cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya
ISSN : 25413384     EISSN : 25413392     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 231 Documents
ANALISIS PERUBAHAN KOMPONEN MEDAN MAGNET BUMI PADA SAAT GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016 DI TERNATE Anton Winarko; Mamat Ruhimat; Mochamad Andi Aris Biyantoro; Sulimin Sulimin; Suwardi Suwardi
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 1 No 1 (2016): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016
Publisher : Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.022 KB) | DOI: 10.21009/SPEKTRA.011.01

Abstract

Abstrak Gerhana Matahari Total (GMT) selain berdampak secara visual, namun juga berdampak pada cuaca antariksa, karena matahari sebagai sumber plasma angin surya yang menggerakkan cuaca antariksa untuk sementara akan terhalang oleh Bulan. Untuk mengetahui pengaruh GMT terhadap medan magnet Bumi, dilakukan pengamatan terhadap variasi harian geomagnet di Ternate sebagai salah satu lokasi totalitas Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016, dan dibandingkan dengan keadaan pada hari tenang. Perubahan yang teramati berupa penurunan medan magnet total dan penurunan komponen X, Y dan D sementara pola komponen Z dan Inklinasi, tidak teramati perubahan yang jelas. Hal ini serupa namun sedikit berbeda dengan studi sebelumnya di lintang tinggi dan menengah, pengaruh GMT terhadap medan geomagnet dikarenakan penurunan tingkat elektron di ionosfer serta penurunan densitas arus ionosfer. Kata-kata kunci: komponen geomagnet, variasi harian geomagnet, Gerhana Matahari Total 2016, Ternate. Abstract Apart from its visual impact, total solar eclipse also has an impact on space weather system as well due to the sun as the source of the solar wind plasma which drives space weather is temporarily obstructed by the Moon. To understand total solar eclipse effect to Earth’s magnetic field, observation of the geomagnetic daily variations has been conducted in Ternate as one of the locations of Total Solar Eclipse event on March 9th, 2016, and compared to the condition on a quiet day. Changes is observed as a decrease of the total magnetic field and a decrease in the X, Y and D components while Z and I components seem unclear. This is similar but slightly different with previous studies in the high and middle latitudes, the effect GMT on geomagnetic field due to decreased levels of electrons in the ionosphere as well as a decrease in the current density of the ionosphere. Keywords: Geomagnetic components, geomagnetic daily variations, Total Solar Eclipse of 2016, Ternate.
KAJIAN STRUKTUR RESISTIVITAS DANGKAL DI SEKITAR SUMUR SINDU KECAMATAN JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA Bambang Wijatmoko; Budy Santoso; Eddy Supriyana
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 1 No 1 (2016): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016
Publisher : Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.83 KB) | DOI: 10.21009/SPEKTRA.011.02

