cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
lppmsyedza@gmail.com
Editorial Address
jln Prof.Dr.Hamka No..228 Padang
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Medika Saintika
ISSN : 20878508     EISSN : 25409611     DOI : 10.30633
Core Subject : Health, Education,
Jurnal Kesehatan Medika Saintika adalah Jurnal Kesehatan berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Stikes Syedza Saintika Padang dua kali setahun pada setiap bulan Juni dan Desember. Proses penyerahan naskah terbuka sepanjang tahun. Semua naskah yang dikirim akan melalui peer review ganda dan ulasan editorial sebelum diberikan penerimaan publikasi. Dikelola sebagai media informasi dan pengetahuan ilmiah, Jurnal Kesehatan Medika saintika meliputi banyak literatur, artikel penelitian, dan studi kasus yang berfokus pada bidang Kebidanan, Ilmu Keperawatan, Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Biomedik.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 2 (2017): Desember 2017" : 10 Documents clear
PENGARUH MEROKOK TERHADAP HORMON TESTOSTERON PADA LAKI-LAKI USIA DIATAS 40 TAHUN Ibrahim Angga Nawawi
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 8, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/882220172017%p1

Abstract

Testosteron adalah hormon androgen pada laki-laki dan hormon ini akan menurun sesuai dengan bertambahnya usia. Penurunan kadar testosteron ini mulai terjadi pada usia 40 tahun. Dua puluh persen laki-laki berusia 60-80 tahun, dan tiga puluh lima persen laki-laki berusia 80 tahun mempunyai konsentrasi testosteron total di bawah batas normal yaitu 350 ng/dL. Penurunan kadar testosteron akan menimbulkan berbagai gangguan fisik dan psikologis. Banyak faktor yang menyebabkan penurunan kadar testosteron salah satunya adalah perokok. Laki-laki perokok mempunyai risiko 2 kali lipat untuk mengalami penurunan kadar hormon testosteron. Rokok mengandung banyak bahan kimia yang sangat berbahaya bagi perokok aktif. Menurut WHO, ada 13 milyar perokok, dan Indonesia menduduki peringkat ke-4 jumlah perokok terbanyak di dunia dengan jumlah sekitar 141 juta orang. Pada hasil survei MMAS ditemukan perokok memiliki resiko 24% terjadinya disfungsi ereksi akibat penurunan hormon testosteron. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh merokok terhadap hormon testosteron pada laki-laki berusia diatas 40 tahun. Penelitian ini observasional, dengan pendekatan cross sectional dengan total sampling berjumlah 36 orang laki-laki berusia diatas 40 tahun dan perokok aktif. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan April 2017 sampai Oktober 2017 di RW X Perumahan Mega Permai dan Laboratorium Biokimia FK Unand untuk pemeriksaan hormon testosteron.  Analisa data diolah dengan sistem komputerisasi dengan uji statistic regresi linier sederhana derajat penolakan 5% ( p =0,05). Hasil penelitian tentang kebiasaan merokok didapatkan nilai mean 19,69 batang, median 18,50 batang, minimum 5 batang dan maximum 42 batang. Sedangkan hormone testosterone dengan nilai mean 11,303 nmol/L, median 10,250 nmol/L, minimum 7,5 nmol/L dan maximum 18,1 nmol/L. Terdapat pengaruh nilai signifikan kebiasaan merokok dengan hormone testosteron, di tandai nilai pada F hitung 30,309 dengan sig. 0,000 ≤ 0,05, artinya variabel kebiasaan merokok dapat mempengaruhi variabel hormone testosteron secara signifikan. Pengaruh kebiasaan merokok terhadap hormone testosterone adalah sebesar 68,7%. Kata Kunci      : Hormon Testosteron, Kebiasaan Merokok SMOKING EFFECT ON TESTOSTERON HORMONES ON THE MAN AGES IN 40 YEARS                                                   ABSTRACTTestosterone is an androgene hormone in males and this hormone decreases with age. This decrease in testosterone levels begins at 40 years of age. Twenty percent of men aged 60-80 years, and thirty-five percent of men aged 80 years have testosterone concentrations below the limit of 350 ng / dL. Decrease in testosterone levels will cause various physical and psychological disorders. Many that cause a decrease in testosterone levels one of them is a smoker. Male smokers have a 2-fold risk of decreasing testosterone levels. Cigarettes contain many chemicals that are very dangerous for active smokers. According to WHO, there are 13 billion smokers, and Indonesian is ranked the 4th largest number of smokers in the world with about 141 million people. In the survey results found MMAS smokers have a 24% risk of erectile dysfunction due to decreased testosterone. The aim of the study was to investigate the effect of smoking on testosterone in men over 40 years old. This study was observational, with cross sectional approach with sampling amounting to 36 men over the age of 40 years and active smokers. This research has been conducted from April 2017 to October 2017 in RW X Mega Permai and Biokimia Laboratory FK Unand for examination of testosterone. Was analysis processed by computerized system with simple linear regression statistic test of 5% rejection degree (p = 0,05). Result of research about smoking got mean value 19,69 stem, median 18,50 stem, minimum 5 rod and maximum 42 rod. While the hormone testosterone with a mean value of 11.303 nmol / L, median 10,250 nmol / L, a minimum of 7.5 nmol / L and a maximum of 18.1 nmol / L. There is of significant value of smoking with testosterone hormone, in mark value at F count 30,309 with sig. 0.000 ≤ 0,05, meaning that smoking variable can variable of testosterone hormone significantly. The of smoking on testosterone hormone is 68,7%.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERAPAN 3 R (REDUCE, REUSE, DAN RECYCLE) PADA SAMPAH RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SOLOK edison edison
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 8, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/882220172017%p1

