cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pekanbaru,
Riau
INDONESIA
Jurnal Ilmu Budaya
ISSN : 18298338     EISSN : 25407651     DOI : -
Jurnal Ilmu Budaya (ISSN 2540-7651; E-ISSN: 1829-8338) is an international journal published by the Faculty of Humanities, Universitas Lancang Kuning and published twice a year. It specializes in humanities, library science, philology, literature, cultural studies and current issues on the subject. This journal warmly welcomes contributions from scholars of related disciplines.
Arjuna Subject : -
Articles 188 Documents
PEMBINAAN DISIPLIN DAPAT MENUMBUHKEMBANGKAN KREATIVITAS MAHASISWA Maleha Azis
Jurnal Ilmu Budaya Vol. 1 No. 2 (2005)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jib.v1i2.685

Abstract

Seorang staf pengajar (Dosen) memegang suatu tanggung jawab untuk peserta didiknya ke arah suatu taraf kematangan tertentu yang telah ditetapkan, baik yang menyangkut knowledge (pengetahuan), psikomator (keterampilan) serta afektif (sikap). Untuk mencapai sasaran, setiap Dasen dituntut untuk dapat melaksanakan tugas pengajaran yang selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan.
KOMUNIKASI DAN BUDAYA: MENUJU MASYARAKAT MULTIKULTURAL Junaidi Junaidi
Jurnal Ilmu Budaya Vol. 3 No. 1 (2006)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jib.v3i1.689

Abstract

Dalam masyarakat multikultural orang-orang yang memiliki latar belakang berbeda berkomunikasi. Komunikasi bisa gagal bila menimbulkan kesalahpahaman atau konflik. Kesalahpahaman bisa terjadi karena perbedaan budaya yang terdapat dalam masyarakat multikultural. Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan hubungan antara komunikasi dan budaya serta menjelaskan penerapan komunikasi antarbudaya dalam masyarakat multikultural. Setelah membahas konsep komunikasi dan budaya, ditemukan bahwa komunikasi dan budaya tidak dapat dipisahkan karena budaya merupakan dasar dari komunikasi. Komunikasi antarbudaya sangat diperlukan dalam interaksi orang-orang yang berada dalam masyarakat multikultural karena komunikasi antarbudaya berlandaskan pengakuan terhadap pluralisme seperti yang terkandung dalam multikulturalisme.
KATA PENUNJUK UKURAN DALAM MASYARAKAT MINANGKABAU Leni Syafyahya
Jurnal Ilmu Budaya Vol. 3 No. 1 (2006)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jib.v3i1.690

Abstract

Setiap kelompok masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, mempunyai cara tersendiri dalam menentukan ukuran atau jumlah suatu benda. Demikian pula halnya dengan masyarakat di Minangkabau, mereka mempunyai cara yang unik dan menarik dalam menentukan ukuran sesuatu benda. Berdasarkan hasil analisis, kata penunjuk ukuran dalam masyarakat Minangkabau dapat diklasifikasi atas empat bagian, yaitu kata penunjuk ukuran untuk ukuran panjang, ukuran takaran, ukuran berat, dan ukuran untuk mata uang. Di samping itu, penggunaan kata penunjuk ukuran sangat dipengaruhi oleh faktor situasional yaitu tempat penggunaan kata penunjuk ukuran itu. Karena dipengaruhi oleh tempat penggunaannya, hal ini mengakibatkan kata penunjuk ukuran yang sama kadangkala memiliki makna yang berbeda di daerah lain. Dengan demikian, terjadi variasi makna dalam kata penunjuk ukuran tersebut. Konsep penggunaan kata penunjuk ukuran ini juga berkaitan dengan konsep budaya Minangkabau yaitu "Alam Takambang jadi Guru".
SUPERMAN: KONSTRUKSI DAN REKONSTRUKSI CITRA KEBAIKAN DAN REPRESENTASI AMERIKA Essy Syam
Jurnal Ilmu Budaya Vol. 3 No. 1 (2006)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jib.v3i1.691

Abstract

Analisis ini membuktikan bahwa suatu produk budaya populer seperti Superman merupakan suatu konstruksi dan rekonstruksi suatu citra I imej dalam hal ini citra kepahlawanan dan kebaikan yang melawan kejahatan di muka bumi.Sosok Superman ini merupakan representasi negara Amerika dengan segala kecanggihan teknologi dan kemajuan intelektualnya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk mengontrol dan mengendalikan dunia.Dengan demikian, suatu produk budaya populer merupakan suatu ajang dimana pertarungan ideologi terbentuk sehingga diperlukan daya kritis yang baik dalam mengkonsumsi produk-produk budaya populer seperti ini sehingga produk-produk tersebut dapat dimaknai dengan pemaknaan yang berbeda.
PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM PADA BANGUNAN MESJID JAMIK AIR TIRIS KAMPAR Essy Syam
Jurnal Ilmu Budaya Vol. 3 No. 1 (2006)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jib.v3i1.692

