However, it is hoped that the sorts of contributions that had been done are supposed to be  maximized so that it can run effecticvely.Key words: alumni, pursue the new statusAbstrakTulisan ini mengulas tentang peran Alumni Dalam  Pengembangan  STAIN Menuju  Alih Status. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan  : (1) Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana  peran alumni STAIN  Kendari; (2) Untuk mengetahui bentuk-bentuk kontribusi  alumni dalam pengembangan STAIN  menuju alih status. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) peran alumni  STAIN Kendari belum maksimal karena  kurangnya pelibatan dan keterbatasan informasi kepada alumni. (2) bentuk-bentuk kontribusi  alumni dalam pengembangan STAIN  menujualih status adalah memfasilitasi rekrutmen mahasiswa, mempromosikan mahasiswa keluar, memberikan pengalaman belajar para alumninya, menjadi penghubung kampus dengan masyarakat, sebagai media yang menyampaikan visi STAIN Kendari  kepada masyarakat. Hal ini berarti bahwa diharapkan bagi semua alumni, baik yang berada di dalam kampus STAIN Kendari  maupun yang berada di luar lembaga STAIN (termasuk di dalamnya yang belum mempunyai pekerjaan tetap)  dapat berperan aktif di dalam memsosialisasikan STAIN Kendari dalam peningkatan dan pengembangannya terkhusus menuju alih status. Dan diharapkan bentukbentuk kontribusi yang telah dilakukan tersebut agar dapat lebih dimaksimalkan sehingga dapat berjalan  secara efektif.Kata Kunci : Alumni, Alih Status
EKSISTENSI BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH (BAP S/M) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MADRASAH DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA Zulkifli. M.
Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Vol 10, No. 2, November 2015
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.288 KB) | DOI: 10.31332/ai.v10i2.343

Abstract

Abstract The focuses of this research are to know the performance of  Provincial Accreditation Board for Schools/Madrasah (BAP S/M) at Southeast Sulawesi province in enhancing  education quality, the picture of madrasah education quality assurance, and the factors supporting and hindering the implementation of madrasah education quality assurance. Data collection technique is using interview and documentation which are processed by qualitative approach. The  result shows that the BAP S/M atSoutheast Sulawesi province has done the planning in counting up and allocation of school/Islamic School accreditation, Announcement of accreditation registration, proposal for accreditation, accreditation set of equipment delivery, instrument of collecting data filling, supporting information,   shipment of accreditation instrument, evaluation of instrumentresult and document audit, feasibility decree, Visitation to school/Islamic school, Validation process and visitation result, verification of validation result and recommendation arranging, result and accreditation recommendation, publishing of accreditation certificate, data reporting and socialization of school accreditation result, and has accredited schools/madrasah during the year of 2006-2014 for 5660 schools/madrasah.They are 5109 schools (90,3%) and 551 madrasah (9.7%). For a picture of madrasah education quality assurance, BAP S/M at Southeast Sulawesi province, as an institution accrediting schools/madrasah, has been implementing the program by mapping schools/madrasah as one of the components in improving schools/madrasah education quality referring to the national standard of education. While, the factors supporting the implementation of accreditation for schools/madrasah are the formation of BAP S/M manager at Southeast Sulawesi province, Accreditation Implementation Unit (UPA) for regency/city, good coordination establishment with the Department of National Education and Department of Religious Affairs, the number of assessors in various levels of education, the availability of an adequate budget from central and local government,while the inhibiting factors are the awareness of madrasah leaders are still low and some of them still do not know that there is an accreditation for madrasah, and madrasah management is still poor.Keyword: BAP S/M, Madrasah Education Quality.AbstrakFokus penelitian adalah bagaimanakah kinerja Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/Madrasah (BAP S/M) Provinsi Sulawesi Tenggara dalam meningkatkan mutu pendidikan, dan bagaimanakah potret penjaminan mutu pendidikan Madrasah, serta faktor-faktor apakah yang mendukung dan menghambat pelaksanaan kebijakan penjaminan mutu pendidikan Madrasah?  Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi yang diolah dengan cara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kinerja BAP S/M Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan rencana jumlah dan alokasi akreditasi sekolah/madrasah, pengumuman pendaftaran akreditasi, pengusulan untuk akreditasi., penyampaian perangkat akreditasi, pengisian instrument pengumpulan data dan informasi pendukung, pengiriman isian instrument akreditasi, evaluasi isian instrument dan audit dokumen, penetapan kelayakan, visitasi ke sekolah/madrasah,  validasi proses dan hasil visitasi, verifikasi hasil validasi dan penyusunan rekomendasi, penetapan hasil dan rekomendasi akreditasi, penerbitan sertifikat akreditasi, pelaporan data dan sosialisasi hasil akreditasi sekolah/madrasah, dan telah berhasil mengakreditasi S/M sepanjang tahun 2006-2014 sebanyak 5660 sekolah/madrasah, yakni 5109 sekolah atau90,3% dan 551 madrasah atau 9,7%, dan Potret penjaminan mutu pendidikan, BAP S/M Provinsi Sulawesi Tenggara, sebagai lembaga yang mengakreditasi Sekolah/Madrasah telah melaksanakan programnya dengan memetakan sekolah/madrasah sebagai salah satu komponen peningkatan mutu pendidikan sekolah/madrasah dengan mengacu pada standar nasionalpendidikan. Sedangkan faktor pendukung pelaksanaan akreditasisekolah/madrasah adalah terbentuknya pengurus BAP S/M Provinsi Sulawesi Tenggara, Unit Pelaksana Akreditasi (UPA) Kab/Kota, terjalinnya koordinasi yang baik dengan Diknas dan Depag, asesor yang cukup dalam berbagai jenjang pendidikan, tersedianya anggaran yang memadai dari pemerintah pusat dan daerah, sedangkan factor penghambat adalah kesadaran pimpinan madrasah masih rendah dan masih ada di antaranyayang belum mengetahui adanya akreditasi madrasah, serta lemahnya manajemen madrasah.Kata Kunci: BAP S/M, Mutu Pendidikan Madrasah
TO WHAT EXTENT TAXONOMY ENGLISH LANGUAGE TEACHING APPLIED BY THE LECTURERS IN TEACHING READING Abdul Halim
Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Vol 10, No. 2, November 2015
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.255 KB) | DOI: 10.31332/ai.v10i2.334