Abstract

Pengelolaan sampah dengan 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle) merupakan hal yang penting untuk mengatasi bertambahnya volume sampah setiap harinya. Data Kantor Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Solok tahun 2016 diketahui bahwa luas total wilayah Kabupaten Solok adalah 3.738 km2, daerah yang terlayani dalam pengelolaan sampah yaitu hanya 2,06%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan 3 R (reduce, reuse, dan recycle) pada sampah rumah tangga di Kabupaten Solok. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Populasi penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Kabupaten Solok dengan jumlah sampel 96 responden. Metode pengambilan sampel secara proportional random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan lebih dari separuh responden (56,3%) tidak menerapkan 3 R dengan baik. Hampir separuh responden (44,8%) memiliki tingkat pengetahuan yang rendah. Lebih dari separuh responden (55,2%) memiliki sikap yang negative dan  64,6% memiliki motivasi yang rendah, hampir separuh responden (43,8%) memiliki dukungan tokoh masyarakat yang rendah. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan, sikap, motivasi, dan dukungan tokoh masyarakat dengan penerapan 3 R pada sampah rumah tangga (p value ≤ 0,05). Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan, sikap, motivasi, dan dukungan tokoh masyarakat dengan penerapan 3 R pada sampah rumah tangga. Disarankan kepada lintas sektor terkait untuk melakukan sosialisasi 3 R kepada masyarakat agar mengelola sampah rumah tangga dengan menerapkan prinsip 3 R.
Analisis Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh dan Kembang Pada Anak Balita Usia 3-5 Rahmi Novita Yusuf
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 8, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/882220172017%p1