Abstract

Abstrak Sumur Sindu merupakan salah satu cagar budaya peninggalan sejarah yang terletak di Desa Sumber Wetan Kecamatan Jati Tujuh Kabupaten Majalengka. Sumur yang dikenal keramat ini sudah digunakan sebagai sumber mata air yang tidak pernah kering. Namun demikian, di sekitar lokasi sumur sering mengalami kekeringan di musim kemarau, bahkan di tempat-tempat tertentu tidak dijumpai sumber air tanah. Hal ini menarik untuk dikaji mengenai bagaiman struktur bawah permukaan di daerah sekitar sumur tersebut. Makalah ini akan membahas tentang struktur resistivitas dangkal yang diperoleh melalui teknik Electrical Resistivity Tomography (ERT) pada tiga lintasan. Hasil pengukuran selanjutnya diolah menggunakan metode inversi 2D sehingga diperoleh suatu penampang yang menggambarkan struktur perlapisan batuan bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitasnya. Interpretasi terhadap ketiga penampang menunjukkan bahwa struktur resistivitas daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu sangat rendah (1-7 ohm.m) berasosiasi dengan akuifer, rendah (8-17 ohm.m) berasosiasi dengan lempung pasiran dan lempung, sedang (18-40 ohm.m) berasosiasi dengan pasirlempungan, tinggi (41-90 ohm.m) berasosiasi dengan pasir kerikil, dan kategori sangat tinggi (91-180 ohm.m) yang diduga berasosiasi dengan batupasir padat. Pola pelipatan berupa antiklin juga terlihat pada citra penampang tersebut, hal ini menjadi indikasi kemungkinan adanya zonasi akuifer. Kata-kata kunci: struktur resistivitas, sumur sindu, ERT, zonasi akuifer Abstract Sindu well is one of the cultural heritage located in Desa Sumber Wetan Kecamatan Jati Tujuh Kabupaten Majalengka. The well is known sacred and it has been used as a water source that never dry. However, the location around the well droughts in the dry season, and even in certain places the source of groundwater cannot be found. It is interesting to study about how the subsurface structure in the area around the well. This paper will discuss the shallow resistivity structure obtained through Electrical Resistivity Tomography (ERT) on three lines. The result of the measurement will processed using 2D inversion methods to obtain a cross-section that describes the structure of rock layering in subsurface based on resistivity value. Interpretation of the three cross sections showed that the resistivity structure of the study area can be grouped into five categories i.e. very low (1-7 ohm.m) associated with the aquifer, low (8-17 ohm.m) associated with sandy clay and clay, medium (18-40 ohm.m) associated with sandy clay, high (41-90 ohm.m) associated with gravel, and the very high category (91-180 ohm.m) allegedly associated with solid sandstone. The image of the cross section also described the folding pattern in the form of the anticline which indicate the possibility of aquifer. Keywords: resistivity structure, Sindu well, ERT, aquifer zone.
PENGARUH WAKTU DRY MILLING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MAGNET PERMANEN ND-FE-B William William; Tua Raja Simbolon; Herli Ginting; Prijo Sardjono; Muljadi Muljadi
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 1 No 1 (2016): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016
Publisher : Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.938 KB) | DOI: 10.21009/SPEKTRA.011.03

Abstract

Abstrak Telah dilakukan proses penghalusan serpihan NdFeB dengan menggunakan metode dry milling dalam atmosfir gas inert dengan menggunakan gas Nitrogen (N2) dengan bahan awal yang digunakan berupa serpihan NdFeB dengan waktu milling yang divariasikan selama 8 jam, 16 jam, 24 jam dan 48 jam. Besaran magnetik yang diukur adalah koersivitas (Hc), induksi remanensi magnetik (Br) dan energi produk maksimum (BHmaks). Proses preparasi sampel dimulai dengan penghalusan serpihan dengan berbagai variasi waktu milling, dicetak dengan gaya 7 tonf selama 2 menit, dan dengan ditambahkan bahan perekat celuna sebanyak 3 wt%, hingga membentuk pelet dengan diameter ±1,6 cm. Selanjutnya sampel pelet di heat treatment selama 1 jam pada suhu 170ᵒC dan setelah itu dilakukan coating pada sampel. Sampel pelet yang telah melalui proses heat treatment, dimagnetisasi dengan impulse magnetizer pada tegangan 1500V DC. Sampel pelet yang telah dimagnetisasi diukur fluks density menggunakan Gaussmeter. Dari nilai densitas fluks magnet sampel, diperoleh sampel terbaik yaitu sampel hasil milling selama 48 jam pada suhu heat treatment 170ᵒC dan diperoleh fluks magnet sebesar 485,8 Gauss. Koersivitas pelet NdFeB yaitu 1,171 kOe dan BHmaks sebesar 0,62 MGOe. Kata-kata kunci: NdFeB, heat treatment, dry milling, gas inert Abstract Particle refining process of flakes NdFeB by dry milling method within an inert gas atmosphere using Nitrogen gas (N2) with based material was flakes NdFeB and with milling time parameters were variated for 8 hours, 16 hours, 24 hours and 48 hours had been done. The measured magnetic properties were coercivity (Hc), remanence (Br) and maximum energy product (BHmax). The preparation raw material process was started with particle refining with milling time variety, then it was pressed with 7 tonf force for 2 minutes and with added adhesive celuna as much as 3 wt% up to become pellets form with a diameter ±1.6 cm. Further the pellet samples were given heat treatment for 1 hour at temperature 170ᵒC and after that all the samples were coated. Pellet samples that have been done heat treatment, were magnetized with the impulse magnetizer in 1500V DC voltage. Pellet sample that had been magnetized ,its flux density was measured by using a Gaussmeter. From the magnetic flux density sample value, the best sample that obtained was the sample in milling time for 48 hours at heat treatment’s temperature was 170ᵒC and obtained magnetic flux density at 485.8 Gauss. The NdFeB pellet coercivity was 1.171 kOe and the BHmax was 0.62 MGOe. Keywords: NdFeB, heat treatment , dry milling , inert gas
PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR Cahya Wulandari; Wahyu Edy Wibowo; Supriyanto Ardjo Pawiro
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 1 No 1 (2016): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016
Publisher : Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.875 KB) | DOI: 10.21009/SPEKTRA.011.04