Abstract

Pengaruh kebudayaan Islam pada bangunan mesjid Jamik Air Tiris adalah terdapatnya ukirantulisan Arab. Sedangkan tiang yang disumbangkan oleh masyarakat Banjau Tanjung Balit terdapat ukiran bertuliskan Arab "kalimah Syahadatin". Tiang dari Banjau Nago Beralih dan Batu Balah, tidak terdapat ukiran bertuliskan Arab. Namun mempunyai tandatersendiri sehingga masyarakat sekitarnya dapat membedakan antara tiang satu dengan yang lain.Bentuk Mesjid Jamik yang Khas ini membuat masyarakat mempercayai bahwa dengan mengunjungi mesjid ini akan mendapat berkah atau menunaikan nazar. Hal ini biasa te,jadi karena masyarakat Kampar mempunyai kepercayaan dan keyakinan bahwa sebuah batu kepala kerbau yang ada di mesjid ini memiliki kekuatan gaib. Bila air rendaman batu itu dimandikan kepada seseorang yang menderita sakit, maka air tersebut diyakini dapat menyembuhkan.Dari contoh mesjid Jamik Air Tiris ini masih banyak peninggalan arkeologi Islam yang mendapat pengaruh arsitektur luar, baik dari Arab maupun pengaruh lain. Anasir luar yang masuk dan terakulturasi dengan anasir daerah pada suatu bangunan menunjukkan adanya sikap selektif masyarakat Indonesia terhadap pengaruh asing yang datang. Sikap ini tidak hanya tercermin dalam arsitektur bangunan, tetapi juga dalam aktifitas kehidupan lainnya.
PANTUN MELAYU RIAU: REFLEKSI NILAI MASYARAKAT MELAYU SUATU TINJAUAN SOSIOLOGIS Essy Syam
Jurnal Ilmu Budaya Vol. 3 No. 2 (2007)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jib.v3i2.696

Abstract

Analisis ini memperlihatkan hubungan yang sangat erat antara suatu. karya (pantun Melayu, khususnya Melayu Riau) dengan masyarakat Melayu itu sendiri. Hal ini didukung oleh konsep yang menegaskan bahwa suatu karya adalah refleksi dari masyarakatnya.Penelitian ini memperlihatkan keterikatan antara pantun dengan masyarakat Melayu Riau khususnya dan masyarakat Melayu yang lebih luas pada umumnya, karena pantun selalu identik dengan orang Melayu. Sebagai karya yang dihasilkan oleh masyarakat Melayu, pantun mengandung nilai-nilai kemelayuan yang menjadi ciri orang Melayu yang berfikir metaf orik dengan menggunakan perlambang sebagai cara untuk menghindar dari menggunakan ungkapan yang dapat menyinggung perasaan orang lain. Di samping itu, pantun menunjukkan budi bahasa seseorang sehingga untuk menjaga budi bahasa dan prilakunya orang-orang Melayu menjadi masyarakat yang berpantun.Analisis ini membuktikan bahwa pantun Melayu, khususnya pantun nasehat yang dianalisis dalam analisis ini merupakan refleksi masyarakat Melayu yang terikat dengan alam dan terikat dengan agama (Islam ).Keterikatan masyarakat Melayu dengan alam terrefieksi dari pilihan kata yang dipakai dalam pantun­pantun nasehat tersebut, dimana kata-kata yang digunakan dalam sampiran adalah kata-kata benda seperti hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lain yang dapat dengan mudah ditemukan di lingkungan alam, seperti padi, buli-buli, buaya, kerang, pagar, rebung, buluh dan sebagainya. Selain itu pantun­pantun tersebut juga menggunakan kata-kata yang menunjukkan aktifi.tas orang Melayu seperti bercocok tanam, bertani, berburu, menangkap ikan, dan lain sebagainya.Hal lain yang terrefleksi dari pantun nasehat ini adalah keterikatan orang Melayu dengan agamanya. Dari kecil seorang anak dinasehati orang tuanya untuk menjalankan ibadah agama seperti mengaji, sembahyang ( sholat ), bertaubat, dan lainnya. Selain itu tuntunan agama yang menjadi pedoman manusia untuk bertingkah laku yang baik juga tergambar dalam pantun-pantun nasehat tersebut. Seorang anak dinasehati untuk tidak mencintai dunia, tidak memfitnah orang, tidak menyusahkan orang lain, tidak makan sembarangan, tidak berkata kasar dan tidak sombong.
MEMPERMASALAHKAN "SASTRA BERLABEL ISLAM", MENGHADAPI PERADABAN GLOBAL Fadlillah Malin Sutan Kayo
Jurnal Ilmu Budaya Vol. 3 No. 2 (2007)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jib.v3i2.697