Abstract

Menurut Data Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2015 diketahui cakupan pelayanan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) anak balita di kota padang sebesar 63,6%. target Tumbuh Kembang sebesar 90%. Dari 22 Puskesmas yang ada di kota padang, Puskesmas Ulak Karang merupakan puskesmas terendah pencapaian pelayanan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)Masih belum tercapainya target. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu Tentang Tumbuh dan Kembang pada Anak Balita Usia 3-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Ulak Karang Kota Padang Tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.Desain penelitian ini  adalah  cross sectional. Penelitian ini telah dilakukan mulai tanggal 20-25 september 2016 di wilayah kerja puskesmas ulak karang padang pada tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak balita usia 3-5 tahun yang berjumlah 244 orang dengan teknik pengambilan sampel secara Purposive sampling. Sampel yang didapat sebanyak 71 orang. Data di analisis secara univariat dan diolah secara manual. Dari analisis yang diperoleh didapatkan sebagian besar  responden40,9%tidak melaksanakan DDTK pada anak balita, Sebagian besar responden 40,8% berpengetahuan rendah tentang Tumbuh Kembang pada anak balita di Puskesmas Ulak Karang Padang tahun 2016. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah kurangnya kunjungan DDTK di sebabkan masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu tentang pentingnya pelaksanaan DDTK pada anak balita. diharapkan bagi Puskesmas untuk mengaktifkan kelas ibu balita dan meningkatkan informasi  DDTK selanjutnya agar Cakupan  Deteksi Dini Tumbuh Kembang tercapai di Puskesmas Ulak Karang Padang Kata Kunci; Pengetahuan;Tumbuh;Kembang               According to the Health deparment Data of Padang City in 2015, the coverage of Early Drowsiness Early Detection (DDTK) for children under five in padang city was 63.6, Growth target by 90%. from the 22 Community Health Center in the city of Padang, Ulak Karang Community Health Center is the lowest health center achievement of Early Detection was growing (DDTK) service Still not reaching the target. The purpose of this study is to determine the level of knowledge of mothers About Growth and Flower in Toddlers Age 3-5 Years in Work Area Ulak Karang Community Health Center conts Padang Year 2016. The type of this research is descriptive. The design of this research is cross sectional. This research has been conducted from 20-25 september 2016 in working area of ulak karang  in year 2016. The population in this research is all mothers with children aged 3-5 years old, amounting to 244 people with technique of sampling by purposive sampling. The sample is 71 people. The data were analyzed univariat and processed manually. From the analysis obtained most of the respondents 40,9% do not implement DDTK in children under five, Most of respondents 40,8% low knowledge about Growth  at Ulak Karang community  health center Padang in 2016. The conclusion of this research is the lack of DDTK visit is caused by the low level of mother's knowledge about the importance of DDTK implementation in children under five. It is hoped that community health center will be able to activate the mother-to-toddler classes and improve DDTK information to ensure that Early Detection of Growth Coverage is reached at Ulak Karang community health center Padang Keyword : knowledge; growth;development
EFEKTIFITAS LATIHAN BRANDT DAROFF TERHADAP KEJADIAN VERTIGO PADA SUBJEKPENDERITA VERTIGO andika herlina; Vino Rika Novia; Ibrahim Ibrahim
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 8, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/882220172017%p1