Abstract

Abstrak Berkas elektron memiliki distribusi dosis yang uniform di permukaan sehingga sering digunakan sebagai terapi kanker di permukaan tubuh. Kanker yang lokasinya dekat dengan organ sehat memerlukan terapi menggunakan lapangan yang kecil, sehingga dosimetri yang akurat untuk berkas elektron lapangan kecil menjadi suatu tantangan tersendiri. Pengukuran keluaran berkas elektron dilakukan dengan menggunakan detektor Exradin ion chamber A11 plan-paralel dan film gafchromic EBT-3 yang diletakkan pada slab solid water phantom pada kedalaman referensi (zref) dan kedalaman maksimum (zmax). Kedua detektor diradiasi dengan berkas elektron energi 6, 8, 10, 12, dan 15 MeV pada lapangan berukuran 1 x 1, 2 x 2, 3 x 3, 5 x 5, 8 x 8, dan 10 x10 cm2 yang terbuat dari cerrobend. Faktor keluaran ditentukan dengan rasio perbandingan antara hasil pengukuran pada kedalaman maksimum (zmax) dan hasil pengukuran pada kedalaman referensi (zref). Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa penurunan faktor keluaran sebanding dengan penurunan energi dan luas lapangan berkas elektron. Terdapat juga perbedaan nilai hasil keluaran kedua detektor tersebut diantaranya maksimum sebesar 78.3% - 85.7% pada lapangan 1 X 1, dan minimum sebesar 0.15 % - 0.66% pada 8 X 8 disemua energi, sehingga detektor film gafchromic EBT-3 sanngat baik digunakan untuk pengukuran berkas elektron lapangan kecil. Kata-kata kunci: Berkas elektron, Lapangan kecil, Faktor keluaran, ion chamber plan-paralel, Film gafchromic EBR-3 Abstract The electron beam has a uniform dose distribution on the surface so it is often used as a cancer therapy, especially at the body surface. Cancers that are located close to organs at risk require treatment using a small field, so that accurate dosimetry for electron beam small field becomes a challenge. Output measurement performed using electron beam detector Exradin ion chamber A11 plan-parallel and gafchromic film EBT-3 placed on slab of solid water phantom at the depth of the reference (zref) and maximum depth (zmax). Both of detector is irradiated with an electron beam energy of 6, 8, 10, 12, and 15 MeV in the field of small square shaped measuring 1 x 1, 2 x 2, 3 x 3, 5 x 5, 8 x 8 and 10 x 10 cm2 made of cerrobend. Output factors is determined by the ratio between the measurement results at a maximum depth (zmax) and the measurement results on the reference depth (zref). The results obtained show that the decline in output factor proportional to a decrease field size and comprehensive energy electron beam. There are also differences in the value of the output of the two detectors are among a maximum of 78.3% - 85.7% on field 1 X 1, and a minimum of 0.15% - 0.66% on 8 X 8 in all the energy, so that the detector movie gafchromic EBT-3 sanngat well used for measurement electron beam pitch. Keywords: Small field, Electron beam, Output factor, Exradine ion chamber A11 plan-paralel, Film gafchromic EBT-3
STUDI MORFOLOGI BULIR DAN MAPPING KONTAMINASI PADA TANAH VULKANIK UNTUK MENGENALI PENGARUH PESTISIDA MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM) Eleonora Agustine
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 1 No 1 (2016): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016
Publisher : Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.265 KB) | DOI: 10.21009/SPEKTRA.011.05