Abstract

Karya sastra dalam peradaban global menyerang semua unsur peradaban dunia, tidak terkecuali agama. Pada satu sisi karya sastra peradaban global menyerang dengan logika, memutar balikan logika, pomografi atau sastra "lendir", filsafat, menghancurkan estetika, memporak-porandakan etika, fakta atau memutar balikkan fakta.Strategi ummat Islam untuk menghadapinya adalah dengan etas, attitude, akhlaki. Lebih intinya membangun peradaban sastra yang Islami moderat, substansialis, atau inklusif. Ada satu pertanyaan yang cukup mendasar, yakni; jika memang ada sastra Islam, apakah sastra Islam adalah agama atau bagian dari agama? Seandainya, jika jawabannya sastra Islam adalah agama, maka kita sudah memasukan unsur kebudayaan ke dalam ajaran suci Islam, maka ajaran Islam sudah tercampur oleh tangan manusia. Ada titik pertemuan antara sastra dengan agama, yakni pada hikmah dan kebijaksanaan, katarsis, kedalaman filosofi kehidupan manusia. Dapat didefenisikan bahwa sastra di alam ini adalah Islami kecuali sastra yang mengajak kepada perbuatan musyrik, kemungkaran, kekerasan, ketidakadilan, anti­kemanusiaan dan kezaliman. Akan tetapi teoritikal sastra Islam agaknya masih dalam jebakan pemahaman dakwah lisan tekstual. Adapun fiksi berlabel Islam berada dalam kerangka def enisi yang fundamentalis dan tekstual (skriptulistik), sebaiknya sastra dalam pandangan Islam selayaknya moderat dan kontekstual (substansialistik).
VALENTINE DAY: HEGEMONI BUDAYA DAN KAPITALIS Essy Syam
Jurnal Ilmu Budaya Vol. 3 No. 2 (2007)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jib.v3i2.698

Abstract

Perkembangan budaya di dunia diwarnai oleh tarik ulur kepentingan kekuasaan dari dua kubu; penguasa dan masyarakat. Dalam tarik ulur ini, dominasi penguasa terhadap masyarakat tidak lagi dilakukan dengan dominasi fisik karena akan menimbulkan resistensi dan perlawanan fisik pula. Karena itulah suatu bentuk kekuasaan perlu dilestarikan dengan cara yang efektif yaitu dengan cara mendapatkan persetujuan dari kelompok yang didominasi. Cara ini oleh seorang pemikir Italia Antonio Gramsci dinamakan hegemoni (hegemony)Hegemoni budaya dan hegemoni kapitalis dengan jelas dapat ditemukan dalam berbagai produk budaya yang diciptakan dan dikondisikan oleh kelompok dominan (penguasa) terhadap kelompok subordinat (masyarakat). Salah satu produk budaya yang sarat dengan hegemoni budaya dan kapitalis adalah perayaan hari Velentine yang dirayakan oleh masyarakat pendukungnya hampir di seluruh dunia. Perayaan Valentine ini menjadi budaya global karena dengan kemampuan intelektual dan moral, kelompok dominan mensosialisasikan sisi-sisi positif perayaan ini sehingga dengan mudah dapat diterima oleh masyarakat pendukungnya.Selain itu, pada saat yang sama, perayaan ini memberi keuntungan pada kelompok kapitalis karena dengan kekuatan modal kelompok ini mampu mengkondisikan perayaan Valentine seperti yang mereka harapkan. Produksi item-item yang di-identikkan dengan perayaan Valentine seperti; kartu, bunga, coklat, berlian, boneka, kue, sampai kepada semua pemak-pemik bemuansa pink merupakan bukti bagaimana ideologi kapitalis yang hegemonik bekerja dengan efektif.
PERGESERAN UPACARA ADAT PERKAWINAN SUKU MELAYU RENGAT Yusnuardi Yusnuardi; Zulfa Zulfa
Jurnal Ilmu Budaya Vol. 3 No. 2 (2007)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jib.v3i2.700

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pergeseran adat perkawinan suku Melayu di Rengat. Walaupun lokasi penelitian di Rengat namun penelitian ini tidak akan terlepas dari suku Melayu yang berada dimanapun. Meteode penelitian ini menggunakan metode historis dengan pendekatan kualitatif. Untuk memperoleh data baik dari sumber primer maupun skunder dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menemukan penyebab terjadinya pergeseran upacara adat perkawinan Melayu di Rengat ini adalah: pengaruh modernisasi yang berkembang saat sekarang, terjadinya pergaulan bebas, akibat pengaruh ekonomi, dan budaya gengsi yang tumbuh di dalam masyarakat.
PEMBELI ADALAH RAJA: KASUS SWALAYAN Essy Syam
Jurnal Ilmu Budaya Vol. 4 No. 1 (2007)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jib.v4i1.701

Abstract

Tidak dapat dipungkiri bahwa mall, plaza, supermarket dan pusat-pusat perbelanjaan dengan sistem swalayan seperti ini sudah bukan hal yang baru dan asing lagi bagi masyarakat di dunia, tidak terkecuali rnisyarakat Indonesia.

Page 2 of 19 | Total Record : 188