Abstract

Latihan brandt daroff merupakan rehabilitasi vestibular sebagai latihan mandiri dirumah bagi penderita vertigo. Secara fisiologis brandt daroff berperan dalam proses adaptasi sistem vestibular. Tujuan, untuk mengetahui efektifitas terapi latihan brandt daroff terhadap perbaikan gangguan keseimbangan penderita vertigo. Metode: studi pendahuluan dengan desain quasi eksperimen dengan jumlah sampel 28 orang  sebagai sujek penelitian yang diperoleh secara consecutive sampling, laki-laki dan perempuan berusia 20-60 tahun. Secara random subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok  yaitu kelompok control 14 orang responden dan kelompok perlakuan 14 orang responden untuk mealkukan latihan mandiri dirumah masing-masing setelah didemontrasikan terlebih dahulu teknik latihan yang akan dilakukan. Selanjutnya data yang diperoleh setelah observasi pre dan post terapi, nilai symptoms severity score (SSS) dianalisa dengan menggunakan uji t. hasil : didapatkan perbedaan bermakna pada latihan brandt daroff   yang deberikan untuk menurunkan gangguan keseimbangan penderita vertigo dengan nilai (p<0,05) pada 14 subjek peneliti sebagai kelompok perlakuan. Tidak ditemukan perbedaan yang bermakna (p>0,005) pada 14 subjek peneliti yang tidak diberikan latihan brandt daroff. Kesimpulan: terdapat perbedaan yang bermakna nilai SSS yang lebih cepat pada kelompok yang diberi latihan brandt daroff dibandingkan dengan kelompok yang yang tidak diberi perlakuan latihan terapi.  Kata Kunci : Braindt daroff ; vertigo ; efek  ABSTRACT  Brandt daroff exercises is vestibular rehabilitation as a self-contained exercise at home for sufferers of vertigo. Physiologically brandt daroff plays a role in the process of adaptation of the vestibular system. The goal, to find out the effectiveness of exercise therapy brandt daroff against repair impaired balance vertigo sufferers. Methods: the study of the introduction to the design of a quasi experiment with the number of samples 28 people as sujek research obtained for consecutive sampling, men and women aged 20-60 years. Random research subjects are divided into two groups, the control group respondents and 14 persons group treatment 14 mealkukan respondents to practice independently at each after the first demonstrated the technique training will be done. Further data obtained after observation of pre and post therapy, the symptoms severity score (SSS) were analyzed using t-test. results: meaningful differences obtained on a given exercise brandt daroff to decrease interference vertigo sufferers with balance value (p < 0.05) in 14 subjects researchers as a group treatment. no meaningful differences were found (p 0.005 >) in 14 subjects researchers who are not given exercise brandt daroff. Conclusion: there is a meaningful difference value of SSS who are faster on a given exercise group brandt daroff compared to groups who are not given the treatment of exercise therapy. Password: Brandt daroff, vertigo,effect
EFEKTIFITAS METODE KANGURU TERHADAP KECUKUPAN ASI PADA BAYI CUKUP BULAN DI RB KHADIJAH MEDAN Feny Fernando
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 8, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/882220172017%p1

Abstract

Pengalaman ibu menyusui yang dikelola dengan baik, maka ibu dapat menyusui  lebih berhasil, jika mereka lebih banyak kontak dengan bayi mereka. Menyusui merangsang   produksi   proklaktin  sehingga  akan meningkatkan volume  dan merangsang reflek pengeluaran ASI. Kontak yang paling dekat terjadi ketika ibu menggunakan metode kanguru (kulit ke kulit). Penelitian yang dilakukan oleh Shiau (1996)  yang berpijak pada filosofi kanguru dalam melindungi anaknya. Seperti yang kita ketahui, kanguru memasukkan anaknya pada kantung yang kontak langsung dengan tubuh si ibu, setelah dilakukan penelitian ternyata cara ini mampu menekan kematian bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektifitas metode kanguru terhadap kecukupan ASI pada bayi cukup bulan. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan rancangan post test only. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang pada kelompok intervensi dan 30 orang pada kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan accidental sampling. Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Khadijah Medan. Analisa data digunakan  uji t-independent. Dari hasil uji statistic t-independent dapat disimpulkan bahwa  ada perbedaan yang signifikan dari frekuensi BAK pada kelompok intrvensi dan  kelompok kontrol ( P = 0.023 ). ada perbedaan yang signifikan dari frekuensi BAB  pada kelompok intervensi dan  kelompok kontrol (P = 0.040 ). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa metode kanguru efektif terhadap kecukupan ASI  pada bayi cukup bulan, sehingga bidan dapat menerapkan metode kanguru sebagai intervensi dalam memberikan asuhan ibu post partum.The experience of well-nourished breastfeeding mothers, then mothers can breastfeed more successfully, if they are more in contact with their baby. Breastfeeding stimulates the production of proklactin so that it increases volume and stimulates the reflexes of breast milk expenditure. The closest contact occurs when the mother uses the kangaroo method (skin to skin). Research conducted by Shiau (1996) which rests on the philosophy of kangaroos in protecting their children. As we know, kangaroos insert their children in pouches that are in direct contact with the mother's body, after the research turns out this way is able to suppress infant mortality. The purpose of this study was to identify the effectiveness of kangaroo methods on the adequacy of breast milk in term infants. This study used quasi experimental design with post test only design. The numbers of sample in this study were 30 people in the intervention group and 30 people in the control group. Sampling is done by accidental sampling. This research was conducted at Khadijah Maternity Hospital Medan. Data were analized with t-independent test. From the result of t-independent statistic test it can be concluded that there is a significant difference of BAK frequency in intervented group and control group (P = 0.023). There were significant differences in CHAPTER frequency in the intervention group and control group (P = 0.040). From the results of this study it is known that the kangaroo method is effective on the adequacy of breast milk in infants enough months, so midwives can apply the method of kangaroo as an intervention in providing postpartum mother care.
HUBUNGAN OBESITAS DAN UMUR DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE II Putri Dafriani
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 8, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/882220172017%p1