Abstract

Abstrak Kajian penggunaan pestisida pada lahan pertanian perlu dilakukan karena penggunaannya yang terus menerus dalam jangka waktu yang lama akan berakibat pada masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan. Pada paper ini kajian dilakukan di tanah vulkanik di PTPN VIII Bukit Tunggul Jawa Barat. Untuk mengamati perubahan yang terjadi pada tanah vulkanik akibat pengaruh pestisida pada penelitian ini akan dilakukan kajian mineralogi dan morfologi bulir magnetic menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Conto diambil pada outcrop sebanyak 60 contoh dari dua lapisan yang berbeda sifat fisiknya. Conto dibagi menjadi 3 grup berbeda untuk diamati perubahannya setiap 3 bulan. Grup pertama conto standar (tanpa penambahan pestisida), grup ke dua diberi pestisida dengan variasi 5 ml pestisida ditambah aquabidest 45 ml, 10 ml pestisida dan 40 ml aquabidest sampai 50 ml murni pestiseda. Masing-masing contoh diberi 5 tetes. Grup kedua disimpan selama 3 bulan dan diamati hasilnya, demikian pula grup ke tiga disimpan 6 bulan. Dari hasil pengamatan bulan terlihat bahwa pengaruh pestisda merusak bulir magnetik yang ada, dan membuat bulir menjadi lebih halus. Dan proses penghalusan bulir magnetik ini diduga akibat disolusi atau oksidasi. Kata-kata kunci: Pestisida, tanah volkanik, morfologi bulir Abstract Study of the use of pesticides on agricultural land necessary for continuous use in the long term will result in environmental and public health problems. In this paper, a study carried out in volcanic soil in PTPN VIII West Java Bukit stumps. To observe the changes that occur in volcanic soils due to the effect of pesticides on the study will examine the mineralogy and morphology of magnetic grains using a Scanning Electron Microscope (SEM). Outcrop samples were taken on as many as 60 instances of two layers of different physical properties. Conto is divided into 3 different groups to observe the changes every three months. The first group of samples, standard (without the addition of pesticides), the second group was given pesticide with a variety of pesticides plus 5 ml aquabidest 45 ml, 10 ml and 40 ml pesticide aquabidest to 50 ml of pure pestiseda. Each sample was given five drops. The second group is stored for 3 months and observed the results, as well as a group to three stored 6 months. From the observation moon is seen that the influence of the magnetic grains pestisda existing damage, and make the grain becomes finer. And the process of refining grains of magnetic allegedly due to dissolution or oxidation. Keywords: Pesticides, volcanic soil, grain morphology
ANALISA KAPASITANSI SPESIFIK ELEKTRODA KARBON SUPERKAPASITOR DARI KAYU KARET TERHADAP LAJU SCAN BERDASARKAN VARIASI AKTIVASI HNO3 E. Taer; Zulkifli Zulkifli; E. N. Arif; R. Taslim
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 1 No 1 (2016): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016
Publisher : Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.75 KB) | DOI: 10.21009/SPEKTRA.011.06