Abstract

AbstractThe objective of this research is to find out the teaching techniques used by lecturers in reading II at the second semester of English Department of Muhammadiyah University of Kendari academic year 2013/2014. This studyused 4 different lecturers who taught in four different classes. The data were gathered through observation, note taking, interviewing, and videotaping. These gathered data were analyzed based Miles and Huberman (1984).  The result of the study showed that lecturers mostly used three techniques: controlled, semicontrolled, and free. However, the most prevalent technique used by the lecturers is controlled techniques, and then followed by semi-controlled and free technique respectively. This study revealed two conflicting results. Firstly, most of lecturers who have been the subject of this study believed that controlled technique worked much better compared to semi-controlled and free technique in improving students’ reading comprehension. Secondly, what lecturers believed about their favored teaching technique does not in line with students’ good reading comprehension.    Keywords: Lecturers’ technique, Teaching Reading  AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek aspek dari taxonomy English language teaching yang digunakan oleh dosen pada saat mengajar matakuliah reading II pada semester II Jurusan Bahasa Inggris Universitas  Muhammadiyah Kendari tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan 4 dosen yang berbeda yang diajarkan di empat kelas yang berbeda. Data dikumpulkan melalui observasi, pencatatan, wawancara, dan rekaman video. Data ini dikumpulkan dan kemudian dianalisis berdasarkan Miles dan Huberman (1984). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosen menggunakan tiga teknik: control, semi control, dan free control. Namun, teknik yang paling umum digunakan oleh dosen dikendalikan teknik, dan kemudian diikuti denganteknik semi-dikontrol dan bebas masing-masing. Penelitian ini mengungkapkan dua hasil yang bertentangan. Pertama, sebagian besar dosen yang telah menjadi subyek penelitian ini percaya bahwa teknik terkontrol bekerja jauh lebih baik  dibandingkan dengan teknik semi-dikontrol dan bebas dalam meningkatkanpemahaman membaca siswa. Kedua, apa yang dosen percaya tentang teknik pengajaran favorit mereka tidak sejalan dengan baik pemahaman bacaan siswa.Kata Kunci: Teknik Dosen, Mengajar Membaca

Page 1 of 2 | Total Record : 11