Abstract

ABSTRACT Nowaday, every year the rate of DM (Diabetes Mellitus) always rise. DM is one of the fourth biggest caused of human died. There are some factors which are caused it. Some of them are obesity and age. obesity  is able to be identified by measuring BMI. For DM type II risky catogorize if BMI> 25 kg/m2. The risky age factor appears to the patients in the age up to 40 years old. The aim of this research is to know the correlation between obecity and age with the DM incident rate in 2017.The method of this research is analitical method by using cross sectional study which will be applied in Health Center of Gambok of Sijunjung regency on February 2017.The sampling which will be done is accidental sampling and have 90 sampple. The process implied are editing, coding, entry, cleaning, and analysis of univarat and bivarat which is done by calculating statitics with chi-square(X²) and P<0,005.The result of the research is found that 10% of respondents have DM, 90% of respondent not DM and 38,9% of respondents have obecity, 61,1% of respondents have not obecity, 50% of respondents included into the risky age, and 50% of respondents included into the non risky age. In the Bivariat analysis, it is found that there is a significant correlation between obecity and the DM type II incident rate with P= 0,025 and there is a signifant correlation with DM type II incident rate with P=0,031.Through this study, the author concluded that there is a significant correlation between obesity and age with DM type II.  The Health  Center of Gambok should give illumination which emphasizes on how to keep the healthy life, either  includes physical activity or healthy diet so that the rate of obesity will be decreased and and examination of sugar level periodically for the patients of DM tipe II classified. Keyword          : Obesity, Age,  Diabetes Mellitus ABSTRAK Kejadian diabetes mellitus (DM)  mengalami peningkatan dari hari ke hari. DM termasuk empat besar penyebab kematian. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya DM diantaranya adalah faktor usia dan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor usia dan obesitas dengan kejadian DM pada pasien DM di Puskesmas    Gombok  Kabupaten Sijunjung tahun 2017.Metode penelitian ini adalah observasi dengan pendekatan cross secsional. Sampelnya berjumlah 90 orang yang diambil dengan teknik accidental sampling. Uji chi- square digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan dependen.Hasil penelitian didapatkan 10% sampel menderita DM, 38,9% obesitas dan 50% memiliki usia yang beresiko. Analisis statistik didapatkan nilai p= 0,025 untuk hubungan obesitas dengan kejadian DM dan p=0,031 untuk hubungan usia dengan kejadian DM.Dari penelitian ini dapat disimpulkan ada hubungan antara faktor usia dan obesitas dengan kejadian DM. Diharapkan kepada petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat terutama dengan kelompok usia yang beresiko agar dapat menjaga pola hidupnya terutama mencegah terjadinya obesitas.
ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BLUD TERHADAP MUTU DAN KINERJA PELAYANAN RUMAH SAKIT shelvy haria roza
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 8, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/882220172017%p1