Abstract

Abstrak Variasi kapasitansi spesifik elektroda karbon superkapasitor dari kayu karet terhadap laju scan telah berhasil dianalisa. Pembuatan elektroda karbon meliputi proses pemotongan, pengeringan, karbonisasi, aktivasi, pemolesan dan penetralan. Aktivasi dilakukan secara bertingkat meliputi aktivasi fisika dan kimia. Aktivasi fisika dilakukan menggunakan gas CO2 pada suhu 850 °C selama 2 jam. Sedangkan aktivasi kimia dilakukan dua tahap yaitu dengan 3M KOH kemudian diteruskan dengan aktivasi HNO3 menggunakan variasi konsentrasi sebesar 5%, 15% dan 25%. Pengukuran sel superkapasitor dilakukan dengan metode siklis voltammetri pada laju scan 1 – 100 mV/s dalam larutan elektrolit 1M H2SO4.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kapasitansi spesifik mengalami penurunan secara eksponensial seiring dengan penambahan laju scan. Laju scan 1 mV/s menghasilkan kapasitansi spesifik tertinggi dan terendah sebesar 81,82 F g-1dan 10,44 F g-1, sedangkan pada laju scan 100 mV/s menghasilkan kapasitansi spesifik tertinggi dan terendah sebesar 19,67 F g-1 dan 4,66 F g-1, masing-masing untuk variasi HNO3 sebesar 25% dan 5%. Hasil pengujian SEM memperlihatkan elektroda karbon memiliki struktur pori yang seragam dan pengujian ED-X menunjukkan persentase unsur karbon tertinggi sebesar 92,53% terdapat pada sampel dengan variasi HNO3 25%. Kata-kata kunci: Superkapasitor, Kapasitansi Spesifik, Laju Scan Abstract Specific capacitance variation of carbon electrode supercapacitor from rubber wood against scan rate have been successfully analyzed. Fabrication of carbon electrode includes cutting, drying carbonization, activation, polishing and neutralization. Activation was carried out in multi-step process covering the physical and chemical activation. Physical activation was performed by using CO2 gas at a temperature of 850 °C for 2 hour, while the chemical activation process was done by combination of 3M KOH and HNO3 using a variation of concentrations as high as 5%, 15% and 25%. Supercapacitor cell measurements was performed using a cyclic voltammetry method at a scan rate of 1 - 100 mV/s in electrolyte solution of 1M H2SO4. The results showed that specific capacitance value decreased with exponentially in the increasing of a scan rate. The highest of specific capacitance values of 81.82 F g-1 and 10.44 F g-1 at a scan rate of 1 mV/s, while at the scan rate of 100 mV/s found the lowest of 19.67 F g-1 and 4.66 F g-1 for HNO3 variation of 25% and 5%, respectively. The SEM data showed that the carbon electrode have a hierarchical pore structure and the ED-X result found that highest percentage of carbon element as high as 92.53% at sample with a variation of 25% HNO3. Keywords: Supercapacitor, Spesific Capacitance, Scan Rate
KARAKTERISASI ABU SEKAM PADI DISINTESIS POLIETILEN GLIKOL- 6000 SEBAGAI BAHAN PENGISI NANO KOMPOSIT TERMOPLASTIK HDPE Eva Marlina Ginting; Karya Sinulingga; Mukti Hamzah Harahap; Martha M. Padang; Nurdin Bukit
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 1 No 1 (2016): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016
Publisher : Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.163 KB) | DOI: 10.21009/SPEKTRA.011.07