Abstract

Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit pemerintah masih cukup rendah yaitu hampir lebih dari 50% mengeluhkan pelayanan yang didapatnya.Adanya tuntutan akan kualitas pelayanan  rumah sakit, pemerintah memberlakukan  Kebijakan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi kebijakan BLUD terhadap mutu dan kinerja pelayanan rumah sakit.  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Tempat dan waktu penelitiandilakukan di RSUD dr Rasidin Kota Padang. Populasi adalah semua pasien di di RSUD Padang, dengan sample sebanyak 60 orang dengan accidental sampling. Informan kunci dipilih secara purposive sampling sebanyak lima orang yang memahami tentang BLUD.  Pengumpulan data melalui indept interview, telaah dokumen, dan observation. Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif dan data kualitatif dianalisis dengan analisis tematik.Hasil penelitian didapatkan bahwa Implementasi kebijakan BLUD dari standar kebijakan telah dijalankan dengan baik, memiliki sumberdaya  yang cukup dan memadai. Disposisi para pelaksana positif dalam mendukung kebijakan ini terhadap kegiatan pelayanan. Komunikasi informasi BLUD belum tersebar merata di semua pegawai, hanya berkisar pada pegawai yang langsung menangani Badan Layanan Umum tersebut.Adanya struktur birokrasi yang jelas. Implementasi Kebijakan BLUD  telah memberikan peningkatan kinerja pelayanan di RSUD dr Rasidin Padang, namun dari mutu pelayanan masih kurang baik. Implementasi kebijakan BLUD telah berjalan dengan baik dari segi standar kebijakan, disposisi, sumberdaya, komunikasi, struktur birokrasi. Implementasi kebijakan BLUD mempunyai pengaruh terhadap kinerja pelayanan rumah sakit, tetapi kurang memiliki pengaruh terhadap mutu  pelayanan.Kata kunci: Implementasi Kebijakan,  BLUD, Rumah SakitABSTRACTLevel of community satisfaction with the services the government hospital is still quite low, almost more than 50% complain about the service their gets.The demands to the quality of services, the government imposed policy  about Regional Public Service Agency in the hospital. This study aims to analyze of regional public service agency policy implementation for service and quality performance hospital.  This research is a descriptive research with quantitative and qualitative approaches. The place and time of the study in dr Rasidin Padang Hospital. The population are all patients in hospital and sample are 60 people with accidental sampling. The key informants selected by purposive sampling as many as five people. Collecting data through indepth interviews, review of documents, and observation. Quantitative data were analyzed by descriptive and qualitative data were analyzed using thematic analysis. The results indicated that the implementation of public service agency policies at dr Rasidin Hospital standards and policies  have been run well, sufficient and adequate resources in terms of personnels, funds, facilities. The disposition of the employee support the implementation of policy for service. The communication of information has not been spead evenly  all employees. Clear bureaucratic structure in running the policy. Implementation of Publice Service Agency Policy has been increased  service performance, but on the quality of service is still not good. Implementation of public service agency policieshas worked well in terms of the standard policy, disposition, resources, communications, bureaucratic structure. Implementation of public service agency policieshas an influence on the service performance, but less has an influence on the quality  service.Keywords: Implementation Policy, Regional Public Service Agency, Hospital
HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN KLIEN DI RUANG RAWAT INAP INTERNE RSUD LUBUK BASUNG honesty diana morika
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 8, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/882220172017%p1