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah pembuatan nano partikel dari abu sekam padi (ASP) yang berfungsi sebagai sebagai bahan pengisi termopastik high density poliethylen (HDPE). ASP yang akan dipreparasi diperoleh dari Kilang Padi hasil pembakaran yang berwarna putih . Dalam penelitian ini metode yang dilakukan dalam pembuatan nano partikel dengan cara ASP di Ball mill selama 1 jam kemudian di sintesis dengan larutan HCl 2 M , NaOH 2.5 M dengan metoda kopresipitasi dan di sintesis dengan polietilen Glikol ( PEG) 6000 dengan perbandingan 1:3 .Hasil ASP ini di karakterisasi yakni dengan alat X-Ray Floresensi (XRF), analisa morfologi dengan Scaning Electron Microscofe (SEM) , analisa struktur X-Ray Difraction (XRD), Untuk membuat nano komposit maka dilakukan tahap sebagai berikut : termoplastik HDPE dimasukkan dalam internal mixer laboplastomill dengan suhu 150 0C dengan laju 60 rpm selama 10 menit , nano ASP dengan hasil sistesis pada komposisi (0,2,4,6,8,dan 10 ) % berat . Dari hasil nano komposit dianalisis sifat mekanik ( kekuatan tarik , perpanjangan putus dan modulus elastik ) . Hasil yang diperoleh dengan XRD ukuran partikel 52,22 nm dan struktur kristal tetragonal dan fase kristobalit (SiO2) ,hasil XRF dengan kandungan Si 99,4 % ,hasil analisis sifat mekanis meningkat dengan bertambahnya komposisi nano ASP dan optimal pada komposisi 8% berat . Kata-kata kunci: ASP, HDPE , sifat Mekanis Abstract The purpose of this research is the manufacture nanoparticles of rice husk ash (RHA) that serves as a filler material termopastik poliethylen high density (HDPE). RHA to be prepared rice obtained from refinery combustion products are white. In this research method is performed in the manufacture of nano-particles by means of RHA in Ball mill for 1 hour then synthesized with a solution of HCl 2 M NaOH 2.5 M by the method of coprecipitation and in the synthesis of polyethylene glycol (PEG) 6000 at a ratio of 1: 3. the results of this RHA in the characterization namely by means of X-Ray Fluorescent (XRF), morphology analysis by scanning Electron Microscofe (SEM), analysis of the structure of X-Ray Difraction (XRD), to create nano composite then do the following phases: thermoplastic HDPE included in laboplastomill internal mixer with a temperature of 150 0C at a rate of 60 rpm for 10 minutes, nano RHA with the results of the synthesis of the composition (0,2,4,6,8, and 10)% by weight. From the results of nano composites were analyzed mechanical properties (tensile strength, elongation at break and elastic modulus). The results obtained by XRD 52.22 nm particle size and crystal structure tetragonal (SiO2)fase cristobalit, XRF results with 99.4% Si content, the results of the analysis of the mechanical properties of nano compositions increases with RHA and optimal composition 8% by weight. Keywords: RHA, HDPE, Mechanical properties
KARAKTERISASI STRUKTUR DAN SIFAT TERMAL SISTEM KACA (70-X)P2O5-30MgO-XZnO DENGAN TEKNIK MELT QUENCHING Fathya Eliza R.; Esmar Budi; Mangasi A. Marpaung; Md. Rahim Sahar; Nurul Huda
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 1 No 1 (2016): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016
Publisher : Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.604 KB) | DOI: 10.21009/SPEKTRA.011.08

Abstract

Abstrak Telah dibuat kaca dengan komposisi (70-x) P2O5 – 30 MgO – x ZnO dengan variasi konsentrasi ZnO dari 0 sampai 15 mol% menggunakan teknik melt-quenching. Sampel yang dibuat memiliki komposisi MgO tetap yaitu 30 mol%. Sifat termal dan struktur kaca diteliti dengan differential thermal analysis (DTA),X-Ray Diffraction (XRD), and Fourier-transformed infrared (FTIR). Hasil XRD menunjukan bahwa kaca merupakan amorf. Didapatkan nilai stabilitas termal (∆T) meningkat seiring dengan penambahan ZnO sampai 10 mol% kemudian menurun dengan penambahan mol %ZnO. Komposisi 5mol% dari ZnO memiliki nilai ∆T dan Hurby (H) tertinggi yang artinya paling stabil diantara seluruh sampel. Sedangkan, hasil FTIR menyatakan bahwa bilangan gelombang dari P-O-P meingkat dan P=O berkurang dengan penambahan ZnO. Dari informasi ini didapatkan nilai BO meningkat dan NBO berkurang seiring dengan peningkatan ZnO. Kata-kata kunci: Kaca Fosfat, Melt-Quenching, Sifat Termal, Struktur Fosfat Abstract (70-x) P2O5 – 30 MgO – x ZnO glasses containing different concentrations of ZnO ranging from 0 to 15 mol% were prepared by the melt-quenching technique. The sample had a fixed MgO content of 30%. The thermal and structural properties of these glasses were investigated by means of differential thermal analysis (DTA),X-Ray Diffraction (XRD), and Fourier-transformed infrared (FTIR). Result from XRD show that the glass are amorphous. It has been found that the thermal stability (∆T) increase as ZnO is added into the glass sample and decrease afterward. Composition of 5 % ZnO possesses the highest value of ∆T and Hurby’s value (H) of all samples which mean that the sample is the most stable. Meanwhile, FTIR test demonstrate that the wavenumber of P-O-P increase and P=O reduces as the ZnO content increase. From this information, the number of BO increase and NBO decrease as the ZnO content increase. Keywords: Phosphate glasses, Melt-Quenching, Thermal Properties, Phosphate Structure
ANALISA DIMENSI, DENSITAS DAN KAPASITANSI SPESIFIK ELEKTRODA KARBON SUPERKAPASITOR DARI BUNGA RUMPUT GAJAH DENGAN VARIASI KONSENTRASI PENGAKTIVAN KOH E. Taer; H. Yusra; Iwantono Iwantono; R. Taslim
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 1 No 1 (2016): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016
Publisher : Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.879 KB) | DOI: 10.21009/SPEKTRA.011.09