Abstract

Kinerja perawat khususnya pada perilaku caring menjadi sangat penting dalam mempengaruhi kepuasan pasien. Caring merupakan inti atau fokus dalam keperawatan sebagai bentuk praktik keperawatan profesional dan sangat penting dalam mempengaruhi kepuasan pasien. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan sikap caring perawat dengan tingkat kepuasan klien. Metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekaan cross sectional Penelitian ini telah dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Interne RSUD Lubuk Basung, yang telah dilaksanakan pada bulan Maret 2017. Populasi adalah seluruh pasien yang dirawat diruangan interne  RSUD Lubuk Basung, dengan pengambilan sampel secara accidental sampling, berjumlah 44 orang. Pengolahan dan analisa data dilakukan secara komputerisasi. Hasil analisa univariat diketahui 56,8 % responden menyatakan sikap caring perawat  pada  kategori  positif dan  52,3  % menyatakan  puas  dengan  pelayanan keperawatan. Hasil analisa bivariat ada hubungan sikap caring perawat dengan tingkat kepuasan klien di Ruang Rawat Inap Interne RSUD Lubuk Basung tahun 2017 (p = 0,037). Disimpulkan bahwa sikap caring perawat yang negatif berdampak pada kurangnya kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan.  Diharapkan pada pihak RSUD Lubuk Basung agar dapat melakukan survei kepuasan pasien setiap 1 tahun sekali, serta memberikan pelatihan caring terhadap semua perawat.Kata Kunci        : sikap caring, kepuasan pasien 
PENGEMBANGAN DOSIS PEMBERIAN SERBUK KERING JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) TERHADAP PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 eliza arman
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 8, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/882220172017%p1

Abstract

Zingiber officinale var. rubrum atau yang lebih dikenal dengan nama jahe merah adalah salah satu obat tradisional yang banyak digunakan untuk pengobatan diabetes melitus tipe 2. Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit dengan prevalensi tertinggi di dunia termasuk Indonesia. Tujuan penelitin ini  adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian serbuk kering jahe merah (Zingiber Officinale var. Rubrum) terhadap pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian dilakukan di Puskesmas Andalas Padang dengan jumlah pasien 33 orang yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 16 orang  kontrol dan 17 orang perlakuan. Kelompok perlakuan akan diberikan sebuk kering jahe merah sebanyak 1,5 gram sehari dengan aturan pakai 2 kali  1 kapsul sehari dengan Metformin 500 mg sehari sedangkan kelompok kontrol menggunakan terapi Metformin 500 mg. Kedua kelompok akan dilakukan uji pretes dan postes glukosa darah puasa, glukosa darah 2 jam postprandial dan glukosa darah acak. Setelah dilakuan Uji T independen didapatkan hasil tidak terdapat pengaruh pemberian serbuk kering jahe merah dengan berat 1,5 gram sehari terhadap glukosa darah puasa dan glukosa darah 2 Jam postprandial. Peneliti   selanjutnya disarankan untuk mengekstrak zat aktif yang terdapat dalam jahe merah.
Faktor – Faktor yang berhubungan dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) terhadap Deteksi Kanker Servik pada WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Paninggahan Kabupaten Solok weni sartiwi
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 8, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/882220172017%p1

Abstract

Menurut WHO,terdapat 490.000 perempuan di dunia terkena kanker servik setiap tahunnya dan 80% di antaranya berada di negara-negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia. Cara melakukan tes kanker servik  adalah dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat). Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) terhadap deteksi kanker servik pada WUS. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan bulan September 2017, dengan populasi seluruh ibu WUS di wilayah kerja Puskesmas Paninggahan yang berjumlah 1.660 dengan sampel 94 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dianalisa secara univariat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 55,3% responden mempunyai tingkat pengetahuan tinggi, 67 % responden  baik menyikapi tentang pemeriksaan IVA, 57,4 % responden mempunyai motivasi tinggi dan 81,9% responden tidak pernah melakukan pemeriksaan  IVA. Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan antara pengetahuan (p value = 0,006), sikap (p value = 0,019) dan dukungan keluarga (p value = 0,044) dengan pemeriksaan IVA di wilayah kerja Puskesmas Paninggahan Kabupaten Solok tahun 2017. Diharapkan petugas puskesmas memberikan penyuluhan kepada WUS diwilayahnya guna meningkatkan motivasi dan dukungan suami untuk melakukan deteksi dini kanker servik dan menyarankan WUS agar menjaga kesehatan dengan gaya hidup sehat.Kata kunci : Pengetahuan; Sikap; Dukungan Keluarga; Pemeriksaan IVA

Page 1 of 1 | Total Record : 10