Abstract

Abstrak Telah dilakukan analisa dimensi, densitas dan kapasitansi spesifik pada pembuatan elektroda karbon superkapasitor dari bunga rumput gajah menggunakan variasi konsentrasi aktivator KOH. Pembuatan elektroda karbon diawali dengan proses prakarbonisasi, penggilingan dengan ball milling dan diayak dengan ukuran partikel < 53 µm. Proses berikutnya dilakukan aktivasi kimia menggunakan aktivator KOH dengan variasi konsentrasi sebesar 0,3 M, 0,5 M dan 0,7 M. Pelet karbon dibuat dengan alat hydraulic press pada tekanan 8 ton. Proses karbonisasi dilakukan pada suhu 600°C pada lingkungan gas N2 dengan profil pemanasan bertingkat, dan diikuti dengan proses aktivasi fisika menggunakan gas CO2 pada suhu 850°C . Hasil penelitian ini diperoleh bahwa diameter, ketebalan dan massa setiap elektroda superkapasitor mengalami penurunan seiring dengan peningkatan konsentrasi KOH. Sedangkan densitas dan kapasitansi spesifik mengalami peningkatan dengan pertambahan konsentrasi KOH. Nilai kapasitansi spesifik tertinggi diperoleh sebesar 100,62 F/g dengan densitas 0,87 gr/cm3 pada variasi 0,7 M KOH. Kata-kata kunci: Analisa Dimensi, Kapasitansi Spesifik, Superkapasitor, Bunga Rumput Gajah, Variasi KOH Abstract Dimensions, density and specific capacitance of carbon electrode supercapacitor from flower of elephant grass by using various KOH concentrations has been analyzed. Production of carbon electrodes was performed by pre-carbonization, grinding by ball milling and sieving to a find a particle size of < 53 µm. The following process was an activation by chemical activation using KOH by various concentrations of 0.3 M, 0.5 M and 0.7 M. Carbon pellets were produced by hydraulic press instrument at a pressure of 8 tons. Carbonization process was carried out at a temperature of 600°C in a N2 gas environment with multilevel heating profile, and followed by physical activation process by throwing CO2 gas at a temperature of 850°C. The results of this study showed that the diameter, thickness and mass of each carbon electrode supercapacitor decrease with the increasing of KOH concentrations. While the density and specific capacitance were increased with the increasing of KOH concentrations. The highest specific capacitance value was obtained as high as 100.62 F/g with a density of 0.87 g/cm3 in the variation of 0.7 M KOH. Keywords: Dimensional Analysis, Specific Capacitance, Supercapacitors, Flower Elephant Grass, Variations KOH
KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN ABSORPSI OPTIKAL SISTEM KACA ZnO – MgO - P2O5 MENGGUNAKAN TEKNIK MELT QUENCHING Indra Permana; Esmar Budi; Mangasi A. Marpaung; Md. Rahim Sahar; Puzi Anigrahawati Buchori
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 1 No 1 (2016): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016
Publisher : Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.209 KB) | DOI: 10.21009/SPEKTRA.011.10

Abstract

Abstrak Pembuatan kaca fosfat dengan komposisi kimia x ZnO – 30 MgO – ( 70 – x ) P2O5 dengan x = 0, 5, 10, dan 15 mol% telah dilakukan menggunakan teknik melt quenching. Sistem kaca yang dibuat dikarakterisasi menggunakan difraksi sinar-X ( XRD ), pengujian sifat fisik dengan metode Archimedes, dan spektrofotometer UV-Vis untuk sifat optik. Hasil XRD menunjukkan bahwa kaca yang dibuat memiliki struktur amorf. Dari hasil pengujian fisik menunjukkan bahwa densitas kaca semakin menurun sedangkan volume molar meningkat dengan bertambahnya mol% ZnO. Absorpsi optikal diukur pada panjang gelombang 200 – 800 nm menunjukkan tidak adanya berkas absorpsi yang tajam. Dari hasil spektra absorpsi optikal menunjukkan bahwa nilai energi gap menurun sedangkan energi Urbach dan indeks refraktif kaca meningkat dengan bertambahnya mol% ZnO. Kata-kata kunci: Kaca Fosfat, Melt Quenching, Sifat Fisik, Sifat Optik, Absorpsi. Abstract Phosphate glass with the chemical composition x ZnO – 30 MgO – ( 70 – x ) P2O5 with x = 0, 5, 10, and 15 mol% was done by melt quenching technique. The glasses system were characterized with X-Ray diffraction, physical property was measured by using Archimedes method, and UV-Vis spectrophotometer for optical property. The result of X-Ray difraction pattern shows that the glass system has an amorphous structure. The result of physical properties show that the value of density is decreased but the molar volume is increased with the increase of mol% ZnO. The optical absorption was measured in the wavelength region 200 – 800 nm shows that there is no sharp absorption band edge. From absorption optical spectra shows that gap energy is decreased but Urbach energy and refractive index are increased with the increase of mol% ZnO. Keywords: Phosphate Glass, Melt Quenching, Physical Property, Optical Property, Absorption

Page 1 of 24 | Total Record : 231


Filter by Year

2016 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 9 No 2 (2024): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 9 Issue 2, August 2024 Vol 9 No 1 (2024): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 9 Issue 1, April 2024 Vol 8 No 3 (2023): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 8 Issue 3, December 2023 Vol 8 No 2 (2023): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 8 Issue 2, August 2023 Vol 8 No 1 (2023): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 8 Issue 1, April 2023 Vol 7 No 3 (2022): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 7 Issue 3, December 2022 Vol 7 No 2 (2022): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 7 Issue 2, September 2022 Vol 7 No 1 (2022): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 7 Issue 1, April 2022 Vol 6 No 3 (2021): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 6 Issue 3, December 2021 Vol 6 No 2 (2021): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 6 Issue 2, October 2021 Vol 6 No 1 (2021): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 6 Issue 1, April 2021 Vol 5 No 3 (2020): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 5 Issue 3, December 2020 Vol 5 No 2 (2020): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 5 Issue 2, August 2020 Vol 5 No 1 (2020): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 5 Issue 1, April 2020 Vol 4 No 3 (2019): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 4 Issue 3, December 2019 Vol 4 No 2 (2019): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 4 Issue 2, August 2019 Vol 4 No 1 (2019): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 4 Issue 1, April 2019 Vol 3 No 3 (2018): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 3 Issue 3, December 2018 Vol 3 No 2 (2018): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 3 Issue 2, August 2018 Vol 3 No 1 (2018): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 3 Issue 1, April 2018 Vol 2 No 3 (2017): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 2 Nomor 3, Desember 2017 Vol 2 No 2 (2017): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 2 Nomor 2, Agustus 2017 Vol 2 No 1 (2017): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 2 Nomor 1, April 2017 Vol 1 No 2 (2016): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 1 Nomor 2, Desember 2016 Vol 1 No 1 (2016): SPEKTRA: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016 More Issue